"Jangan urusi peti itu dulu! Lihat ke atas!!" Teriakku pada Si Bekas Luka dan Chen Yuluo di dekat peti perunggu begitu melihat gas hitam itu.
Mendengar teriakanku, mereka langsung berhenti bekerja dan menengadah ke atas.
"Apa itu?!" Zhao Man bertanya sambil menatap gas hitam yang melayang dan bergeliat di udara.
Si Bekas Luka dan Chen Yuluo diam seribu bahasa, perlahan menjauh dari peti perunggu sambil mundur.
“Gumpalan asap hitam itu aku juga tidak bisa mengenali apa sebenarnya.” Si Bekas Luka saat ini menatap gumpalan asap hitam di udara sambil berkata.
Begitu ucapan Si Bekas Luka itu terlantun, aku tiba-tiba merasakan An Rushuang di dalam giok mulai memperingatkanku tentang bahaya.
“Shisan, lari cepat!...” Suara lemah An Rushuang terdengar, kusadari dia mengerahkan seluruh tenaganya saat mengucapkan ini padaku.
Mendengar perkataan An Rushuang, seluruh saraf di tubuhku langsung menegang. Aku berteriak pada Si Bekas Luka dan yang lain: “Ayo cepat lari! Tempat ini tidak bisa ditinggali lagi!!”
Si Bekas Luka tampak ragu mendengar teriakanku. Aku tahu, dia masih enggan melepas Phoenix Gallbladder. Meski tidak 100% yakin benda itu ada di peti mati perunggu, ini tetap kesempatan langka.
“Kapten Yue, benda dalam peti mati perunggu itu bukanlah sesuatu yang bisa kita hadapi. Sudah waktunya mundur, lihat ini!” Chen Yuluo mengeluarkan beberapa koin tembaga dari tangannya. Koin-koin itu tiba-tiba pecah menjadi dua bagian di genggamannya!
Melihat ini, Si Bekas Luka menggigit gigi dan memberi komando: “Pergi! Mundur!”
Tepat saat kami hendak berbalik dan berlari, suara Bai Ruotong tiba-tiba terdengar dari belakangku:
“San Ge! Awas di belakangmu!!”
"Mendengar kata-kata Bai Ruotong ini, aku bahkan tidak menoleh ke belakang, refleks langsung merundukkan badan. Persis saat tubuhku merunduk, gumpalan asap hitam yang baru saja keluar dari peti mati perunggu itu melesat tepat menyusuri punggungku."
"Paman sialan! Ini berarti tidak mengizinkan kita pergi?! Melihat gumpalan asap hitam itu menyergapku, dalam hati sudah mengumpat."
"Braak! Braak!" Zhao Man juga melepaskan dua tembakan ke arah gumpalan asap hitam itu. Peluru menembusnya, namun asap hitam itu hanya berubah bentuk sedikit, tidak menimbulkan kerusakan nyata.
"Gumpalan asap hitam itu sempat melayang diam di udara sejenak, lalu kembali melesat cepat ke arahku."
"Aku buru-buru berbalik dan lari. Jika sampai tersentuh gumpalan asap hitam tak dikenal dari peti perunggu itu, entah apa yang akan terjadi."
"Belum lama berlari, punggungku sudah merasakan hawa dingin. Melihat ke belakang, gumpalan asap hitam itu semakin mendekat, hampir menyentuh punggungku."
"Kedua kakiku menggesek tanah, aku segera berguling ke kiri. Saat bangkit dari tanah, gumpalan asap hitam itu seperti bayangan yang mengejar, kembali mendekat."
"Karena terlalu cepat, sama sekali tidak bisa menghindar. Terpaksa kuraih kotak sinabar di pinggang, tanpa sempat membukanya, langsung kulempar ke arah gumpalan asap hitam itu."
Tepat ketika kotak sinabar hampir bertabrakan dengan gumpalan gas hitam itu, suara tembakan terdengar. Peluru menghantam kotak sinabar tersebut, menghancurkannya seketika. Serbuk sinabar di dalamnya beterbangan di udara membentuk kabut merah yang menyelimuti gas hitam itu, sebagian besar menempel di permukaannya.
Setelah serbuk sinabar menyebar di atas gumpalan gas hitam itu, ia segera berhenti. Mulai berputar-putar di udara sambil semakin mengecil hingga perlahan menghilang...
Melihat pemandangan ini, aku menarik napas lega. Kuambil senter yang jatuh dari tanah, lalu berpegangan pada dinding makam di samping untuk berdiri.
Namun tiba-tiba, seekor lipan raksasa muncul tanpa suara di dinding makam tempat tanganku berpijak. Ia langsung menggigit lenganku!
Aku kaget setengah mati. Dengan dorongan satu tangan di dinding, aku melompat mundur untuk menjaga jarak dari dinding makam itu.
Sambil melompat, kusorotkan senter kuat ke arah dinding makam. Baru setelah disinari, kusadari lipan raksasa itu hanyalah lukisan dinding - benar-benar kegalasan yang sia-sia!
Lukisan lipan raksasa di dinding makam itu digambar dengan sangat realistis. Entah pelukis berbakat mana yang membuatnya, gambarnya hidup dan nyata. Sekilas melihat, bisa terkecoh mengira itu nyata.
Saat itu juga, Si Bekas Luka dan yang lain berlari menghampiriku.
“Lao Di, kamu tidak apa-apa?” Si Bekas Luka menatapku bertanya.
Aku menggelengkan kepala, sedang hendak berbicara namun terhenti oleh suara gedebuk dari atas kepala. Ucapan yang nyaris keluar pun tertelan kembali.
Mendengar suara itu, kami menoleh ke atap ruang makam. Tampak tali tiba-tiba diturunkan di atas peti mati perunggu, lalu seseorang meluncur turun mengikuti tali itu.
Orang yang meluncur dari tali itu tiba-tiba melompat, mendaratkan kedua kakinya tepat di atas peti mati perunggu raksasa.
Pencuri makam?!
Kami semua langsung siaga melihat pemandangan ini.
Zhao Man menghunus pistolnya, sementara Si Bekas Luka mengarahkan senternya. Orang itu yang baru mendarat pun melihat kami. Ia menepuk-nepuk tangannya lalu menoleh ke arah kami. Tapi begitu melihat siapa yang datang...
Mulutku langsung menganga lebar, hampir saja rahangku terlepas.
Orang yang meluncur dari tali di atas makam itu tak lain adalah Shifu-ku, Master Qingfeng!
Bagaimana mungkin dia tiba-tiba datang ke sini?!!
Master Qingfeng yang berdiri di atas peti perunggu itu menyalakan senter dan memandang sekeliling. Matanya terbelalak melihat kami. Setelah terdiam sejenak, dia berteriak: "Kapten Yue, tak kusangka kalian bisa cepat sampai ke ruang utama makam ini!" Master Qingfeng melompat turun dari peti mati itu dan berjalan mendekati kami.
“Pan Lao Ge, kalian bukan pergi mencari tempat persembunyian Xiangtian? Kenapa juga masuk ke dalam makam kuno ini?” Si Bekas Luka buru-buru mendekat sambil memandang Master Qingfeng.
Master Qingfeng baru saja mau membuka mulut, tiba-tiba aku merasakan daya hisap tak kasat mata menyedot tubuhku. Seketika seluruh badanku terlempar ke depan oleh kekuatan tarikan dahsyat itu.
“Goblog!!” Terus menerus aku tersedot oleh kekuatan itu. Bagaimanapun aku berusaha melawan, sama sekali tidak berguna.
Melihat kejadian ini, Master Qingfeng yang berada tak jauh langsung menyadari sesuatu yang salah. Ia segera mengejar dan mencoba menarik lenganku, namun daya hisapnya terlalu kuat hingga tak bisa ditahannya.
Mengikuti arah daya hisap, kulihat peti mati perunggu itu ternyata telah terbuka separuh seperti pintu setengah tergeser. Dari celah gelap gulita itu sumber daya hisap mengerikan berasal. Kini jarakku dengan peti mati perunggu itu semakin dekat.
“Cepat bantu! Aku sendiri tidak bisa menahannya!!” Sebelum Master Qingfeng selesai bicara, Zhao Man dan Chen Yuluo langsung menyambar tubuhku dan menarikku mati-matian ke belakang.
Tapi tetap tidak ada efek sama sekali, tubuhku masih terus mendekati peti perunggu yang setengah terbuka itu. Ketika aku hampir tersedot ke dalam celah peti itu, aku sadar jika kami semua ikut tersedot masuk, keempat kami pasti mati. Jadi aku berteriak ke tiga orang yang memelukku erat: "Lepaskan! Mayat dalam peti itu mengincar aku, jangan ikut masuk dan mati bersama!!"
Setelah ucapanku, Chen Yuluo yang pertama melepaskan genggamannya.
Sedangkan Zhao Man dan Master Qingfeng masih mencengkeram lenganku dengan erat. Peti perunggu itu sudah di depan mata, saat itu aku pun panik, dengan kedua tangan kusentakkan sekuat tenaga untuk melepaskan cengkeraman Zhao Man dan Master Qingfeng.
Sentakanku sekuat tenaga itu berhasil melepaskan Zhao Man dari lenganku, tapi Master Qingfeng masih bertahan mencengkeramku.
"Shifu! Lepaskan!!" Aku sampai menangis karena panik.
Di detik-detik genting itu, tiba-tiba kurasakan bayangan seseorang melesat di depanku. Bayangan itu pertama-tama mendorong Master Qingfeng dengan telapak tangan, lalu menggunakan tubuhnya untuk menghalang di depan ku, tersedot masuk ke dalam peti perunggu itu bersamaku!
Dari pakaian yang dikenakan orang tadi, kukenali dialah Si Bekas Luka.
Begitu aku dan Si Bekas Luka tersedot masuk ke dalam peti perunggu hitam legam ini, gaya hisap yang melilit tubuhku langsung lenyap, dan peti pun mulai menutup perlahan.
Aku belum sempat bereaksi, tiba-tiba Si Bekas Luka berteriak padaku:
"Siapa pun yang mati, kamu tidak boleh mati! Bertahan hidup dengan baik!" Tiba-tiba aku merasakan dorongan kuat di punggung, Si Bekas Luka mendorongku keluar dari peti mati itu!
Setelah didorong keluar oleh Si Bekas Luka, aku buru-buru berbalik melihat. Saat ini Si Bekas Luka sendiri ingin keluar dari peti mati itu, tapi karena tutup peti sudah hampir tertutup rapat, tubuhnya sama sekali tidak bisa menyelip keluar.
"Kakak Yue!!!" Melihat Si Bekas Luka terjebak dalam peti mati, mataku langsung berkaca-kaca. Aku berteriak sambil menerjang ke arah peti perunggu itu.
Aku menarik tutup perunggu itu sekuat tenaga, berusaha menahannya, tapi sama sekali tidak berguna. Tutup peti tetap menutup perlahan. Dari celah peti, Si Bekas Luka melemparkan dompet kulitnya sambil berteriak: "Shisan, simpan baik-baik. Sampaikan permintaan maafku untuk istri dan anakku."
Seiring peti perunggu yang perlahan menutup, samar-samar kudengar Si Bekas Luka berteriak dari dalam peti: "Aku punya sebutir Tao Xin!
Terkurung lama oleh debu dunia!
Saat debu sirna terbitlah cahaya!
Menerangi segala kejahatan di dunia..."
