"Sederhana saja, dia ingin mendapat keuntungan dari kedua belah pihak." Mu Yifeng menjawab dengan datar.
"Keuntungan dari kedua belah pihak?" Yi Xin menunjukkan keraguan, "Bagaimana caranya?"
"Coba pikir... Jika Mu Xuji langsung menggunakan Mu Sui untuk melawanku, yang bisa dihancurkannya hanya aku. Tapi jika dia menghancurkan aku terlebih dulu, lalu menggunakan buku catatan di tanganku untuk menyingkirkan Mu Sui, bukankah itu sekaligus menyelesaikan dua masalah?" Mu Yifeng menjelaskan.
Yi Xin mengangguk kagum, berkomentar haru, "Keluarga Mu memang ahli skenario!"
Saat itu, Mu Yifeng menoleh dan melirik Yi Xin.
Yi Xin mendongakkan wajah, "Ada apa?"
"Tidak, hanya merasa nada bicaramu terdengar merendahkan." Mu Yifeng berkata serius.
Yi Xin tersenyum lembut, cepat-cepat mengalihkan topik dengan penurut, "Direktur Mu salah paham... Ucapan tadi merendahkan Mu Xuji, tapi memuji Anda."
Mu Yifeng menggeleng geli. "Sebelumnya tak kusadari kau juga punya sisi menggemaskan."
“……” Yi Xin membantah, “Itu karena kau tidak mengenalku… Aku kan masih gadis yang baru saja lulus dari sekolah, tentu saja masih ada kekanak-kanakan dalam diriku.”
Mu Yifeng tak lagi menjawab, tatapannya kembali terjebak dalam perenungan.
Yi Xin pun tak lagi bercanda, berkata tulus, “Untuk menghadapi Mu Xuji yang menyandera Sekretaris Cen sebagai ancaman nanti, apakah kau sudah punya strategi?”
“Tidak.” Jawab Mu Yifeng dengan tenang.
“Tidak?” Yi Xin menarik napas dingin. “Direktur Mu, lalu untuk apa kau mengajakku ikut tadi? Biasanya kau tidak semudah ini diajak bicara.”
“Sekarang mau mundur?” Alis Mu Yifeng berkerut, menoleh ke arahnya.
Yi Xin bergumam pelan, “Kau sendiri tadi tidak menjelaskan… Kalau tahu ini misi Pahlawan Menyelamatkan Kecantikan, untuk apa aku ikut?”
“Jadi lain kali ikuti saja perintahku tanpa bertanya, mengerti?” Mu Yifeng berkata lembut namun tegas.
“Rupanya tadi kau sengaja menuruti keinginanku, agar aku patuh padamu di kemudian hari?” Keluh Yi Xin dengan nada kesal.
“Benar.”
“……”
Bibir tipis Mu Yifeng kembali bergerak, “Bisa menyetir?”
Yi Xin mengangguk ragu, “Bisa… tapi hanya belajar di kampus. Tak pernah benar-benar nyetir di jalan.”
“Cukup… Dengan kepintaranmu, menyetir bukan masalah.” Mu Yifeng menutup pembicaraan.
Yi Xin bertanya bingung, “Kenapa tiba-tiba tanya soal bisa nyetir?”
Mu Yifeng menjawab dengan tenang, "Kau ingat, nanti apapun yang terjadi, kau harus tetap diam di mobil. Jika sesuatu terjadi padaku, kau harus menyetir pergi sendiri."
Yi Xin terkejut. "Direktur Mu, kau tidak sedang bercanda denganku kan?"
"Apakah aku terlihat sedang bercanda?" Mu Yifeng membalas bertanya dengan nada dingin.
Yi Xin membeku menyandarkan diri di sandaran kursi, berkata dengan gugup, "Tidak... kau masih punya begitu banyak keinginan yang belum tercapai, bisnis keluarga besar yang perlu kau kelola. Kau pasti tidak akan membiarkan dirimu celaka, kan?"
Mu Yifeng sedang bersiap menjawab, tiba-tiba supir taksi menginjak rem secara refleks, membuat Yi Xin terlempar ke depan...
Dengan refleks cepat, ia memeluk Yi Xin, membuatnya terjatuh ke dalam pangkuannya, sehingga tidak menabrak kursi depan.
Setelah sadar, Yi Xin hendak menegur supir, baru menyadari di depan kaca depan mobil berdiri pria asing tinggi besar yang memegang senjata.
Yi Xin gemetar ketakutan, secara naluriah ingin mundur. Ketika tubuhnya menyentuh daging tebal yang kokoh, barulah ia sadar saat ini berada dalam pelukan Mu Yifeng.
Mu Yifeng memberikan setumpuk uang dolar ke supir, lalu berkata dalam bahasa Inggris lancar, "Mobil ini sekarang milikku. Pergilah!"
Supir yang sudah ketakutan setengah mati oleh pria bersenjata itu, langsung menerima uang dan lari keluar mobil seperti dikejar setan.
Ketika hanya tersisa Mu Yifeng dan Yi Xin di dalam mobil, Mu Yifeng melepas Yi Xin, dengan nada bicara tegas bertanya, "Apa kau ingat ucapanku tadi?"
Tubuh Yi Xin sedikit gemetar tak terkendali. Gambar berbahaya ini mengingatkannya pada pengalaman di toko perhiasan Kota C sebelumnya. Dengan ketakutan dia berkata, "Aku seharusnya tidak mengambil untung 300 juta ini..."
Mu Yifeng malah menyunggingkan sudut bibirnya dengan santai, "Sekarang kau menyesal sudah terlambat!"
Setelah berkata demikian, Mu Yifeng langsung membuka pintu mobil dan turun.
Yi Xin menggulung tubuh di kursi, namun matanya menatap tajam bayangan Mu Yifeng yang tegang.
……
Begitu turun, Mu Yifeng langsung dihadang senjata. Kemudian Cen Ruoxin yang disandera muncul di hadapannya, disusul Mu Xuji.
Meski masih di mobil, karena jendela terbuka, Yi Xin bisa mendengar jelas percakapan mereka.
"Saudara, kau memang berani... Tahu ini perangkap masih berani datang sendirian!" Mu Xuji berpura-pura hormat.
"Langsung ke inti. Bagaimana syaratnya untuk membebaskan Ruoxin?" Suara Mu Yifeng dingin tanpa basa-basi.
Saat ini, jantung Yi Xin seolah mau keluar dari tenggorokan...
Dari nada suaranya, Yi Xin bisa membayangkan ekspresi datar Mu Yifeng dengan tatapan elang yang menusuk.
Mu Xuji tertawa terbahak-bahak, lalu berkata, "Tak kusangka Kak masih seorang yang romantis... Padahal sudah memiliki istri tercinta, masih mengincar sekretaris."
"Bicaralah." Nada dingin Mu Yifeng menunjukkan tak mau membuang waktu dengan omong kosong Mu Xuji. Ekspresi Mu Xuji berubah cepat, senyuman di wajahnya lenyap seketika, memandang Cen Ruoxin dengan tatapan tanpa ampun sambil berkata, "Harus kuakui, wanita ini benar-benar mencintaimu... Demi dirinya, berani bercinta denganku untuk mendapatkan kepercayaanku...
...Sayangnya wanita ini tolol, mengira trik kecilnya bisa menipuku?"
Mulut Cen Ruoxin dilakban, sama sekali tak menghiraukan ucapan Mu Xuji, hanya terus menggelengkan kepala ke arah Mu Yifeng, jelas memberi isyarat agar Mu Yifeng tak usah peduli padanya...
Tapi sejak Mu Yifeng datang menyelamatkan Cen Ruoxin ke sini, pasti tak akan meninggalkannya. Dengan tenang ia berkata pada Cen Ruoxin, "Aku tak akan membiarkanmu celaka."
Cen Ruoxin semakin keras menggeleng, tatapannya penuh permohonan...
Mu Yifeng tak menjawab lagi, pandangannya kembali mengarah ke Mu Xuji. "Sebutkan syaratmu untuk melepaskannya."
"Baik, tak akan kuberbelit-belit..." Wajah Mu Xuji dipenuhi kepercayaan diri dan kesombongan, sudut bibirnya melengkung membentuk kurva jahat, dengan datar berujar, "Serahkan buku catatan keuangan yang kau dapat dari Mu Sui padaku, maka akan kubebaskan Cen Ruoxin."
"Sesederhana itu?" tanya Mu Yifeng.
Mu Xuji kembali mengaitkan sudut bibirnya, berkata perlahan, "Tentu tak sesederhana ini... Kak, kuharuskan kau meninggalkan nyawamu di sini!"
Mendengar itu, Cen Ruoxin semakin keras menggelengkan kepala, berusaha melepaskan diri dari dua bawahan Mu Xuji yang sedang menahannya. "Baik! Aku akan berjalan ke sasaran senjatamu, menyerahkan buku catatan keuangan ini langsung... Tapi sebelum itu, lepaskan Ruoxin!"
