Melihat pemandangan ini, jantungku serasa mau copot. Telapak tanganku mulai berkeringat. Hantu merah ini sebenarnya makhluk apa?!
Tapi hantu merah yang datang ini pasti bukan mengajakku main mahjong tiga kurang satu. Hampir pasti dia mengincar Yin Yang Yan-ku yang abnormal.
Master Qingfeng pernah bilang, karena Yin Yang Yan abnormal ini, konstitusi tubuhku berubah. Menghisap darahku bisa mempercepat peningkatan kemampuan hantu dan zombie.
Memikirkan ini, genggaman tangan pada tali mo dou semakin kencang. Sekarang aku sudah kehabisan Bubuk Sinabar dan Fu Pengusir Hantu Zichen Wujia. Hanya ini satu-satunya benda penangkal energi jahat. Mau efektif atau tidak, tetap harus dipakai.
Hantu merah itu tetap diam di tempat. Masih menunduk. Aku sama sekali tak bisa melihat wajahnya, apalagi menebak niatnya. Terpaksa bersabar menghadapi kebuntuan ini.
Semoga dia terus diam seperti ini. Kalau sampai pagi, aku pasti aman.
Seiring waktu, keringat di wajahku perlahan mengalir ke mata, membuat mataku perih tak tertahankan. Tapi aku harus menahan diri, bahkan tidak berani berkedip sedikit pun, khawatir jika aku berkedip, hantu perempuan itu akan langsung menerkamku!
Tekanan psikologis ini, ditambah dengan suasana sekitar, membuatku semakin ketakutan.
Apa sebenarnya yang diinginkan hantu perempuan ini? Apakah dia ingin menghancurkan mentalku? Itukah sebabnya dia berdiri diam di hadapanku?
Tepat ketika pikiran itu muncul, tiba-tiba hantu perempuan itu mengangkat kepala dan menatapku. Saat kepalanya terangkat, rambut hitam yang menutupi wajahnya perlahan tersibak, memperlihatkan wajah tanpa kulit yang penuh darah.
Di wajahnya, sepasang mata putih bengkak menonjol keluar. Seluruh wajahnya berlumuran darah. Pemandangan ini membuat seluruh tubuhku merinding, karena darah terus mengalir dari wajahnya - bukan hanya darah, tetapi juga cairan kuning kental.
Dalam cahaya api unggun, pemandangan ini membuat bulu kudukku meremang. Wajahnya seolah-olah dikuliti dengan pisau tajam, lebih mirip sepotong daging babi berdarah yang baru dipotong di talenan!
Saat angin bertiup dan cahaya api menyinari, bahkan kulihat beberapa belatung putih bergerak-gerak di wajahnya, pemandangan yang sangat menjijikkan dan mengerikan!
Setelah melihat wajah hantu perempuan berjubah merah, aku menahan dorongan ingin muntah, tak berani sedikitpun lengah menatap hantu berjubah merah di depanku.
Ini benda sialan apa sebenarnya?! Zombie atau hantu Yin?!!
Dasar sialan! Apapun dia, pasti bukan makhluk baik! Jangan sampai lengah, hati-hati adalah kunci keselamatan abadi.
"Creek!" Suara aneh keluar dari tubuh hantu merah itu. Dia menatapku sambil mundur perlahan ke bayangan gelap di belakangnya. Karena api unggun tak bisa menjangkau area itu, hantu itu langsung menghilang, hanya menyisakan jejak kaki berdarah yang membuat jantungku berdebar...
Dasar nenek moyang sialan! Hantu merah ini main apa denganku?! Tiba-tiba muncul, tiba-tiba pergi lagi? Main petak umpet?!
Meski dia mundur, aku tahu pasti dia belum pergi jauh. Masih di sekitar sini, cuma tak terlihat. Udara dingin menusuk masih menyelimuti sekelilingku.
Air mata sapi ini masih ada kekurangan. Andai punya fungsi penglihatan malam! Di tempat ini, begitu keluar dari jangkauan api unggun, sama sekali tak bisa melihat apa-apa.
Situasi sekarang sangat merugikanku. Pertama, senjata satu-satunya untuk melawan hantu itu cuma benang moyang di tanganku. Kedua, tempat ini sepanjang tahun tak terkena sinar matahari, energi Yin sangat kuat. Hantu di sini pasti levelnya tinggi.
Aku siagakan 120% konsentrasi, terus memantau sekeliling untuk mengantisipasi hantu itu tiba-tiba muncul.
“Kekeke...” Suara tawa jahat penuh hawa pembunuhan terdengar dari belakangku. Aku berbalik ketakutan, tapi hanya melihat jejak darah dua garis di lantai. Kegelapan kosong menyelimuti.
Sial! Hantu perempuan ini licik. Dia main taktik psikologis, ingin membuatku panik. Situasi kami sekarang seperti kucing mengejar tikus - tak buru-buru dimakan, tapi diajak bermain dulu.
Harga diriku tercabik. Amarah membara di dada. Tiba-tiba bau busuk menyengat menusuk hidung dari arah tak jelas.
Bau itu semakin menyengat, seperti daging busuk. Perlahan kusadari... sumbernya datang dari... ATASKU!!
Bulu kudukku berdiri. Kuangkat kepala - wajah berdarah tanpa kulit menggantung di depanku! Mata jahatnya menyala-nyala menatapku!!
“Bangsat!!” Teriakku sambil mengayunkan tali mo dou di tangan kiri ke wajahnya.
Tali itu menyambar wajah hantu. Dia menjerit kesakitan dan mundur cepat, meski tak ada luka berarti.
“Kau daoshi?!” Hantu berbaju merah itu bersuara serak, matanya menyipit curiga.
“Aliran Longhu, Lin Muxin!” Aku langsung menyebut nama sekte, berharap menggunakan reputasi besar Aliran Longhu untuk menakuti hantu perempuan di depanku. Semoga dia mengurungkan niat, sementara nama yang kusebutkan bukan namaku sendiri melainkan nama bajingan tak tahu malu Lin Muxin. Sejak kecil aku sering mendengar orang tua di desa bercerita bahwa jika hantu mengingat nama seseorang, mereka akan terus mengganggunya. Jangan-jangan nanti hantu ini membenciku, lebih baik suruh dia cari Lin Muxin dulu.
Memikirkan ini, aku tak bisa menahan diri memberi diri sendiri jempol atas kecerdikanku.
“Aliran Longhu?... Para daoshi bau dari Aliran Longhu kalian pantas mati!!!” Mendengar perkataanku, hantu perempuan itu tertegun sejenak sebelum wajahnya berubah drastis. Dengan nada penuh kebencian dan dendam, dia menerjang ke arahku seperti ingin bertarung habis-habisan!!
Saat itu aku benar-benar ingin mati. Awalnya ingin menakut-nakuti hantu ini dengan menyebut nama Aliran Longhu, tapi malah membuatnya semakin murka.
Sudah terlanjur, tak ada jalan mundur. Aku mengeratkan gigi dan kembali mengibaskan benang tinta Mo Dou ke tubuh hantu itu. Benang itu menghantam tubuhnya, tapi dia sama sekali tidak menghindar. Dengan jeritan melengking, sepasang cakar runcing berkatup hitam menusuk ke arah dadaku.
"Melihat ini, aku cepat-cepat berguling di tempat dan bersembunyi di samping. Belum sempat bangun dari tanah, tiba-tiba pandanganku gelap. Angin kencang bau busuk menyapu wajahku."
"Dengan refleks, aku mengangkat kedua lengan untuk melindungi wajah. Seketika kekuatan dahsyat menghantam lengan dan dada, membuat tubuhku terlempar ke belakang."
"Saat mendarat, aku tergeletak dengan perut mual-mual. Tenggorokan terasa manis, darah segar memancur dari mulutku!"
"Dasar hantu perempuan ini kekuatannya gila!!"
"Kekeke..." Hantu itu tertawa jahat sambil menerjangku lagi.
"Secara refleks, tangan kananku mengayun. Pisau belati di tanganku menyambar wajah hantu itu. Gerakan ini murni insting bertahan hidup."
"Tapi yang terjadi berikutnya membuatku terpana. Pisau itu menyala ketika menyentuh wajah hantu, bilah hitamnya berpendar merah, langsung melempar hantu itu jauh."
"Astaga! Ternyata pisau dari Master Lu ini benda sakti. Mungkin dia sengaja meninggalkannya karena khawatir meninggalkanku sendirian."
"Mengingat status Master Lu sebagai Tiga Zhenren Aliran Longhu, pasti ini bukan pisau biasa. Aku benar-benar dapat harta karun!"
Ternyata meski Master Lu terlihat sangat dingin di luar, seolah hidup matiku sama sekali tidak ada hubungannya dengannya, namun di dalam hatinya justru bertolak belakang dengan penampilannya.
Orang baik.
Sementara hantu perempuan itu mengambang dari tanah, terus memandangku dengan tatapan penuh kebencian dari kejauhan, tak berani mendekat. Di wajah merah darahnya muncul bekas luka pisau yang dalam, sampai sekarang masih mengeluarkan asap putih...
