Tapi arak dan kacang itu tidak langsung diminum oleh Master Qingfeng. Setelah mengayunkannya di hadapanku, dia segera menyimpannya kembali. Dia membawaku belok ke jalan tempat ular dan ayam-ayam itu diletakkan. Pertama-tama, dia mengikat paruh lima ayam jantan besar di kandang dengan benang merah yang dibawanya untuk mencegah mereka berkokok dan menakuti nenek tua itu.
“Shisan, tahukah kamu mengapa aku meminta Kepala Li mencari begitu banyak ayam dan ular?” Master Qingfeng menoleh dan bertanya padaku.
Aku melirik ayam-ayam yang paruhnya sudah diikat itu dan menjawab, “Ayam bersifat Yang, bisa menangkal energi Yin jahat. Makanya Shifu minta Kepala Li menyiapkan banyak ayam. Tapi fungsi ularnya aku tidak tahu.”
Master Qingfeng menatapku dan berkata, "Kamu benar. Karena ayam jago bersifat Yang, dapat mengendalikan semua energi jahat dan hantu yang bersifat Yin di dunia ini. Meski aku tak tahu pasti apa sebenarnya nenek tua itu, tapi pasti dia takut pada kokokan ayam jago. Dia juga pasti bisa merasakan energi Yang kuat dari tubuh ayam-ayam ini sehingga tidak berani mendekat. Itulah sebabnya aku meminta Kepala Li mendatangkan begitu banyak ular. Ular bersifat Yin, saling bertentangan dengan Yang. Dengan jumlah sepuluh kali lipat ditempatkan di samping kandang ayam, energi Yang dari tubuh ayam-ayam ini akan tersamarkan. Dengan begitu, si nenek tua itu baru mungkin menemukanmu."
"Menemukanku? Mengapa dia harus mencariku?" tanyaku pada Master Qingfeng.
“Pertama, kamu memiliki Yin Yang Yan abnormal. Jika darah kehidupan di tubuhmu dihisap habis, itu jauh lebih kuat daripada menghisap seratus pria. Yang kedua…” Master Qingfeng sengaja menggantung penjelasan di sini.
“Yang kedua apa?” Aku bertanya dengan panik.
Master Qingfeng tidak langsung menjawab. Dari tas ranselnya, ia mengeluarkan tabung kayu dan mengeluarkan beberapa batang dupa hitam. Setelah menyalakan dan menancapkannya di pinggir jalan, ia berdiri sambil menepuk bahuku: “Yang kedua adalah Dupa Pemanggil Arwah ini! Dengan godaan ganda dari Yin Yang Yan abnormal-mu dan dupa ini, malam ini si nenek pasti datang!”
Aku memandangi beberapa batang dupa yang menyala di lantai, bertanya pada Master Qingfeng dengan wajah penuh tanda tanya: "Shifu, kenapa Guru tidak masuk ke gedung bimbingan belajar yang bermasalah ini untuk mengeluarkan sang nenek?"
“Kamu bodoh ya, gedung ini sudah lama tidak ada orang, apa yang bisa kamu pancing di sana?” Master Qingfeng menatapku.
“Oh, kalau begitu... kapan nenek tua itu datang?” Aku bertanya sambil melirik sekeliling dengan waspada.
“Kurantara antara Hai Shi dan Zi Shi.” Master Qingfeng menjawabku.
“Shifu sengaja ya? Bagaimana aku tahu jam berapa Hai Shi dan Zi Shi itu?” Aku sangat curiga Master Qingfeng sengaja menggunakan istilah ini untuk terlihat berpendidikan.
“Sekitar pukul 9 malam sampai 1 pagi.” Master Qingfeng mengeluarkan koin tembaga dari tasnya dan memberikannya padaku:
“Simpan baik-baik ini.”
“Apa ini?” Aku menerima koin itu.
“Uang Penekan Peti Mati, bisa sedikit menekan energi Tao di tubuhmu. Sekarang kamu sudah belajar Teknik Pemurnian Diri, tubuhmu pasti membawa aura Tao. Untuk meningkatkan keberhasilan, pakai koin ini sementara. Aku akan menyusun formasi di sini.” Setelah berkata demikian, Master Qingfeng tiba-tiba menghela nafas dan bertanya padaku sambil menatap langit malam: “Shisan, menurutmu mana yang lebih menakutkan, nenek penghisap darah atau manusia?”
“Tentu nenek tua itu lebih menyeramkan.” Jawabku tanpa pikir panjang.
“Kamu salah. Manusia zaman sekarang sudah berubah, semakin mengerikan. Buka berita online, penuh dengan pembunuhan, pemerasan, perkelahian, pemerkosaan. Kekejaman metode kejahatan mereka bahkan lebih mengerikan daripada hantu, membuat orang merinding tidak tega melihatnya.
“Dari perebutan kekuasaan politik dan kolusi pejabat-pengusaha di atas, hingga kemewahan material dan kerusuhan massa di bawah, bahkan sampai pertengkaran berdarah karena masalah memberi tempat duduk di bus. Ditambah polusi udara dan sumber air yang merajalela, sungguh tak terbayangkan lingkungan hidup kita sudah sedemikian buruk dan mengerikan. Seolah banyak orang tak takut hukum sebab-akibat karma, terus menerus menciptakan karma buruk, membuat masyarakat jadi kejam dan penuh darah. Semakin tidak layak untuk ditinggali. Shisan, menurutmu nenek penghisap darah itu yang menyeramkan, atau kita sendiri?” Master Qingfeng menggelengkan kepala sambil menatapku.
Mendengar perkataan Master Qingfeng, aku langsung bingung harus menjawab apa. Benar juga, sebenarnya mana yang lebih menakutkan: nenek penghisap darah itu atau diri kita sendiri?
"Sudah, jangan dipikirkan. Aku mulai menyusun formasi. Kamu tunggu di bawah tiang listrik itu sampai nenek itu datang." Master Qingfeng menunjuk ke arah belakangku.
Kulihat ke arah yang ditunjuknya. Benar, sekitar 20-30 meter di depan ada tiang listrik. Lampunya sudah lama mati. Untung ada cahaya bulan terang begini, kalau tidak pasti repot.
“Ngomong-ngomong, Shisan, kamu harus ingat. Kalau nenek tua itu datang, begitu melihat dia langsung lari ke area formasi yang sudah kubuat ini. Aku taruh kandang ayam di tengah formasi. Begitu masuk formasi, segera lepas tali di paruh ayam jantan dalam kandang. Sisanya serahkan padaku.” Master Qingfeng berpesan padaku.
“Baik. Tapi Shifu, jarak ini tidak jauh tapi juga tidak dekat. Kalau aku belum sampai ke formasi ini sudah ditangkap nenek tua itu gimana?” Aku pernah lihat di film, vampir bisa lari mengejar mobil. Apa aku bisa lebih cepat?
“Bukankah aku sudah memberimu kertas jimat? Kalau kau ditangkap, tempelkan kertas itu ke tubuhnya lalu terus lari.” Kata Master Qingfeng.
“Oh iya. Shifu, formasi apa yang kau buat ini?” Tanyaku penasaran sambil melihat Master Qingfeng yang sedang sibuk menggambar dengan bubuk sinabar di tanah.
Master Qingfeng merapikan posturnya lalu menjelaskan: "Formasi Lima Matahari, salah satu dari 49 formasi Maoshan. Sekarang aku belum tahu pasti makhluk apa nenek tua itu. Lebih baik bersiap matang, hari ini kita habisi dia sampai tuntas."
“Siap!” Jawabku sambil berjalan menuju tiang listrik itu.
Sampai di bawah tiang listrik, aku menoleh ke arah Master Qingfeng. Kulihat dia memegang beberapa batang kayu yang ditempatkan di lima sudut "Formasi Lima Matahari".
Tiba-tiba muncul sebuah lentera tembaga di tanganku, lalu kusimpan di sebelang sangkar ayam.
"Shisan, jangan ke mana-mana! Aku akan bersembunyi dulu. Ingat, jika melihat nenek itu, langsung lari ke dalam formasi ini!!" Setelah mengucapkan itu, Master Qingfeng melompati tembok dan menghilang dalam sekejap di kegelapan malam.
Seketika seluruh jalan ini hanya menyisakan aku sendiri. Karena dua kasus kematian aneh yang terjadi berturut-turut di sekitar sini, banyak orang takut keluar malam hari. Suasana sekitar sunyi senyap membuatku gelisah.
Sebelum Master Qingfeng pergi, rasa takutku belum begitu menjadi. Begitu dia pergi, ketakutan yang kupendam selama ini langsung menjalar kembali.
Mataku terus melirik ke sekeliling, khawatir nenek jahat itu muncul tiba-tiba dari sudut yang tak terlihat. Sekarang teringat lagi rekaman CCTV yang kulihat sebelumnya, bulu kudukku meremang. Mengapa nenek penghisap darah itu memakai jas hujan merah dan membawa payung hitam?
Semakin kupikirkan, semakin takut. Dalam hati kubicara: "Cari topik lain, alihkan perhatian!" Tapi di lingkungan seperti ini, dengan atmosfer mencekam, apalagi tahu bahwa ada nenek penghisap darah yang bisa muncul kapan saja, mana mungkin perhatianku bisa dialihkan?
Demikianlah waktu berlalu detik demi detik dalam kegelisahanku.
Setelah sekitar sepuluh menit lebih, tiba-tiba kurasakan angin dingin berhembus dari ujung jalan belakang. Tiupannya membuatku menggigil.
Menahan ketakutan dalam hati, aku menoleh ke belakang dan tidak melihat apa-apa.
Tapi tepat ketika aku baru saja menoleh kembali, aku melihat ayam-ayam jago dalam sangkar di tengah formasi Lima Matahari yang jauh. Meski tak bisa berkokok, bulu-bulu mereka semua berdiri tegak! Seolah melihat sesuatu yang menakutkan!
Bersamaan, angin dingin itu kembali berhembus dari belakangku. Aku buru-buru menoleh lagi, hanya melihat jalanan sepi tanpa seorang pun. Angin jahat itu pun menghilang setelah aku menoleh...
Ini... kenapa bisa begini? Jangan-jangan nenek penghisap darah itu sudah datang? Aku memandang jalanan di belakang dengan perasaan tak tentu, tanpa sadar merogoh kertas jimat pemberian Master Qingfeng dan menggenggamnya erat.
Sekitar lima enam menit kemudian, dari ujung jalan di sudut pojok tiba-tiba terdengar suara langkah kaki, sangat pelan dan tidak teratur, sama sekali tidak seperti jalanan orang normal.
Dia datang??
Jantungku berdebar kencang, mata tak berkedip menatap ujung jalan.
