“Hehe, aku benar-benar tak menyangka anak ini menyimpan harta karun seperti ini di tubuhnya. Ini benar-benar kejutan tak terduga, sekaligus memukul dua burung dengan satu batu!! Roda fengshui berputar, hari ini akhirnya giliran Cheng Jiangran!!” Cheng Jiangran menyeringai dingin ke arahku, kulitnya yang semula putih perlahan berubah menjadi kemerahan secara seram. Tubuhnya bergerak cepat, kembali menerjang ke arahku!
Melihat Cheng Jiangran berlari ke arahku, aku tak berani lengah sedikit pun. Segera kuhunus Pisau Naga Lilin dan Burung Feniks di tanganku untuk menghadapinya. Pisau belati itu kuhunjamkan dengan kuat ke arah dadanya.
Cheng Jiangran menggeser postur tubuhnya dengan lincah, menghindari seranganku. Dengan gerakan berantai, ia mengarahkan tinjunya ke dadaku!
Kecepatannya terlalu cepat, aku sama sekali tidak bisa menghindar. Setelah menerima pukulan dari Cheng Jiangran, tubuhku terpental mundur beberapa langkah. Seluruh organ dalam terasa seperti diaduk-aduk, hampir muntah.
Sebelum sempat memulihkan diri, Cheng Jiangran sudah mengejarku lagi. Tapi baru beberapa langkah berlari, tiba-tiba tubuhnya berhenti kaku. Matanya memandang penuh ketakutan ke arah belakangku.
Melihat ekspresi Cheng Jiangran yang aneh, aku tertegun sebentar lalu cepat-cepat menoleh ke belakang. Aku melihat gumpalan energi hitam raksasa yang tanpa kusadari telah menyebar di belakangku, semakin pekat dan membesar...
Di seberangku, Cheng Jiangran memandang gumpalan energi hitam yang terus membesar itu. Raut wajahnya mulai berubah, mulutnya gemetar tak terkendali. Dengan suara serak ia berteriak: "Jangan-jangan... kultivasi seribu tahunmu sudah pulih?!"
"Mau mencoba?" Suara dingin An Rushuang menggema dari dalam gumpalan energi hitam, mengguncang sekeliling hingga membuat kewarasanku limbung.
Mendengar ucapan An Rushuang, Cheng Jiangran langsung lunglai dan bersujud di hadapannya:
"Ti... tidak berani! Hantu Suci kasihanilah nyawa hamba! Hamba... hamba tidak sengaja melanggar, segera hamba pergi." Cheng Jiangran tetap bersujud dengan kepala menunduk, suaranya gemetar ketakutan.
"Pergi! Jangan pernah muncul lagi di hadapanku!" Suara An Rushuang penuh hawa pembunuhan keluar dari gumpalan energi hitam.
"Baik! Hamba segera pergi!" Bahkan sebelum selesai bicara, Cheng Jiangran telah bangkit dan lari tunggang-langgang ke ujung jalan.
Aku melihat Cheng Jiangran pergi hingga bayangannya hilang dari pandangan. Setelah itu, gumpalan asap hitam di belakangku perlahan menghilang, dan sosok An Rushuang muncul darinya sebelum terjatuh ke tanah.
Melihat hal itu, aku segera berlari mendekat, mengangkatnya dari tanah dan memeluknya erat-erat.
"Rushuang, Rushuang! Apa yang terjadi denganmu?!" tanyaku gugup sambil menatap An Rushuang yang matanya terkatup rapat.
An Rushuang perlahan membuka matanya setelah kuguncang-guncang, tersenyum lemah padaku. Suaranya lirih: "Shisan, sejak lahir kamu memiliki konstitusi tubuh dan naluri kehidupan yang unik, ditambah Yin Yang Yan yang langka. Dunia ini dipenuhi hantu licik dan manusia berhati ular. Sebelum memiliki pedang pelindung, kau harus ekstra waspada. Jika aku harus meninggalkanmu, jaga dirimu baik-baik..."
Mendengar perkataannya yang terdengar seperti perpisahan, dadaku serasa diremas-remas. "Rushuang, kenapa kau? Kau baik-baik saja kan? Kau tidak akan pergi dariku, kan?!" Air mataku meleleh melihatnya yang kesulitan sekadar membuka kelopak mata.
An Rushuang tersenyum getir. "Shisan, ada satu rahasia yang kusembunyikan selama sembilan tahun. Sekarang ingin kuungkapkan."
"Rahasia apa?" tanyaku dengan suara tersedu-sedu.
“Kamu masih ingat waktu kita pertama kali bertemu di masa kecilmu, permen susu Dai Bai Tu yang kamu kehilangan? Sebenarnya bukan kamu yang kehilangan, tapi aku yang mencurinya. Saat itu aku hanya ingin menggodamu...” An Rushuang mengangkat sudut bibirnya sedikit, untuk pertama kalinya dia menunjukkan sisi nakalnya di hadapanku.
Mendengar perkataan An Rushuang ini, tangisku semakin menjadi:
“Rushuang, katakan padaku, kamu tidak akan meninggalkanku! Cepat katakan!”
“Shisan, jangan menangis. Laki-laki sejati, darah boleh tumpah tapi air mata tidak...” Suara An Rushuang semakin melemah, hingga akhirnya hampir tak terdengar.
“Baik... baik, aku tidak menangis lagi. Asalkan kamu berjanji tidak meninggalkanku.” Pelukku pada An Rushuang di dada semakin erat.
Tapi dia tidak berkata apa-apa lagi, hanya mengulurkan tangannya dan melepas gelang giok yang selalu melekat di lengannya. Aku mengenali gelang ini sebagai mas kawin yang kakek berikan padanya sembilan tahun lalu di pemakaman. Tak kusangka dia selalu membawanya.
Setelah melepas gelang itu, tangan satunya perlahan meraba wajahku. Tepat saat jemarinya hendak menyentuh pipiku, mata setengah terbukanya tiba-tiba terpejam, tangan itu pun terkulai lemas.
Hanya menyisakan satu kalimat yang selamanya bergema di benakku:
“Suamiku, kamu harus berjanji padaku, jadilah laki-laki yang teguh pendirian.”
Ini pertama kalinya dalam sembilan tahun An Rushuang memanggilku seperti ini, dan mungkin juga yang terakhir...
“Rushuang!! Rushuang!! Apa yang terjadi denganmu?! Jangan nakut-nakuti aku seperti ini!!!” Saat ini, aku menatap An Rushuang yang matanya tertutup rapat, tak lagi mampu menahan gelombang kesedihan yang menerjang di hati. Seperti bendungan yang tak bisa menahan banjir, air mata panas mengalir deras dari kedua mataku.
Sekarang bahkan jika otakku tidak berpikir panjang, aku tahu An Rushuang sama sekali belum memulihkan kekuatan 1000 tahunnya. Sebelumnya, demi menyelamatkanku, dia memaksakan diri menggunakan sisa energi Yin yang sudah menipis di tubuhnya untuk mengusir Cheng Jiangran, sementara dirinya sendiri...
Persis di saat ini, tiba-tiba kulihat tubuh An Rushuang yang terbaring di pelukanku mulai perlahan transparan dan memudar, mulai dari kaki, kemudian pergelangan kaki, betis...
Apa... apa dia akan mengalami roh tercerai-berai?! Melihat tubuh An Rushuang yang mulai memudar, seluruh hatiku seolah terkoyak hidup-hidup. Seutas tali berduri melilit ususku, setiap bagian tubuhnya yang menghilang, tali itu akan menyentak dengan kejam. Sakit yang membuatku terus menangis, hati remuk redam.
Harus bagaimana? Harus bagaimana? Apa yang harus kulakukan sekarang?! Melihat tubuh An Rushuang sudah mulai memudar sampai dada, aku hampir gila!!
Tidak! Aku tidak boleh membiarkan rohnya tercerai-berai. Aku harus menemukan cara menyelamatkannya, apapun pengorbanannya!!
Tapi... tapi apa yang bisa kulakukan sekarang?!
"Benar! Energi Yang bisa mengisi Yin! Waktu kecil, kakekku sering menakutiku dengan cerita hantu perempuan yang menghisap energi Yang manusia untuk menguatkan Yin mereka, supaya aku tidak berani main keluar rumah di malam hari."
Sumber energi Yang manusia terletak pada mulut dan hidung. Dengan pikiran ini, tanpa peduli apakah efektif atau tidak, langsung kutetapkan bibirku pada bibir An Rushuang. Sensasi dingin dan lembut menyentuh bibirku. Sebelum sempat bereaksi, kurasakan aliran panas tertarik keluar dari tubuhku melalui mulut, terus-menerus diserap An Rushuang ke dalam tubuhnya.
Merasakan energi Yang dalam tubuhku terserap oleh An Rushuang, mataku menelusur ke bawah. Kulihat tubuh An Rushuang yang sudah setengah menghilang mulai pulih perlahan.
Melihat ini, hatiku melonjak gembira. Ternyata tebakanku benar, metode mengambil Yang untuk memperkuat Yin ini benar-benar bekerja!!
Namun tak lama kemudian, tiba-tiba kudengar derap kaki cepat dari belakang. Seketika kurasakan kekuatan dahsyat menghantam punggungku. Seluruh tubuhku terlempar jatuh.
Terjatuh di tanah, tanpa peduli rasa sakit, segera kubangkit. Mengangkat kepala, kulihat penyerangku bukan Cheng Jiangran, tapi Master Lu!
Saat ini wajahnya dipenuhi amarah menatapku.
"Kau tidak mau hidup?!!" Master Lu berteriak padaku dengan suara penuh kemarahan.
“Rushuang, aku harus pergi menyelamatkan An Rushuang.” Saat ini aku sama sekali tidak mempedulikan hal lain, langsung berlari ke arah An Rushuang yang terbaring tak jauh di depan.
Master Lu melihat hal itu, segera menghadang di depanku dan menendang perutku dengan keras.
Aku hanya merasakan sakit yang luar biasa, seluruh tubuh kejang-kejang, lalu terjatuh sambil memegangi perut.
“Ru...Rushuang, Master Lu mengapa kau menghalangiku? Aku...aku harus menyelamatkannya...” Setelah jatuh, aku berteriak sambil memandangi An Rushuang yang masih terbaring dengan mata tertutup. Sakit hati disertai pandangan yang mulai kabur...
Selanjutnya, kepalaku terasa berat, penglihatan menghitam, dan aku kehilangan kesadaran...
