"Shixiong, menurutmu tidak anehkah sepatu yang dipakai wanita itu? Di zaman sekarang masih ada yang pakai sepatu kain bersulam, kampungan banget," tanya pria gemuk sambil menatap kaki wanita di ruang VIP.
Aku menyeringai dingin: "Sepatu itu bukan cuma aneh, itu jelas sepatu kematian untuk jenazah."
Begitu mendengar ini, pria gemuk itu terjatuh dari kursinya dengan suara gedebuk.
"Shixiong, jangan-jangan... jangan nakut-nakuti di tengah malam begini. Mana mungkin orang hidup pakai sepatu jenazah?!" protesnya sambil bangkit dan duduk kembali.
"Siapa bilang yang pakai sepatu kematian pasti orang hidup?" tanyaku padanya.
"Ini..." Pria gemuk itu terbungkam, matanya dipenuhi ketakutan saat menoleh kembali ke arah ruang VIP.
Pada saat itu, terdengar suara berisik dari dalam ruang VIP, lalu tirai bergerak, seorang pria gemuk berperawakan sangat menjijikkan bersama seorang wanita berpakaian seksi dan terbuka keluar sambil tertawa dan berbicara menuju ke luar.
"Pria gemuk, jalan, ikuti." Aku berkata, lalu bersama pria gemuk mengikuti kedua orang di depan.
Setelah keluar dari kafe, pasangan itu langsung masuk ke mobil dan melaju ke pinggiran kota.
Melihat ini, aku dan pria gemuk segera menyusul dengan mobil.
"Pria gemuk, jangan terlalu dekat, jaga jarak, biar tidak ketahuan dan mengganggu ular dalam semak." Aku berpesan pada pria gemuk.
"Saudara senior, tenang saja, teknik pelacakanku hampir setara 007." Pria gemuk menjawab sambil sedikit mengurangi kecepatan.
Di dalam mobil, aku mengeluarkan tas ransel, pertama mengambil air mata sapi dan daun Pohon Liǔ, mengoleskannya di mata, lalu menatap ke arah mobil itu - kabut hitam menyelimuti mobil, wanita bersepatu kematian itu memang bermasalah!
"Saudara senior ngapain diolesin di mata?" Pria gemuk bertanya sambil memandangku.
"Air mata sapi, kalau dioles bisa lihat hantu." Aku menjelaskan.
Pria gemuk langsung berseru: "Kalau gitu... olesin aku juga, biar aku lihat wanita itu sebenernya apa."
"Sampai di lokasi, aku akan memberimu air mata sapi, kau oleskan sendiri. Sekarang fokus menyetir, jangan sampai ketinggalan." Sambil berkata demikian, aku memeriksa kembali isi tas ransel. Hanya tersisa satu lembar Fu Pengusir Hantu Zichen Wujia, ditambah Lilin Naga Sembilan Phoenix, Benang Modoa Pengusir Roh Jahat, serta buku "Pegangan Ilmu Taois Maoshan".
Entah apakah perlengkapan ini cukup untuk menghadapi makhluk siluman itu. Tapi saat ini tak ada waktu untuk persiapan lebih lanjut, hanya bisa mengikuti situasi. Untungnya An Rushuang dalam giok tidak memberi peringatan, jadi kurasa makhluk itu masih bisa diatasi.
Bagaimanapun juga, sejak masuk Sekte Naga Harimau Maoshan, harus memiliki tekad untuk bermusuhan abadi dengan para siluman jahat. Jangan biarkan mereka semena-mena merenggut nyawa manusia. Ini bukan soal heroisme, tapi kemanusiaan.
Aku dan Si Gemuk membuntuti mobil itu keluar dari kota Dongdian menuju pinggiran kota. Mobil di depan tetap tak menunjukkan tanda-tanda berhenti, malah semakin mempercepat laju.
Si Gemuk terus menginjak gas. Kulihat jarum speedometer sudah melewati 140 km/jam. Saat itu juga aku menyadari: Kami sudah ketahuan oleh dua orang di mobil depan. Mereka sengaja ngebut untuk menguji apakah kami benar-benar sedang membuntuti.
Karena sudah ketahuan, tak perlu lagi sembunyi-sembunyi. Segera kuperintahkan: "Gemuk, kejar mereka! Aku harus memastikan apa sebenarnya wanita di mobil itu."
"Siap!" Dengannya menginjak gas dalam-dalam, mobil kami melesat bagai anak panah.
"Pas aku dan pria gemuk hampir menyusul mobil itu, tiba-tiba mereka menginjak rem keras dan berhenti. Pria gemuk berteriak, memutar setir dengan kasar untuk menghindar, lalu ikut berhenti di pinggir jalan.
Baru saja kami turun dari mobil, langsung melihat pria bermuka menjijikkan yang membuka pintu mobil juga keluar. Setelah menutup pintu, dia merenggangkan badan sambil bergumam, "Ah! Nyetir nggak minum alkohol, rasanya nggak keren." Pria menjijikkan ini pendek gemuk dengan alis dan rambut tipis, tapi sok gaya pakai setelan jas putih yang nggak nyambung.
Dengar omongannya, rasanya pengin aku tendang dia. Punya mobil puluhan juta saja sok jago? Ntar kalau bawa cewek itu pulang, baru benar-benar keren.
"Kalian berdua ngikutin mobil gue dari tadi mau apa? Mau gue telepon temen buat gebukin kalian sekarang juga?!" Pria menjijikkan itu menatap ke arah kami dengan nada mengancam.
Pria gemuk langsung emosi. Tapi mulutnya memang tajam, langsung balas, "Dasar nenek-nenek lo! Lihat wajah lo yang kayak pemerkosa itu, masih berani sok jago. Mau adu jotos?!" Sambil menggulung lengan baju, pria gemuk bersiap berkelahi.
"Buat apa berantem? Orang kota memang kasar~" Suara menggoda terdengar dari dalam mobil. Wanita berpakaian seksi itu pun keluar dari mobil.
Setelah dia benar-benar keluar, aku memperhatikan dengan seksama. Selain melihat aura hitam yang mengelilingi tubuhnya, tak ada lagi yang terlihat. Sama sekali tidak bisa kubedakan apakah dia siluman atau hantu.
"Kalian berdua, sudah lama mengikuti kami? Apa tertarik padaku?" Wanita itu tersenyum sambil melontarkan pandangan genit ke arahku dan si pria gemuk. Aku hampir muntah melihatnya.
"Cih! Kamu?! Pantas saja susah jadi manusia. Bukan sok jago, tapi meski kau telanjang bulat mengejarku dua kilometer, kalau aku menengok sekali saja, aku rela disebut bajingan!!" Si pria gemuk menunjuk hidung wanita itu sambil memaki. Dasar tipe orang yang tak mau kalah dalam urusan mulut.
Sambil si gemuk mengumpat, kuambil Fu Pengusir Hantu Zichen Wujia dari tas dan kugenggam erat.
Wanita itu menyeringai dingin ke arahku. Begitu melihat Fu Pengusir Hantu Zichen Wujia di tanganku, matanya yang semula menggoda langsung penuh teror. "K-kalian... Taoist Maoshan?!!" Serunya gemetar. Seketika bajunya berubah menjadi baju kematian, wajahnya tumbuh bulu kuning seperti musang berkepala manusia, lalu menerjang kami!
Kulanjutkan serangan dengan langkah cepat. Fu di tanganku kulekatkan ke arahnya, tapi dengan gesit dia menghindar. Mulutnya menganga lebar siap menggigit pergelangan tanganku.
Aku segera menarik tanganku, mengangkat kaki, menendang perut wanita berbulu itu dengan keras, tapi lagi-lagi dihindarinya.
Pria gemuk itu datang membantu, menerjang dari belakang dan memeluk erat wanita itu dengan kuat.
“Shixiong, cepat serang!!”
Aku tidak ragu, berteriak "Jíjí rú lǜ lìng!" untuk menambah aura, lalu menempelkan Fu Pengusir Hantu Zichen Wujia di dahi wanita itu!
“Aaaa~~!!!” Jeritan nyaring terus keluar dari mulutnya. Tak lama kemudian, wanita itu gemetar seluruh tubuh lalu terjatuh ke tanah. Asap putih mengepul dari tubuhnya, dan setelah asap menghilang, terlihat mayat wanita yang sudah lama membusuk di tanah. Hanya baju kematian dan sepatu kematian yang masih utuh menutupi jasadnya.
Tiba-tiba, dari dalam mayat itu melayang keluar seekor binatang mirip Si Kuning yang langsung menerjang ke arahku.
Melihat ini, aku segera mengeluarkan Pisau Naga Lilin dan Burung Feniks dari tubuhku, lalu menghunjamkannya dengan kuat ke arah Si Kuning. Yang mengejutkan, pisau itu justru menyala seperti menabrak kulit besi, memercikkan bara api namun sama sekali tidak melukainya.
Malah sebaliknya, Si Kuning menerjangku hingga terjatuh, menguasai sepenuhnya tubuhku sambil membuka mulut lebar-lebar untuk menggigit leherku.
Dengan menggunakan Candle Dragon Phoenix di tangan untuk menangkis, Si Kuning langsung menggigit pisau belati. Baru kusadari, makhluk yang menindihku ini bukanlah anjing kuning biasa, melainkan seekor musang kuning besar yang sudah jadi siluman!
Sekarang aku akhirnya paham. Rupanya tadi siluman musang ini menggunakan mayat membusuk untuk menyamar menjadi wanita seksi, merayu para pria dan menghisap darah kehidupan mereka demi meningkatkan level spiritualnya dengan cepat.
Kutekan gigi, melengkungkan tubuh, lalu mendorong keras dengan kedua kaki ke atas - langsung melemparkan siluman musang itu jauh-jauh!
"Shixiong, tangkap!!" teriak si pria gemuk sambil melemparkan sesuatu ke arahku.
Setelah menangkapnya, kulihat benda di tanganku adalah pedang kayu bertuliskan talisman. "Ini apa, sih?" tanyaku.
"Pedang kayu persik! Khusus untuk membasmi siluman! Sudah diberkati!" jawabnya.
Mendengar itu, semangatku langsung membara. Kuayunkan pedang kayu persik itu dan berlari menyerang siluman musang!
Pria gemuk ini benar-benar penyelamat di saat kritis. Senjata biasa tak mempan pada hewan jadi-jadian, tapi pedang kayu persik ini adalah penangkalnya!
Sampai di depan siluman itu, kuhunuskan pedang kayu persik ke arah dadanya!
"Krak!" Pedang kayu persik di tanganku patah seketika saat menancap di tubuh siluman.
Aku langsung membeku. Ini... bagaimana bisa?!
“Belum sempat aku bereaksi, siluman musang itu tiba-tiba melompat dari tanah dan menyeruduk dadaku dengan kepalanya.”
“Tak sempat menghindar, tubuhku terlempar menyamping oleh hantamannya dan jatuh ke tanah. Darah naik ke kepala, hampir saja aku muntah.”
“Pria gemuk, dari mana kau dapat Pedang kayu persik ini?!!” Kulempar potongan pedang kayu persik di tanganku ke tanah sambil menatap pria gemuk itu.
“Aku beli di Taobao beberapa hari lalu...”
“Goblog, pamanmu!”
