"Jangan kau lupa, anak buahku juga sedang mengarahkan senjata ke kepala Qin Qian." Jin Yun berusaha keras mempertahankan ketenangan.
An Ning tersenyum lembut. "Nona Jin, percayalah, kecepatan tanganku sama sekali tak bisa dibandingkan dengan bodyguard tingkat dua-tiga milikmu. Silakan buktikan!!"
Wajah Jin Yun memucat pasi, sementara bodyguard wanita di sampingnya mulai gemetar ringan.
Pada saat ini, An Ning bertanya dengan lembut, "Nona Qin, apakah Anda ingin aku mengambil nyawa Jin Yun di tempat ini untuk menghilangkan bahaya, atau mengikatnya untuk disiksa perlahan?"
Tubuh Jin Yun bergetar hebat, namun ia tetap berpura-pura kuat sambil mengatupkan gigi, "Seberapapun hebatnya kau, kau tetap cuma gadis kurus dan ringkih. Kau pikir kami semua ini takut padamu?"
"Benarkah?" An Ning tiba-tiba mengarahkan senjatanya ke bodyguard Jin Yun. Begitu bodyguard itu bereaksi dan mengarahkan senjata balik, An Ning sudah lebih dulu menembak dengan akurat. Lutut bodyguard itu seketika mengucurkan darah deras, membuatnya bersimpuh di lantai kayu.
Jin Yun nyaris tak menyembunyikan ketakutannya. Dalam kepanikan, ia berteriak pada bawahan bodyguard yang berdatangan, "Siapa yang bisa membunuh wanita ini untukku, akan kubayar sepuluh kali lipat dari uang muka sekarang!"
Para bawahan ini meski tahu kedahsyatan An Ning, namun tak kuasa menahan godaan uang. Satu per satu mereka mulai mengarahkan senjata ke arah An Ning...
Namun, hanya terdengar suara "Dor, dor, dor" dentuman senjata beruntun. Mereka yang mencoba menembak An Ning telah roboh seketika di lantai kayu.
Bahkan Qin Qian pun terkejut. Rupanya An Ning bukan sekadar utusan Mu Ying untuk merawatnya dan sang Ibu, tapi juga pelindung mereka. Namun kemampuan An Ning benar-benar membuatnya terdiam seribu bahasa.
"Sekarang, maukah kau menyuruh bodyguard wanitamu yang tersisa - yang sedang merintih kesakitan sambil memeluk kakinya di lantai - untuk menghadapiku?" An Ning mengarahkan kembali laras senjatanya ke Jin Yun sambil berkata.
Tatapan Jin Yun akhirnya memancarkan ketakutan. Tangannya mencengkeram erat senjata, desisannya menyembur dari celah giginya, "Semuanya sampah tak berguna!"
Qin Qian perlahan bangkit dengan dipapah Shu Lan. Sementara Miao Miao kini telah dilindungi di belakang Shu Lan dan Qin Qian.
An Ning bertanya kembali, "Nona Qin, bagaimana harus saya menghukum orang di hadapanmu yang berniat mencelakaimu ini? Saya sarankan untuk membawanya ke tempat lain agar tidak mengotori area ini lagi. Saya akan pastikan dia tak pernah bisa menyakitimu lagi."
Qin Qian berkata pada sang Ibu, "Ibu, tolong antarkan Miao Miao kembali ke vila dulu."
Shu Lan khawatir, "Serahkan Jin Yun pada An Ning. Ikutlah pulang bersama Ibu..."
Qin Qian menggelengkan kepala, "Saya masih perlu menanyai Jin Yun. Ibu antar Miao Miao saja dulu."
Jelas anak sudah terkejut, Shu Lan hanya bisa mengangguk, mengingatkan An Ning, "Kau harus menjamin keamanan Qianqian!"
An Ning berjanji, "Bibi Lan tenang, tak ada yang bisa melukai Nona Qin."
Baru kemudian Shu Lan membawa Miao Miao cepat-cepat meninggalkan padang rumput ini.
Saat padang rumput luas hanya menyisakan Qin Qian, An Ning, Jin Yun bertiga plus bodyguard wanita yang terluka tergeletak, Qin Qian perlahan mendekati An Ning, menatap dengan tegas ke arah Jin Yun, bertanya datar, "Kau tadi bilang... kau berbagai cara merancangku meninggalkan Tan Yan, maksudmu apa?"
"Kau ingin tahu? Sayang, aku takkan pernah memberitahumu——" Jin Yun tertawa mengamuk, lalu tiba-tiba mengangkat senjata, mengarahkannya ke pelipisnya sendiri.
Melihat ini, Qin Qian menyipitkan mata meninjau Jin Yun. "Benarkah kau mau mengakhiri hidupmu seperti ini?"
Jari-jari Jin Yun berhenti di pelatuk. "Masih adakah pilihan bagiku? Jangan bilang kau akan bermurah hati melepaskanku!"
"Aku danmu berbeda, urusan pembunuhan takkan kulakukan." Qin Qian menjawab demikian.
Jin Yun terkejut, tak percaya, "Kau benar-benar akan melepaskanku?"
An Ning berbisik mengingatkan, "Nona Qin, orang ini ternyata mengikutimu sampai Provence, ini membuktikan dia sudah lama merencanakan kematianmu. Jika kau lepaskan sekarang, ancaman residual tak berujung!"
Qin Ning menjawab lembut, "Kejahatannya bukan urusan kita untuk menghukum."
“Maksud Anda mengirim dia ke penjara?” An Ning bertanya.
Qin Qian mengangguk, “Aku tak mau menjadi orang yang sama sepertinya.”
“Baik, aku akan menjalankan perintah Nona Qin dengan ketat.” An Ning menjawab.
Mendengar Qin Qian hanya akan mengirimnya ke penjara, Jin Yun jelas menghela napas lega, jari-jarinya yang menekan pelatuk pistol perlahan melepas.
Saat itu, Qin Qian sampai di hadapan Jin Yun, berkata dengan tenang, “Sekarang apakah kau bersedia menjawab pertanyaanku tadi?”
Jin Yun yang selalu sombong, di detik ini masih mempertahankan harga dirinya. “Bunuh atau siksa terserah, jangan mimpi bisa membuatku bicara.”
An Ning menekan pelatuk revolver, namun peluru tak keluar dari laras, ia berkata dengan suara dingin pada Jin Yun, “Lebih baik kau jawab pertanyaan Nona Qin dengan jujur, kalau tidak, tak ada jaminan pelatuk berikutnya masih kosong!”
Jin Yun ketakutan melihat sikap An Ning, akhirnya tak bisa lagi mempertahankan harga diri dan kesombongannya, berkata, “Asalkan kau tak lagi mengarahkan senjata padaku, akan kuceritakan semua yang ingin diketahui Qin Qian secara detail!”
“Kau masih berani menawar?” An Ning mengejek, “Ketahuilah, aku bukan Nona Qin, tak punya hati yang murah hati seperti dia. Tugasku hanya melindungi Nona Qin. Jika masih nego, sekarang juga kubunuh kau!”
“Baik, baik... aku bicara.” Jin Yun akhirnya mengangkat kedua tangannya sebagai isyarat menyerah.
“An Ning，Qin Qian，“Nona Qin, kadang menghadapi orang rendahan seperti ini, Anda tak bisa menggunakan logika!”
Qin Qian mengangguk, wajah tanpa ekspresi, memandang Jin Yun. “Katakan padaku, apa maksudmu kau berusaha mati-matian membuatku berpisah dari Tan Yan?”
“Dekatkan dirimu lagi, baru akan kukatakan.” Jin Yun menjawab demikian.
An Ning murka, “Kau masih mau main akal?”
Jin Yun berkata perlahan, “Aku tidak main akal, tapi saat ini aku tak punya tenaga untuk bersuara keras, dan aku khawatir Qin Qian tak bisa mendengar jelas.”
An Ning membujuk Qin Qian, “Jangan percayai dia, pasti dia ingin main akal... Nona Qin, biar aku bawa dia ke samping untuk menerapkan beberapa cara penyiksaan yang kupelajari saat jadi pasukan khusus, aku yakin apapun yang ingin Anda ketahui, pasti bisa kusulut dari mulutnya!”
Qin Qian menggeleng ke An Ning, sementara itu, ia perlahan sudah sampai di hadapan Jin Yun.
Jin Yun agak terkejut, tak menyangka Qin Qian benar-benar berani berdiri di depannya, ia berkata, “Kau benar-benar tidak takut kalau ini cuma akal bulusku?”
Qin Qian menatap Jin Yun dengan tenang, sambil berkata, "Jika kau masih ingin hidup, kau tidak akan melakukan ini. Kecuali kau sudah tidak menginginkan nyawamu sendiri." Tak ada yang menyangka, tepat saat suara Qin Qian baru saja menghilang, Jin Yun tiba-tiba mengekang leher Qin Qian, menempelkan senjata ke pelipisnya, dan berkata dengan suara dingin, "Qin Qian, rupanya kepintaranmu justru menjerumuskanmu... Kau kira aku benar-benar takut mati di sini tadi? Kau salah. Semua ketakutanku tadi hanyalah pura-pura. Tujuannya hanya untuk meluluhkan pertahananmu. Kau kira aku takut mati? Aku beritahu, sejak aku merancang untuk memisahkanmu dari Tan Yan, aku sudah tidak peduli dengan nyawaku ini. 'Ketakutan' tadi hanyalah akal bulus agar kau yang licik ini bisa berada di hadapanku saat ini! Dan sekarang, lihatlah bagaimana Nona Ning bisa melindungimu!"
