"Ini..." Mo Xin yang mengikuti dari belakang bingung. "Apa Mu Xuji sudah membebaskan Sekretaris Cen?"
Mu Yifeng menyipitkan mata, menatap punggung Cen Ruoxin yang sunyi. Tiba-tiba sorot matanya menjadi muram. Detik berikutnya ia berbalik badan.
Mo Xin yang kebingungan bertanya, "Direktur Mu, ini..."
Mu Yifeng sama sekali tak menjawab Mo Xin, langkah perginya sangat cepat.
Namun, tepat saat Mu Yifeng hendak memasuki lift, suara rendah Cen Ruoxin terdengar, "Feng, kau jangan pergi... Sudah terlambat!"
Langkah Mu Yifeng tiba-tiba berhenti. Wajah tampannya yang berada dalam bayangan terlihat dingin dan suram, dari celah giginya terpancung, "Jika Yi Xin ada urusan, aku tak akan membiarkanmu!"
Mendengar itu, Cen Ruoxin secara refleks memutar tubuh, berteriak ke arah Mu Yifeng, "Kau benar-benar jatuh cinta pada Yi Xin... Mu Yifeng, aku ingat dulu kau pernah bilang langsung padaku bahwa kau tak akan lagi terlibat dalam urusan perasaan!"
Mu Yifeng tak lagi menghiraukan Cen Ruoxin. Ia langsung melangkah pergi.
Tak disangka, Cen Ruoxin malah berlari menghadang di hadapan Mu Yifeng tepat saat ia hendak masuk lift. Tubuh ringkihnya menghalangi jalan Mu Yifeng, kedua tangannya terbentang menahan langkahnya.
Mu Yifeng dingin membeku, menatapnya dengan muram. "Kau terlalu mengecewakanku!"
Mata Cen Ruoxin menggenangkan air mata, tapi ia berusaha menahan diri. Dengan sedih ia tersenyum, "Feng, dulu aku tak pernah mengecewakanmu. Tapi apa yang kudapatkan?"
Mu Yifeng menyipitkan matanya, sorotan dingin di balik matanya telah kehilangan kesabaran yang semestinya, mengeluarkan kata-kata dengan nada menusuk, "Minggir!" Cen Ruoxin tak bergeming, wanita itu tetap tertawa pilu dengan tatapan tak berkedip memandang wajah tampan Mu Yifeng, melanjutkan bicara dengan suara lembut penuh makna, "Yang kudapat darimu adalah pemecatan, penolakanmu atas perasaanku... Tentu saja
Perasaan tak bisa dipaksakan, aku tak menyalahkanmu. Tapi kau sendiri pernah bersumpah tak akan lagi terlibat percintaan, kini kau justru jatuh cinta pada Yi Xin... Mengapa? Katakan padaku mengapa? Di bagian mana aku kalah dari Yi Xin?"
"Mo Xin!" Amarah yang terpancar dari mata Mu Yifeng menandakan habisnya kesabaran, perintahnya bergema dingin, "Singkirkan dia dariku!"
Meski Mo Xin belum sepenuhnya memahami situasi, tak ada keraguan dalam menjalankan perintah Mu Yifeng. Tangannya langsung merengkuh kedua pergelangan Cen Ruoxin, menarik tubuh wanita itu ke samping. Cen Ruoxin yang terkekang tangan oleh Mo Xin pertama-tama tertawa terbahak-bahak penuh kepedihan, lalu berhenti melawan, tersenyum bahagia, "Pergilah, temui wanita pujaan hatimu... Tapi kuingatkan, saat kau bertemu lagi dengannya, yang akan kau lihat hanyalah jenazah
!"
Wajah Mo Xin berubah pucat, suaranya membeku, "Apa maksudmu?"
Cen Ruoxin sama sekali tak menghiraukan Mo Xin. Tatapannya tertuju pada Mu Yifeng yang telah masuk lift, terus tertawa seperti orang gila.
Mo Xin dengan kasar mendorong Cen Ruoxin hingga jatuh ke lantai kayu, baru kemudian mengikutinya berlari masuk ke lift.
Dengan kecepatan tertinggi keluar dari hotel, masuk ke mobil, setelah menghubungi nomor telepon Yi Xin berkali-kali namun tak kunjung diangkat, wajahnya dingin bagaikan es.
Mo Xin yang sudah menyadari bahaya mengancam Yi Xin bertanya khawatir, "Direktur Mu, ke mana kita harus mencari Nyonya?"
Mu Yifeng tidak segera menjawab. Jelas ia sedang merenung.
Mo Xin pun tak berani bertanya lagi. Ia tahu di saat seperti ini Mu Yifeng membutuhkan ketenangan.
Detik berikutnya, Mu Yifeng akhirnya bersuara dengan datar dan dingin, "Kembali ke rumah keluarga."
"Kembali ke rumah keluarga?" Mo Xin terkejut, berkata dengan wajah penuh keterkejutan, "Direktur Mu, bukankah kita harus menyelamatkan Nyonya? Apakah Nyonya berada di tangan Mu Xuji?"
Mo Xin sudah mulai memahami alur peristiwa ini.
Cen Ruoxin sengaja memancing Mu Yifeng ke Hotel Intercontinental Flagship di sini dengan alasan diri sendiri dalam bahaya, sementara Mu Xuji pergi ke Hotel Intercontinental Annex tempat Yi Xin menginap dan membawanya pergi...
Dengan kata lain, Cen Ruoxin sengaja menyusun jebakan untuk balas dendam atas "pengkhianatan" Mu Yifeng...
Dan sekarang, Yi Xin berada dalam cengkeraman Mu Xuji dengan kondisi yang tidak diketahui.
"Apakah Mu Xuji akan mendengarkan perintah Cen Ruoxin? Ia hanya ingin mendapatkan keinginannya. Sebelum itu terpenuhi, Yi Xin tidak akan ada masalah!" Mu Yifeng mengeluarkan ucapan yang terkesan tak terkendali,
Mendengar itu, Mo Xin baru sedikit lega, sibuk menjawab, "Hamba akan segera menyuruh orang ke hotel untuk memeriksa kamera pengawas, harus melacak jejak Mu Xuji..."
"Ya."
……
Di waktu yang sama, di dalam mobil rumah mewah lengkap dengan peralatan, Yi Xin diikat di kursi, mulutnya dibungkus lakban, tangan juga diikat di sandaran kursi dengan selotip.
Tak jauh di hadapannya, Mu Xuji duduk di sofa kulit asli merah, menikmati anggur merah dengan santai, terlihat penuh keyakinan akan kejadian yang akan terjadi.
Yi Xin tak bisa bicara, hanya bisa terus menggoyang-goyangkan kursi di bawahnya. Mungkin terganggu oleh suara ini, Mu Xuji akhirnya bersuara, "Kau tebak, apakah Mu Yifeng akan datang menyelamatkanmu?"
Yi Xin tak bisa menjawab, hanya menggelengkan kursi sebagai protes.
Mu Xuji meneguk anggur merah, lalu melanjutkan dengan santai, "Kurasa dia pasti datang... Dan apapun syarat yang kuajukan, dia pasti menyetujuinya!" Entah bagaimana Yi Xin berhasil melepaskan lakban di mulutnya, setelah beberapa kali menarik napas dalam-dalam untuk menenangkan diri, dengan amarah ia berteriak, "Mu Xuji, kau benar-benar kehilangan kemanusiaan! Kau kira dengan menyanderaku, kau bisa mengendalikan Mu Yifeng dari...
Apa? Kuberitahu, akhirnya kau takkan mendapatkan apapun! Karena Mu Yifeng sama sekali takkan mau dikendalikanmu hanya karena aku!"
“Benarkah?” Mu Xuji akhirnya mengangkat wajah, mata phoenix-nya yang indah melirik Yin Yixin, berkata dengan rileks, “Gadis bodoh, rupanya kau belum tahu perasaan Mu Yifeng padamu... Kau benar-benar lambat menangkap isyarat!”
Yin Yixin menyerah bergulat, menatap Mu Xuji dengan dingin, berkata datar, “Meski pemikiranmu salah, tapi baik juga kau berpikir demikian... Setidaknya kau sedang menyia-nyiakan waktu, dan meski Mu Yifeng tak bisa menyelamatkanku, dia tak akan tunduk pada kendalimu!”
“Maksudmu dia pasti tak akan datang menyelamatkanmu?” Mu Xuji tersenyum tipis membalas bertanya.
Yin Yixin berkata serius, “Tidak, dia pasti akan datang. Karena dia menganggapku sahabat, tapi keinginanmu mengancamnya untuk merebut posisi nahkoda Grup Mu itu hanyalah mimpi kosong!”
Pak, pak, pak... Mu Xuji telah meletakkan anggur merahnya sambil bertepuk tangan, “Rupanya kau tak hanya cantik, tapi juga cerdas... Harus kuakui, selera Mu Yifeng memang bagus. Kepintaranmu tak kalah dengan Cen Ruoxin, tapi kau terlalu
idealis, sementara Cen Ruoxin licik dan egois. Pantas Mu Yifeng tak menyukainya tapi memilihmu...” “Sudah kukatakan, perhatian Mu Yifeng padaku murni karena kami mitra bisnis. Tak ada perasaan di antara kami. Jika kau bermimpi memanfaatkanku untuk merebut posisi nahkoda Grup Mu, kau benar-benar bodoh!” Ucapan ini meski merupakan upaya penyelamatan diri Yin Yixin...
"Kalimat, namun juga relung hati terdalam darinya." Mu Xuji akhirnya berhenti bertepuk tangan, ia menatap Yi Xin, tersenyum, lalu mengeluarkan ponsel dari saku jasnya, berkata penuh makna pada Yi Xin, "Kalau kau tak percaya, lebih baik aku membuatmu menjadi hantu yang mengerti, membuatmu mendengar langsung perhatiannya padamu?"
