Mu Yifeng melirik Yin Yixin, matanya berbinar-binar.
Yin Yixin tak paham maksudnya, merenung dalam hati.
Saat itu Mu Yifeng sudah berada di hadapan Ye Meiyan, penuh hormat berkata, “Ibu, maaf, aku terlambat.”
Ye Meiyan sama sekali tidak kesal, malah berseri-seri melihatnya, “Yixin bilang kau sibuk, kalau sibuk tidak perlu datang... Dasar... Cepat duduklah!”
“Mu Yifeng dengan patuh duduk di kursi, berkata lembut, "Perusahaan memang ada urusan mendesak yang harus kuselesaikan... Tapi hari ini adalah hari menemani Yi Xin kembali ke rumah orang tua, tentu aku harus datang."
Melihat kesopanan Mu Yifeng, Ye Meiyan tersenyum menganga. "Bagus, kau duduk dulu... Aku akan membuatkan teh khusus untukmu."
"Ibu, tidak perlu..."
"Harus, harus." Ye Meiyan antusias menyahut, "Cicipi teh buatan tanganku ini."
"Ibu benar-benar tak perlu repot-repot..."
"Tidak apa... Teh buatan ibuku memang enak, kau cicipi saja pasti tahu." Yin Yixin tiba-tiba menyela.
Mu Yifeng pun membiarkan Ye Meiyan pergi ke dapur menyiapkan teh.
Saat ruang tamu hanya tersisa Mu Yifeng dan Yin Yixin, Yin Yixin memandangnya curiga, "Untuk apa kau datang?"
Mu Yifeng menatapnya dalam-dalam. "Bukankah sudah kusuruh kepala rumah tangga memberitahumu, tunggu aku pulang baru bersama-sama mengunjungi ibumu?"
"Ah?"
Mu Yifeng menghindari pandangannya, wajah dingin membeku. "Sudah kuingatkan berulang kali, kau harus menjadi Nyonya Direktur Mu yang sempurna, dan patuh padaku. Selain itu, kau bebas melakukan apapun." Yin Yixin kesal mendengarnya, "Direktur Mu, kau tahu aku juga berharap kau menemani hari balik pengantin ini. Tapi pagi-pagi sudah ke perusahaan... Mana kusangka kau mau menemaniku? Kukira
kau tak peduli!"
“Memutar balik fakta.” Mu Yifeng menyapu pandangan ke arah Yin Yixin.
Yin Yixin mendengus halus, “Memang dari awal... Aku tahu kalau pulang sendiri mungkin akan dikritik orang, tapi apakah di hari kembali ke rumah ibu, kalau kau tak menemaniku, aku tak akan datang menemui mamaku?”
“Kepala rumah tangga tak memberitahumu?” Mu Yifeng menatap dalam-dalam ke arah Yin Yixin.
“Aku tak melihat kepala rumah tangga... Aku khawatir kau tak mengizinkanku kembali sendirian, jadi aku diam-diam kabur...” gumam Yin Yixin lirih.
Ekspresi Mu Yifeng sedikit tak senang. “Sebagai Nyonya Direktur Mu, kau diam-diam kabur dari rumah. Jika dilihat pelayan, bukankah reputasi Nyonya Mu akan tercoreng karena tak beraturan?”
“Aku tahu, tapi hari ini pasti harus kembali. Kalau tidak, mama pasti akan tenggelam dalam pikiran.” Yin Yixin menjelaskan.
Mu Yifeng menarik kembali tatapannya. “Intinya, tak mau ada lagi tindakan tak beraturan seperti ini di lain kali.”
“Kalau begitu, apakah setiap langkahku harus kulaporkan padamu?” Yin Yixin tersulut emosi memuntahkan kalimat.
Mu Yifeng menanggapi dengan datar, “Tak perlu melapor setiap langkah. Sudah kukatakan, syaratku hanya kau menjadi Nyonya Direktur Mu yang baik... Hal seperti hari ini yang memancing dugaan orang luar tentang hubungan suami-istri kita, sebaiknya jangan diulangi.” Yin Yixin memutar otak pintarnya, “Baik, mulai sekarang aku akan berhati-hati, sama sekali tak membiarkan orang luar mengkritikku sebagai Nyonya Mu, juga tak membuat mereka mencurigai hubungan kita... Tapi sebagai Nyonya Mu yang baik, apakah aku berhak...”
Bisa seperti wanita elite dan wanita kaya lainnya, sekadar pergi ke SPA, beli perhiasan, beli tas dan pakaian……”
Mu Yifeng menoleh, menatap dalam-dalam Yin Yixin, lalu menjawab tegas, “Tentu!”
Ekspresi Yin Yixin langsung berseri, tak percaya bertanya, “Kau serius?” Sebenarnya dia cuma sedang membantah, tak menyangka ia benar-benar setuju……
Namun Yin Yixin tak menduga, Mu Yifeng dengan tenang melanjutkan, “Tapi, saat kau ke SPA, kau harus janjian dengan wanita elite lokal Prancis. Pakaian dan tas yang kau beli hanya boleh dipakai, bukan milikmu.”
Senyum Yin Yixin langsung menghilang. “Direktur Mu, apa maksudmu ini?”
Nada Mu Yifeng tetap datar, “Tidak ada maksud khusus. Ini aturan keluarga kaya besar.”
Yin Yixin membeku.
Keluarga kaya punya aturan seperti ini?
Tapi, sepertinya memang benar……
Dia ingat sebuah liputan berita tentang miliuner super di Kota X. Setelah bercerai, sang istri hanya dapat uang perpisahan, semua barang mewah sebelumnya tak boleh dibawa……
Ternyata penampilan mewah para wanita elite itu cuma kulitnya saja……
Tapi kalau bisa mempertahankan cinta si miliuner, barang-barang itu mungkin bisa dianggap milik mereka……
Memikirkan ini, Yin Yixin bergumam lirih, “Harus kuakui, orang kaya benar-benar jago akuntansi.”
Mu Yifeng kembali menarik tatapannya, berkata datar,"Ingat, jika tak mau mengundang masalah, bertindaklah rendah hati sebagai Nyonya Direktur Mu."
Yin Yixin akhirnya mengunci mulutnya. Tak ada lagi protes, hanya dalam relung hatinya telah memaki Mu Yifeng berkali-kali dengan keras.
Saat itu Ye Meiyan telah membawa teh yang telah diseduh dengan rapi.
Wajah tampan Mu Yifeng seketika dihiasi senyuman penuh hormat. "Sulitnya Ibu..."
……Yin Yi Xin memandangi Mu Yifeng yang munafik ini, tak tahan memakinya lagi dalam relung hati. Tapi melihat sang Ibu masih terus tersenyum menganga, diam-diam dia tetap berterima kasih atas kedatangan pria itu hari ini.
……Sepanjang perjalanan pulang, rasa ingin tahu membuat Yin Yi Xin tak kuasa bertanya pada pria yang sedang menutup matanya dengan wajah kaku di sampingnya. "Sebenarnya... aku penasaran, bukankah hanya keluarga Mu Guang yang selalu melawanku di kaum kami keluarga Mu? Sekarang kau sudah menjatuhkan
Mu Guang, seharusnya kau lebih tenang, kenapa kau masih bekerja dengan hati-hati seperti ini?"
“Kaum kami keluarga Mu adalah keluarga besar. Sejak aku mengambil alih semua perusahaan Grup Mu, setiap anggota keluarga Mu mengincarku dengan rakus. Jika aku melakukan sedikit kesalahan, akan langsung dikritik oleh keluarga.” Mu Yifeng menjawab.
“Tapi meski mereka mengkritikmu, itu tidak akan mempengaruhimu, bukan begitu?” Yin Yixin bertanya dengan bingung. Mu Yifeng tiba-tiba membuka mata, kedalaman matanya terlihat sepi, lalu berkata,”Bagi seluruh anggota keluarga Mu, meski aku memiliki darah Mu, pada dasarnya aku bukan anak dari istri resmi, hanya bisa dianggap orang luar... Jadi, sekali aku banyak menerima
kritikan, mereka akan bersatu memaksaku menyerahkan posisi nahkoda keluarga Mu, lalu Mu Xuji akan naik ke posisi itu secara legal.”
Yin Yixin terkejut,”Jika mereka benar-benar bersatu, bisakah mereka memaksamu menyerahkan posisi itu?”
Mu Yifeng menyipitkan mata secara samar,”Kau pikir bagaimana?”
Yin Yixin menggelengkan kepala, menunjukkan ketidakpahaman, dan kembali mengungkapkan keraguan dalam hatinya,”Bukankah kau sang nahkoda? Kewenangan seharusnya ada di tanganmu? Meski mereka bersatu, tak mungkin bisa mengalahkanmu, bukan?” Mu Yifeng menjelaskan dengan lembut,”Sejak era kakekku, nahkoda keluarga Mu memiliki hak penuh atas semua perusahaan dan usaha milik keluarga. Namun bahkan kakekku saat di posisiku dulu,
tak bisa bertindak semau hati. Karena meski nahkoda punya hak menguasai, mereka tak bisa menerapkannya sampai level operasional...”
“Mengapa harus begitu?” Yi Xin merasa kebingungan. Mu Yifeng memberikan penjelasan, “Karena semua usaha dan bisnis milik keluarga Mu, dipegang oleh anggota keluarga kami. Contohnya Mu Guang, ia menguasai sebagian saham Grup Mu. Ada juga bisnis minyak kami di luar negeri, lalu ada sepupu perempuan saya yang menguasai semua industri kasino keluarga Mu... Artinya, meski semua ini menjadi milikku, sebenarnya mereka yang mengendalikan. Setiap tahun mereka hanya memberi tahu angka keuntungan yang ingin mereka ketahui olehku, padahal itu cuma sehelai bulu sapi dari laba sebenarnya.”
