"Tak masalah." Jawaban Mu Xuji singkat dan tegas.
Mu Yifeng segera mengeluarkan buku catatan keuangan dari belakang, menunjukkan bahwa ia sudah bertindak sesuai perintah Mu Xuji.
Mu Xuji tersenyum berkata, "Bawalah buku itu kemari, secara otomatis akan kulepaskan Cen Ruoxin!"
Tanpa ragu, Mu Yifeng mulai melangkah.
Namun tak disangka, Yin Yixin tiba-tiba turun dari mobil, suaranya bergetar marah, "Mu Yifeng, kau mau mati konyol begitu saja? Lalu hutangmu padaku, harus kutagih ke siapa?"
Mu Yifeng jelas tak menyangka Yin Yixin akan turun. Alisnya berkerut dalam saat menjawab, "Kau pilih uang atau nyawa?"
Yin Yixin malah langsung menghampiri Mu Yifeng, berkata lantang, "Tidakkah kau tahu orang materialistis bisa mempertaruhkan nyawa demi uang?"
Wajah Mu Yifeng berubah dingin.
Yin Yixin kini sudah berada di samping Mu Yifeng, meski wajahnya pucat jelas terlihat karena ketakutan.
Mu Yifeng mengeluarkan suara muram, "Sepertinya perkataanku lagi-lagi kau abaikan..."
“Yi Xin menghabiskan semua keberanian di tubuhnya, mengumpulkan nyali dan berkata, "Bagaimanapun kita juga pernah menjadi suami-istri, aku takkan hanya diam melihatmu dalam bahaya!"
“Kau——”Bibir tipis Mu Yifeng terkunci erat membentuk garis lurus.
Yi Xin melihat kemarahan Mu Yifeng, senyuman merekah di wajahnya. "Kenapa, apa kau sekarang khawatir akan keselamatanku? Jangan-jangan kau mulai peduli padaku?"
“Ke atas mobil!!” Mu Yifeng mengatupkan gigi dan berkata.
Tak disangka, Yi Xin justru memanfaatkan momen kemarahan Mu Yifeng ini untuk merebut buku catatan keuangan dari tangannya.
Adegan ini membuat semua orang terpaku, bahkan melampaui dugaan Mu Xuji sehingga wajahnya langsung menjadi suram.
“Apa yang kau lakukan?” suara dingin Mu Yifeng mengejar.
Yi Xin tak menjawab. Dengan buku catatan di tangan, ia berjalan menghampiri Mu Xuji. Di detik ini pun ia tak mengerti dari mana datangnya keberanian seperti ini.
Mu Xuji juga tak bisa menebak maksud Yi Xin, hanya menyorotinya dengan tatapan dingin.
Baru setelah berdiri tepat di hadapan Mu Xuji, Yi Xin berkata perlahan, "Sekarang buku catatan ada di tanganku. Ini berarti skema licikmu, sepupu, telah gagal... karena kau tak mungkin lagi menyakiti Mu Yifeng."
“Benarkah?” Mu Xuji menyipitkan mata, meragukan perkataan Yi Xin. Yin Yixin tersenyum lembut, "Kenapa kau meragukanku, sepupu? Kau pasti tahu, meski bawahanmu sedang mengarahkan senjata ke Mu Yifeng sekarang, tapi bawahanmu itu bisa ditembak mati kapan saja. Karena di sekitar Mu Yifeng selalu ada penghadang tak terlihat
yang melindunginya... Dia bahkan pernah menggunakan penghadang itu untuk melindungiku!"
Mu Xuji mencibir sinis. Yin Yixin tetap tenang melanjutkan, "Berhentilah berpura-pura... Kalau bukan karena tahu ini, untuk apa kau memaksa Mu Yifeng mengantar sendiri buku keuangan ke hadapanmu? Kau tahu ada penghadang yang diam-diam menjaganya. Jika kau tak menyuruhnya mendekat,
kau takkan bisa membunuhnya sendiri, orang lain sama sekali tak bisa melukainya..."
Mu Xuji menyeringai, "Nona kecil, kau memang pandai bercanda... Jika benar ada penghadang di sekitar Mu Yifeng, lalu bagaimana mungkin aku bisa melukainya?"
"Karena kau tahu para penghadang itu takkan menembakmu." Kata Yin Yixin sambil tersenyum.
Mu Xuji berpura-pura bingung, "Mengapa?"
"Sudah jelas. Sekretaris Cen ada dalam genggamanmu. Jika mereka menembakmu, anak buahmu akan langsung membunuh Sekretaris Cen... Dan kau sangat tahu, Mu Xuji ingin menyelamatkan Sekretaris Cen!" Analisa Yin Yixin dengan tenang.
Mu Xuji tiba-tiba tepuk tangan riuh menggema, di matanya terpancar penuh hormat yang hanya berpura-pura baik. "Harus kuakui, kakak ipar. Kebijaksanaanmu melampaui perkiraanku sebelumnya terhadapmu."
Yi Xin tiba-tiba membuat wajahnya dingin, sambil berkata, "Langsung ke inti... Sekarang kau pasti tidak bisa bunuh Mu Yifeng lagi, hanya tersisa dua keputusan untukmu.”
"Oh, dua keputusan apa?" Mu Xuji bertanya penuh minat.
Yi Xin hendak bersuara, namun tak disangka, suara dingin yang menyeramkan dari Mu Yifeng sampai ke telinganya, "Kau kembali ke mobil sekarang, dengar?"
，，，，。，，，“，，，，……，
"Kau bunuh Sekretaris Cen, penghadang Mu Yifeng yang bersembunyi dalam kegelapan akan tembak mati kau. Ini sama saja kau menukar nyawamu dengan nyawa Sekretaris Cen..." Mu Xuji yang mendengar kabar ini sama sekali tidak menunjukkan perubahan emosi. Wajahnya tetap lemah lembut, namun mata yang dalam tak terukur itu sambil berkata dengan rileks: "Nona, saat kau mempertaruhkan nyawa keluar untuk melindungi Mu Yifeng, mungkin kau tidak menyadari bahwa nyawamu sekarang ada di..."
“Di tangan……jadi, aku masih punya pilihan ketiga, yaitu langsung membunuhmu……menggunakan nyawamu untuk menukar nyawaku.”
“Kau tidak akan melakukan itu. Kau begitu menghargai nyawamu sendiri, masih ingin membalaskan dendam ayahmu, masih ingin merebut posisi Mu Yifeng. Bagaimana mungkin kau rela mengorbankan nyawamu sendiri?” Yi Xin tersenyum berkata. “Nona, mungkin kau salah paham……” suara lembut Mu Xuji terdengar, “Tahukah kau, sejak saat kau turun dari mobil, rencanaku sudah kacau karena aku tak menyangka kau bisa begitu nekat demi Mu Yifeng sampai mengabaikan
nyawa……Jadi, tiba-tiba menjadi pihak pasif ini, nasibku sekarang hanya satu: mati di ujung senjata para penghadang milik Mu Yifeng!”
“Aku hanya ingin tiga miliarku……Kau tahu tidak ada perasaan antara aku dan Mu Yifeng, tapi aku mencintai uang……Kalau aku tidak melindungi Mu Yifeng, tiga miliar yang dijanjikannya padaku akan hilang, jadi aku lebih memilih mengambil risiko!” jawab Yi Xin.
Mu Xuji tersenyum merendahkan, melanjutkan, “Kalau akhirnya harus mati, kenapa aku tidak memilih membawamu pergi daripada Cen Ruoxin? Lagipula, Cen Ruoxin pernah dekat denganku, ikatan Seratus Hari Suami-Istri Semalam!”
“Kenapa kau tidak memilih opsi pertama?” Yi Xin sedikit terkejut. Tatapan Mu Xuji tetap teguh saat berkata, “Kau sama sekali tidak mengenal Mu Yifeng……Kau kira dengan menyerahkan buku catatan hutang padaku dan melepaskan Cen Ruoxin, dia akan membiarkanku? Sayang……dia tidak akan. Dia ingin menghadapi Mu Sui, tentu tidak akan membiarkan buku catatan itu jatuh ke
"Di tanganku, jadi dia harus memilih antara Cen Ruoxin mati bersamaku atau kau mati bersamaku. Intinya...dia takkan sama sekali memberiku buku catatan keuangan!"
Mendengar ini, wajah Yin Yixin pucat pasi. Secara refleks ia menoleh memandangi Mu Yifeng.
Ia menyelidiki tatapannya, ingin memastikan apakah demi buku catatan itu, Mu Yifeng tega mengorbankan nyawanya dan Cen Ruoxin...
Namun, tatapan dingin Mu Yifeng tak memberi respons apapun.
Hati Yin Yixin berdebar kencang, tubuhnya mulai kaku. Ia merasa perkataan Mu Xuji mungkin benar...Di saat itu, Mu Xuji kembali bertanya penuh minat, "Nona, menurutmu, apakah Mu Yifeng lebih ingin kau mati bersamaku atau Cen Ruoxin mati bersamaku?"
