"Nyonya, di dalam lemari besi ada racun CRX. Jika benar Direktur Mu yang mencuri buku catatan, mustahil beliau bisa keluar tanpa cedera... Saat itu kami semua melihat kondisi Direktur Mu baik-baik saja." Pu Qiuping berkata dengan serius.
Mu Sui merenung dalam-dalam. "Lalu siapa sebenarnya yang mencuri buku catatan itu? Dan bagaimana mungkin dia bisa keluar tanpa cedera?"
Pu Qiuping mengerutkan alisnya. "Ini kesalahanku yang tidak bisa melacak orang ini... Tapi yang membuatku bingung juga, bagaimana mungkin orang ini bisa lolos tanpa terluka?"
“Racun CRX akan terlepas bersamaan dengan terbukanya pintu lemari besi... Selama mencuri buku catatan keuangan, mustahil tidak keracunan... Bahkan jika orang itu bisa melarikan diri dari kantor, pasti takkan bisa keluar dari gedung ini.” Mu Sui merasa sangat bingung.
“Benar... Anehnya, kami sudah memeriksa seluruh gedung tapi tidak menemui orang mencurigakan ini.” Pu Qiuping berkata.
Mu Sui memegang dahinya dengan cemas, “Sekarang masih belum jelas apakah hilangnya buku catatan terkait Yifeng. Jika benar Yifeng yang menyuruh mencurinya, urusan ini akan jadi rumit!”
“Tapi jika buku catatan tidak ada di tangan Direktur Mu, situasi mungkin lebih parah!” Pu Qiuping mengingatkan dengan hati-hati.
Tatapan Mu Sui tiba-tiba menjadi dingin, “Kau benar. Jika buku catatan tidak ada di tangan Yifeng, ini benar-benar masalah besar!” Pu Qiuping memberi isyarat agar semua bodyguard mundur untuk terus mencari bayangan mencurigakan, lalu berkata, “Jika buku catatan sampai ke polisi, dengan omzet harian kasino yang mencapai ratusan juta, operasi kita pasti akan dihentikan. Apalagi jika polisi melakukan investigasi mendalam...
, seluruh bisnis perjudian kita di Amerika Selatan mungkin akan diperiksa!”
Mu Sui menggosok pelipisnya dengan gelisah. “Aku tahu... Jadi jika sekarang buku catatan ada di tangan Yifeng, setidaknya aku masih bisa bernapas lega. Yifeng takkan mungkin menyerahkannya ke polisi dan memaksa kita ke jurang.”
Pu Qiuping mengangguk setuju, “Tapi selama buku catatan belum ditemukan, posisi kita tetap lemah...”
Mu Sui merenung dengan seksama, setelah lama, berkata dengan tenang, "Kalau begitu... nanti kau beri tahu Yifeng dan Yixin, aku mengundang mereka ke kediamanku, malam ini mereka harus datang."
Pu Qiuping merenungkan ucapan itu, "Nyonya ingin menguji kabar dari Direktur Mu?"
Mu Sui menyipitkan mata, suaranya dingin, "Sekarang sudah tidak ada cara lain... setidaknya pastikan dulu apakah buku catatan hutang ada di tangan Yifeng."
"Baik, segera kulaksanakan." Setelah berkata demikian, Pu Qiuping bergegas mundur pergi.
Mu Sui mendesah panjang, tubuhnya yang lemas menyandar ke sandaran kursi.
……
Kasino.
Setelah Pu Qiuping pergi, Yin Yixin mesra bersandar di bahu Mu Yifeng, berpura-pura merajuk, berbisik bertanya, "Direktur Mu, tiba-tiba bibi sepupumu mengundang kita ke kediamannya, apa tujuannya?"
Mu Yifeng tetap tenang, terus mengamati kartu yang dibagikan dealer, menjawab lembut, "Dia hanya ingin menguji apakah barang yang hilang ada di tanganku."
"Jadi, barang ini sangat penting bagi bibimu?" Yin Yixin penasaran.
Mu Yifeng menjawab dengan tenang, "Apa itu tak perlu kau tahu... kau hanya perlu bekerja sama, pura-pura tidak tahu apa-apa."
"Ya."
Tiba-tiba ponsel Mu Yifeng berdering.
Yin Yixin mendengar, mengangkat kepala dari bahu Mu Yifeng, tanpa sengaja melihat nomor telepon dan tanda tangan yang terpampang di layar ponsel, tak tahan menyindir, "'Ruo Xin'? Direktur Mu, hubunganmu dengan Sekretaris Cen cukup mesra ya!"
Mu Yifeng mengabaikan topik ini dari Yi Xin, langsung menekan tombol penerimaan.
Karena berada sangat dekat, Yi Xin bisa mendengar percakapan mereka.
Cen Ruoxin melapor, "Direktur Mu, Mu Suji sudah sampai di Santiago, Anda harus sangat berhati-hati."
"Ya." Ekspresi Mu Yifeng sama sekali tidak menunjukkan perubahan.
"Maaf, saya tidak bisa mengetahui rencana Mu Suji. Tapi saya tahu kali ini dia punya rencana yang sangat matang, mungkin ingin menggunakan Mu Sui untuk melawan Anda."
"Ruoxin, tidak perlu khawatir." Mu Yifeng tidak banyak bicara, hanya mengucapkan beberapa kata ini.
Cen Ruoxin akhirnya tidak melanjutkan, tapi jelas sangat khawatir dengan Mu Yifeng. Sebelum menutup telepon, dia tak tahan berkata, "Saya akan menunggu Anda kembali."
"Ya." Mu Yifeng menjawab singkat dengan satu kata.
Cen Ruoxin memutuskan sambungan telepon.
Mu Yifeng juga menurunkan ponsel dari telinganya.
Entah mengapa, mendengar dialog antara Mu Yifeng dan Cen Ruoxin, hati Yi Xin terasa tidak enak.
Karena hubungan antara Mu Yifeng dan Cen Ruoxin tidak seperti atasan dan bawahan, lebih mirip sahabat lama. Mu Yifeng sepertinya sangat mempercayai Cen Ruoxin.
"Mu Suji sudah datang. Apa Anda punya rencana?" Tidak mau tenggelam dalam pikiran, Yi Xin memaksa diri memikirkan hal lain.
Mu Yifeng mengambil segenggam chip di depannya, menaruhnya di telapak tangan Yi Xin. Sambil menatapnya, dia bertanya, "Kau mengkhawatirkanku?"
“Aku……” Yi Xin tiba-tiba lidah kelu, lama baru menyusun kalimat, “Siapa…siapa yang khawatir padamu…Aku cuma takut tiga ratus juta aku hangus…Lagi pula kau mati…Aku mau menagih hutang sama siapa.”
Mu Yifeng tersenyum, tak melanjutkan bicara.
Yi Xin menggenggam erat chip transaksi di tangannya, menahan napas memandangi Mu Yifeng. Melihatnya penuh keyakinan, pasti sudah ada rencana matang di kepalanya?
Sialan!
Mengapa dia begitu khawatir pada pria ini?
Hari ini bahkan sudah menumpahkan begitu banyak air mata untuknya...
Apa yang sebenarnya terjadi padanya?
……
Sepanjang perjalanan menuju kediaman Mu Sui di San Diego, Yi Xin tetap tak mampu melawan kegelisahan di relung hati, seluruh dirinya dilanda kecemasan.
Dia sangat takut aktingnya terbongkar, nanti ketahuan oleh Mu Sui, sehingga bisa menyulitkan dirinya dan Mu Yifeng...
Tapi yang tak disangka Yi Xin, tiba-tiba Mu Yifeng mengulurkan tangan menggenggam tangannya, telapak hangatnya erat membungkus genggaman.
Yi Xin terpana sesaat, membeku memandangi Mu Yifeng.
Di mata pria itu tak ada bekas sinis seperti di kasino atau ketegangan di rooftop tadi, tatapan lembutnya bagai cahaya senja musim panas, suaranya pun penuh kelembutan.
“Percayalah, aku di sini bersamamu.”
Yin Yixin tak pernah membayangkan dirinya akan tenggelam karena suara seseorang. Dalam sekejap mata, dia sampai lupa diri memandangi wajah tampannya, tenggelam dalam-dalam di pupil hitam pekatnya.
Mu Yifeng menarik kembali pandangannya ke kaca depan mobil, melanjutkan, "Aku yakin kau bisa memainkan peranmu dengan baik. Aku percaya padamu." Yin Yixin tersentak, menyadari tindakannya barusan. Rasa canggung menyelinap. "Graaah... Tenang saja, demi 300 juta itu aku takkan membiarkan diri melakukan kesalahan." Dia menunduk. Di detik ini, bahkan dirinya sendiri tak tahu mengapa tiba-tiba
tak berani menatapnya.
Mungkin karena takut ketahuan getaran di relung hatinya saat ini. "Sandiwara malam ini menentukan apakah kita bisa meninggalkan Santiago dengan lancar, juga apakah aku bisa merebut kembali industri perjudian Amerika Selatan dari tangan Mu Sui. Jadi, kau harus sempurna." Bola mata Mu Yifeng terperangkap dalam perenungan, cahaya suram
tercecer. Yin Yixin mengangkat kepala, menarik napas dalam-dalam, tatapannya teguh. "Tenang saja, aku sama sekali takkan melakukan kesalahan."
