Menghadapi kepala rumah tangga yang telah merawatnya dengan penuh perhatian selama dua minggu ini, Yin Yi Xin tak ingin menyembunyikan kebenaran.
Menarik kepala rumah tangga duduk di sofa, ia berkata sejujurnya, "Direktur Mu kaya, ber-IQ tinggi, berpenampilan menawan... Jika bisa bersama pria seperti ini, aku yakin tak ada wanita di dunia ini yang akan menolak..."
Kepala rumah tangga tak paham bertanya, "Lalu mengapa Nona masih..."
Yin Yi Xin menarik napas dalam, tatapannya dalam-dalam, tenang bersuara, "Karena sebaik apa pun pria ini, jika bukan milikku, aku pun tak mau."
Kepala rumah tangga membeku.
Yin Yi Xin memandangnya, melanjutkan dengan tulus, "Di relung hatinya telah lama bersemayam seseorang, selama ini tak pernah berubah... Sedangkan aku, tak punya keyakinan bisa menggantikan posisi itu."
"Jadi Nona hanya tidak yakin bisa membuat Direktur Mu jatuh cinta, bukan karena tidak menyukainya, kan?" Kepala rumah tangga mengulang pertanyaannya.
Yin Yixin menghela napas lega, mengambil sebuah bantal dan merangkulnya perlahan, tatapannya membeku memandang ke depan, baru kemudian dengan nada datar berkata, "Aku harus mengakui, dia memang sangat berpesona."
Dia masih ingat pertama kali melihatnya di Rumah Bi...
Meski saat itu dia hanya tinggal sementara sebagai tutor pribadi yang diundang Su Mo untuk anaknya di Rumah Bi, namun ketika Mu Yifeng melihatnya saat itu, tak ada sedikit pun arogansi darinya. Bahkan saat melihatnya, ia akan menganggukkan kepala.
Saat itu dia belum tahu statusnya, hanya merasa anak laki-laki Bibi Shu ini memiliki aura yang begitu baik dari seluruh tubuhnya, sangat berbudaya, dan tampan...
Jujur saja, kalaupun tak sengaja berpapasan dengannya saat itu, diam-diam dia akan meliriknya beberapa kali.
Tapi, dia tak pernah menyangka akan memiliki hubungan dengannya...
Sebab meski saat itu tak tahu statusnya, dari fakta bahwa ia telah lama menetap di luar negeri dan aura mengagumkan yang terpancar dari seluruh tubuhnya, dia sangat paham bahwa pastilah ia orang yang sangat mampu...
Bagaimana mungkin orang biasa sepertinya bisa memiliki hubungan dengan pria seperti ini?
Siapa sangka, karena kebetulan yang tidak disengaja, dia malah masuk ke kamarnya...
Malam itu, entah mengapa ia mabuk berat. Yang pasti, tatapannya padanya begitu bengong, seolah salah mengenali orang...
Malam itu kondisi tubuhnya memang sedang tidak fit, tak berdaya melawan, hingga akhirnya...
Keesokan harinya, saat dia membuka mata dan melihat pria itu tertidur pulang di sampingnya, dia tak percaya dan tak tahu harus berbuat apa, akhirnya kabur ketakutan...
Setelah meminta cuti pada Su Mo, tiba di rumah, dia mengurung diri sendirian di kamar, memaksa diri untuk tidak memikirkan kejadian semalam, dan berusaha menganggap semua ini tak pernah terjadi...
Lagipula, dia tak bisa menyalahkannya sepenuhnya, ini semua karena kesalahannya sendiri masuk ke kamar yang salah.
Dia mengira Mu Yifeng juga akan menganggap ini sebagai kecelakaan belaka, karena tak perlu bertanggung jawab padanya. Tak disangka, Mu Yifeng entah bagaimana mengetahui nomor teleponnya, bahkan meneleponnya langsung...
Di telepon, Mu Yifeng meminta maaf dengan tulus dan memintanya mengajukan cara kompensasi yang diinginkan.
Saat itu, tak tahu harus bereaksi bagaimana, dia langsung menolak mentah-mentah karena menganggap ini hanya kecelakaan, bukan kesalahan siapapun...
Tapi andai saat itu dia tahu pria itu adalah Direktur Utama Grup Mu, mungkin dia akan meminta beberapa juta darinya...
Lagian orang itu sangat kaya, tak mau menerimanya berarti rugi.
Tentu saja, ini semua baru terpikir belakangan...
Setelah mendengar tanggapannya, Mu Yifeng tak banyak bicara, hanya meminta maaf lagi dengan tulis dan mengatakan jika dia berubah pikiran bisa menghubunginya lagi. Tentu saja dia tak menelepon, karena setelah tenang, dia semakin yakin jika ini kesalahan, maka ini adalah kesalahan berdua yang tak perlu diakui salah satu pihak. Apalagi bagi masyarakat modern, ini...
Bukan hal yang berarti...
Setelah itu mereka tak lagi berhubungan. Ia pun telah mengetahui statusnya, namun tetap tak terpikir untuk menghubunginya... Semula ia mengira hubungan mereka tak akan lagi bersinggungan, siapa sangka setelah lebih dari setahun, media tiba-tiba mengungkap kisah cintanya dengan Mu Yifeng, bahkan membeberkan foto dirinya membeli test kehamilan sendirian lalu ditemani Mu Yifeng ke dokter kandungan untuk pemeriksaan. Yang paling
parah, akhirnya ia justru ditinggalkan Mu Yifeng...
Ia benar-benar tak mengerti.
Awalnya ia hanya ingin membersihkan diri dari hubungan dengan Mu Yifeng, tapi malangnya saat itu ada yang memotretnya membeli test kehamilan, juga mengabadikan momen Mu Yifeng menemaninya ke rumah sakit untuk pemeriksaan kehamilan...
Ia mengakui, saat itu memang pernah membeli test kehamilan di minimarket karena menstruasinya yang terlambat membuatnya mengira dirinya hamil. Hasil test yang hanya menunjukkan satu garis pun membuatnya memutuskan ke rumah sakit demi langkah pengamanan... Jujur saja, hingga hari ini ketika Mu Yifeng tiba-tiba muncul di Vila Rufeng, ia masih tak paham bagaimana wartawan bisa mendapatkan foto Mu Yifeng menemaninya pemeriksaan kehamilan. Soalnya saat itu ia sama sekali tak menghubungi Mu Yifeng, bahkan tak ada interaksi...
…
Tapi, kemunculan mendadak Mu Yifeng di Vila Rufeng hari ini membuatnya menyadari kedalaman siasat pria ini...
Yaitu—
Meski ia menolak ditemani melalui telepon, nyatanya Mu Yifeng sama sekali tak percaya.
Ia selalu menyuruh orang mengawasi dia, jadi setiap gerak-geriknya diketahui.
Mungkin saat dia pergi membeli test kehamilan, bawahannya sudah melapor, lalu ia terbang secara pribadi dari Prancis ke Kota C...
Meski tak terlihat dalam pandangannya, ia tetap pergi ke rumah sakit.
Dia tak tahu, andai saat itu benar hamil, apakah ia akan memaksanya melakukan pengangkatan, atau malah menyuruhnya melahirkan. Yang pasti, di balik layar, kendali mutlak ada padanya...
Hanya saja ia sendiri tak menyangka akan ketahuan direkam kamera, lalu ada yang membongkar urusan mereka...
Tapi jujur saja, sekarang dia bisa memahami alasan pengawasan ketat terhadap gerak-geriknya saat itu...
Lagipula sebagai orang kaya selevel itu, kewaspadaan memang diperlukan.
Jadi ya...
Untuk saat ini, sifatnya masih terbilang cukup baik. Selama bukan orang licik seperti Twilight yang mau menjebaknya, ia tetap rendah hati.
Lalu pria seperti ini, mana mungkin tak punya pesona yang memikat...
Sejujurnya, andai tak ada orang yang disukainya di relung hati, mungkin sekarang dia akan mencoba...
Harus diakui, bisa saling mencintai dan bersama orang seperti ini pasti jadi keberuntungan terbesar seumur hidup. Sampai di sini, Yi Xin tersenyum lembut sebelum melanjutkan, "Kepala rumah tangga, aku tahu orang yang ia cintai benar-benar hebat, sementara aku dan dia bagai langit dan bumi... Jadi aku punya kesadaran diri, lebih memilih tak memulai demi menghindari luka hati di kemudian hari."
。”
Kepala rumah tangga sepertinya mulai mengerti maksud Yin Yixin. Ia menghela napas panjang dengan pasrah, "Tapi apakah Direktur Mu tidak akan menikah seumur hidup? Ia pasti harus melahirkan penerus untuk keluarga Mu!"
Yin Yixin mengulurkan tangan menyentuh bahu kepala rumah tangga, dengan nada bercanda, "Kepala rumah tangga, tidakkah Anda tahu sekarang ada ibu pengganti?" Kepala rumah tangga langsung tertawa terhibur, "Aku khawatir meski Direktur Mu mau, anggota keluarga Mu pasti tidak akan setuju..."
