Hanya melihat tingkat kemewahan rumah megah ini, Yin Yixin mengira kamar Mu Yifeng pasti sangat luas dengan desain mewah yang lengkap. Tapi setelah sampai di kamarnya, barulah dia tahu kamarnya ternyata biasa saja seperti kamar tamu.
“Tidak ada Barang berteknologi tinggi atau Bak Mandi besar yang melambangkan kemewahan atau sejenisnya...”
Ini hanyalah kamar sederhana, sebuah ranjang, meja komputer yang membelakangi jendela kaca, bahkan tanpa kamar ganti pakaian...
Yi Xin sama sekali tidak berani percaya ini adalah kamar Mu Yifeng.
Kepala rumah tangga melihat ekspresi terkejutnya, menjelaskan, “Mungkin karena tumbuh di panti asuhan sejak kecil, Direktur Mu tidak menyukai kemewahan. Jadi sejak awal hanya menyisakan satu kamar bercahaya baik untuk dirinya sendiri guna urusan kantor... Lainnya juga tidak kami persiapkan.”
“Kamar ini bahkan tidak sebanding dengan kamar tempat aku tinggal.” Yi Xin menyadari pemahamannya tentang Mu Yifeng semakin mendalam. Rupanya ia tidak setinggi yang terlihat selama ini.
“Benar... Inilah Direktur Mu. Sebenarnya ia adalah orang dengan syarat yang sederhana.” Kata kepala rumah tangga.
“Sungguh sulit membayangkan rupanya ia orang seperti ini.” Sambil berkata demikian, Yi Xin memasuki kamar.
Kepala rumah tangga berkata, “Aku sudah perintahkan anak buah untuk membawa Barang Nona Yin ke sini.”
Yi Xin berbalik dengan senyuman merekah. “Terima kasih, Pak Kepala Rumah Tangga.”
Dengan wajah penuh kasih, kepala rumah tangga mundur dari kamar.
Ketika kamar hanya menyisakan Yi Xin seorang diri, ia mendekati meja komputer.
Entah mengapa, memandang meja komputer ini, bayangan Mu Yifeng yang sedang menangani urusan bisnis di sini langsung terlintas di kepalanya.
Ia harus mengakui, dulu tidak mengenalnya. Hanya tahu ia adalah bintang yang bersinar terang berstatus terhormat. Kini baru sadar, rupanya ia juga orang yang sederhana tanpa hiasan dan sangat tulus serta rajin.
Tak sengaja melihat buku "Liege's Aphorisms" di meja, dia mengambilnya. Membalik beberapa halaman, ternyata penanda bukunya sudah sampai di bagian akhir. Tak bisa menahan decak kagum...
Setiap hari sibuk, tapi masih sempat membaca. Yang paling mengejutkan... Buku "Liege's Aphorisms" yang dia baca ini juga favoritnya. Padahal sebelumnya dia sudah menyelesaikan buku ini...
Sekilas buku ini berisi nasihat untuk dunia, tapi sebenarnya membahas tentang perasaan antar manusia...
Sungguh tak disangka, di balik sikap kerasnya tersimpan hati yang begitu lembut...
Karena orang yang menghargai perasaan, biasanya juga tulus dalam memperlakukan orang lain.
……
Keesokan harinya.
Yin Yixin sudah bangun sejak pagi dari sofa tunggal.
Meski semalam tidur tidak nyaman di sofa, anehnya dia merasa tenang. Aroma kayu pinus samar di kamar juga sangat harum.
Setelah bangun, Yin Yixin langsung membuka tirai jendela kamar.
Tak menyangka dari kamar ini bisa melihat semua pemandangan rumah megah sekaligus. Seketika pandangan terbuka, jiwa terasa tenang.
Tapi tiba-tiba pintu kamar sudah diketuk pelan. Suara kepala rumah tangga terdengar, "Nona Yin, apakah Anda sudah bangun?"
Yin Yixin menyadari mungkin Pasangan Mu Lao sudah datang. Segera bergegas membuka pintu.
Benar, kepala rumah tangga yang berdiri di pintu berkata dengan nada dingin, "Pasangan Mu Lao sudah tiba!"
Yin Yixin tahu kekhawatirannya. Menghiburnya, "Tenang saja, aku sudah punya cara menghadapi mereka."
Kepala rumah tangga tak punya pilihan lain harus hati-hati mengingatkan, "Mu Lao adalah rubah tua, Anda harus ekstra waspada."
"Aku tahu." Yin Yixin menjawab dengan tenang.
Kepala rumah tangga bertanya, "Apakah Nyonya sekarang akan mandi dulu lalu turun tangga, atau..."
Yin Yixin menggelengkan kepala, pupil mata jernihnya berbinar tajam, "Aku tak mau turun sekarang. Biarkan mereka menunggu satu jam."
"Ah?" Kepala rumah tangga tak mengerti.
Yin Yixin seketika membisikkan beberapa kalimat di telinga kepala rumah tangga.
Mendengar itu, senyuman merekah di wajah kepala rumah tangga. Ia memberi isyarat jempol lalu turun tangga dengan wajah berseri.
Yin Yixin buru-buru mundur ke kamar untuk mempersiapkan strategi menghadapi pasangan tua Mu.
……
Satu jam kemudian, Yin Yixin berjalan anggun dari lantai dua mengenakan gaun tidur tanpa tali yang dipadukan dengan cardigan.
Seperti diduga, sebelum menginjak anak tangga terakhir, keluhan pasangan Mu Guang sudah terdengar.
"Kepala rumah tangga, kami sudah menelepon sejak kemarin. Apakah kau tidak memberitahu Yifeng bahwa kami akan datang hari ini?" Istri Mu Guang, Dong Zhenyi, bersuara kesal.
Kepala rumah tangga terus meminta maaf, "Nyonya, Anda tentu tahu Direktur Mu jarang-jarang bisa istirahat..." Dong Zhenyi hendak melanjutkan, namun Mu Guang sudah menarik tangan istri sambil tersenyum lembut, "Watak panasmulah yang harus diubah... Yifeng sudah begitu lelah mengurus Grup Mu. Seharusnya kita maklumi..."
Sayang, anggap sebagai hadiah pernikahan dari kita untuk mereka. Aku benar-benar tak mau mengganggu pasangan muda ini di saat seperti ini."
Dong Zhenyi seketika mengganti ekspresinya menjadi lembut, dengan nada penuh kasih berkata, "Bukannya aku tak sabar ingin bertemu Yixin... Lihatlah, Yifeng sudah lama melajang, akhirnya punya pacar. Hati ini sangat lega... Jadi aku penasaran gadis seperti apa yang bisa menarik perhatian Yifeng."
Mu Guang berkata, "Koran hari ini masih memuat laporan Yifeng menemani Yixin ke pernikahan keluarga pihak ibu. Pagi ini khan sudah baca, untuk apa terburu-buru..."
Dong Zhenyi buru-buru menyela, "Orang di koran mana bisa disamakan dengan aslinya... Katanya orang di dunia nyata jauh lebih menarik daripada di koran..."
……
Yin Yixin yang baru saja turun dari anak tangga mendengar ucapan ini, dalam hati menyeringai sinis.
Istri Mu Guang rupanya juga tak sederhana...
Suaranya terdengar akrab dan lembut, tapi hasilnya seperti jarum dalam kapas...
Bilang orang di dunia nyata lebih baik dari koran?
Maksudnya penampilanku di koran jelek?
Tampaknya...
Tak hanya harus membuat tujuan mereka hari ini gagal total, dia juga perlu mematahkan ketajaman Nyonya Mu ini.
"Maaf, Paman dan Bibi, aku terlambat turun..."
Yin Yixin yang masih mengenakan sandal berlari kecil menghampiri pasangan Mu Guang, menundukkan mata besar yang tak bersalah, tersipu malu berkata.
Mu Guang dan Dong Zhenyi segera bangkit dari sofa, menghadapi Yin Yixin yang masih di usia muda, cantik, dan menggemaskan. Wajah mereka merekah senyuman menyayangi.
"Kau pasti Yixin?" suara ramah Mu Guang bertanya.
Yin Yixin mengangguk penurut, "Benar, Paman... Sebenarnya kemarin kepala rumah tangga sudah memberitahu aku dan Feng bahwa Paman dan Bibi pulang hari ini... Sayangnya... Kami berdua ketiduran~! Maaf ya!"
Mu Guang segera menjawab, "Kita kan satu keluarga, ngapain pakai basa-basi..."
Dong Zhenyi dengan lembut bersuara, "Sebenarnya kamilah yang mengganggu... Hanya karena Yifeng segera menikah, kami datang untuk melihat apa yang perlu dibantu... Selain itu aku ingin membelikanmu perhiasan sebagai hadiah pernikahan..."
Yin Yixin segera mendekat dan menggandeng Dong Zhenyi yang berpakaian mewah, penuh keintiman, "Bibi, kedatanganmu tepat waktu! Aku sedang bingung mau pakai perhiasan apa saat pernikahan. Katanya pandanganmu bagus, kebetulan bisa kasih saran..." Dong Zhenyi yang kurang terbiasa dengan keakraban ini, tetap menepuk lembut punggung tangan Yin Yixin dengan kaku, "Tenang, Bibi pasti buatmu tampil memesona di hari pernikahan nanti..."
