Entah itu sarang naga atau gua harimau, kami harus memeriksanya. Jika Hanba benar-benar mencapai kekuatan penuh, bukan hanya satu dua desa sekitar yang akan jadi korban.
Mengikuti Master Qingfeng masuk ke lorong, kudapati ruangan selebar 4-5 meter dengan tinggi 3 meter. Lantai batu besar basah berembun, dindingnya mengeluarkan tetesan air. Dingin menusuk tulang seperti masuk ruang pendingin ringan.
Apakah tempat ini benar-benar sumur? Aku masuk dan melihat ke sekeliling mengikuti sorot senter di tangan Master Qingfeng, semakin merasa bahwa sumur yang baru kami turuni ini ada yang aneh. Jika ini sumur persegi biasa, meski ada jalur masuk, pasti tidak akan selebar ini.
Tempat ini berada di kedalaman lebih dari 10 meter di bawah tanah, sehingga kelembapan cukup parah. Kondisi geografis Shandong yang elevasinya tidak tinggi ditambah musim hujan menyebabkan keadaan seperti ini. Baru beberapa langkah masuk, hawa dingin dan lembap yang ekstrem menyergap wajahku, membuatku menggigil. Hati ini semakin meningkatkan kewaspadaan terhadap bagian dalam lorong itu.
Karena senter ini pinjaman, cahayanya tentu tidak sebanding dengan senter kuat yang kami gunakan saat turun ke makam kuno. Dalam kegelapan sumur ini, cahaya hanya bisa menerangi jalan di bawah kaki secara samar. Jalannya licin dan sulit dilalui. Aku dan Master Qingfeng berjalan sangat pelan, khawatir Hanba yang bersembunyi di kegelapan tiba-tiba melompat keluar.
Lorong lebar namun tidak terlalu panjang ini meskipun lembap dan gelap, sangat bersih. Tidak ada benda tambahan sama sekali, bahkan tikus atau ular sekalipun. Mungkin mereka bisa merasakan hawa Dingin Menusuk di sumur ini, sehingga saat Hanba datang, sudah lari terbirit-birit.
Kami berdua terus menyusuri lorong ke dalam. Di dalam lorong ini selain gema langkah dan tetesan air yang merembes, tak ada suara lain sama sekali.
Tetesan air yang jatuh mengenai kepala dan leher, dinginnya luar biasa, seolah seperti balok es di dalam kulkas.
Master Qingfeng membawaku ke ujung terowongan. Di depan mata, tiba-tiba muncul sebuah ruang batu yang seluruhnya dibangun dari batu hijau bertumpuk. Tampaknya sudah berusia puluhan tahun, sangat kokoh dengan pintu dan jendela.
Melihat ini, hatiku dipenuhi tanda tanya. Tempat apa sebenarnya di bawah sumur ini? Mengapa ada rumah yang bisa ditinggali?
“Shifu, tempat... tempat apa ini sebenarnya?” Tanyaku pada Master Qingfeng sambil menatap ruang batu aneh di depan kami dengan kebingungan.
Master Qingfeng saat itu juga memandangi seluruh bagian ruang batu dengan senter, lama sekali baru berkata padaku: "Sepertinya ini tempat para pengikut Jalan Sesat meramu metode hidup abadi..."
"Hidup abadi? Benarkah di dunia ini ada manusia yang bisa hidup abadi?" tanyaku penasaran.
“Ada.” Master Qingfeng berkata padaku, lalu melanjutkan, “Tapi semua terjadi dalam mimpi... Sekte Mao Shan sejak era Dinasti Selatan-Utara hingga sekarang, tak terhitung praktisi Tao yang tersesat mengejar ‘keabadian’ yang sulit dipahami ini. Ada yang meminum darah manusia, ada yang meramu pil obat, bahkan ada yang memakan anak-anak mentah-mentah. Dalam hidup manusia, ada kelahiran pasti ada kematian. Ini hukum alam yang tak bisa ditolak, hukum langit, juga prinsip mutlak. Tak ada satu pun yang bisa menolak atau melarikan diri.” Setelah berkata demikian, Master Qingfeng menggelengkan kepala dan berjalan menuju ruang batu itu.
“Hati-hati, waspadai Zombie Hanba yang mungkin bersembunyi di dalam.” Master Qingfeng yang berjalan di depan mengeluarkan Pedang kayu persik dan menggenggamnya, mengingatkanku.
Aku juga segera mengeluarkan kertas jimat dan menggenggamnya, mengikuti Master Qingfeng masuk ke dalam ruang batu ini. Ternyata ruangannya tidak terlalu besar, kira-kira seluas dua kamar, kosong melompong. Senter menyapu permukaan, selain dinding di empat sisi, hanya ada sebuah batu altar yang sangat lebar.
Melihat Hanba tidak berada di ruang batu ini, aku dan Master Qingfeng mundur keluar. Kami menuju ke luar dan melanjutkan perjalanan melalui pintu lorong di sebelah kiri.
"Shifu, kenapa semakin ke dalam jalannya semakin dingin ya?" tanyaku pada Master Qingfeng sambil menatap lorong gelap yang berkelok ini.
Master Qingfeng menancapkan pedang kayu persik di punggungnya terlebih dahulu, lalu menyorotkan senter ke arah tanah sambil menjelaskan: "Desain topografi lorong ini memang semakin menurun ke dalam. Karena kemiringannya sangat kecil, sulit dirasakan. Jadi semakin ke dalam, semakin turun, pasti semakin dingin."
Belum habis ucapan Master Qingfeng, tiba-tiba terdengar suara gemericik tajam dari depan, mirip seperti benda jatuh ke air.
Mendengar suara itu, Master Qingfeng segera menyorotkan senter dan bergegas maju.
Setelah berjalan sekitar puluhan meter, sorotan senter kami menangkap sebuah kubangan air yang sangat lebar. Air di dalamnya sudah menghitam, mengeluarkan bau menusuk yang tidak sedap. Senter sama sekali tidak bisa menembus kegelapan air itu, cahayanya terhalang oleh hitamnya air.
"Di bawah sumur ada kolam air, ini... ini bukanlah formasi Tiga Yin Penjara Jiwa?!" Master Qingfeng berteriak kaget sambil memandangi kolam itu.
Aku tak mengerti, lalu bertanya: "Apa itu Tiga Yin Penjara Jiwa?"
"Yakni mengumpulkan energi Yin dari air, tanah, dan batu untuk mengurung arwah orang mati. Membuat mayat itu tak bisa bereinkarnasi selamanya, menderita siksaan di sini. Tampaknya tempat ini memang dibuat oleh anggota Sekte Mao Shan semasa hidupnya." Master Qingfeng menjelaskan sambil menatap lubang air di depan kami.
Setelah Master Qingfeng selesai bicara, tiba-tiba kulihat benda panjang hitam legam di tepi sorotan senternya. Segera kuteriakkan: "Shifu, lihat apa itu? Di sebelah kanan sentermu!"
Master Qingfeng segera menggeser senternya. Yang terlihat adalah seutas rantai hitam. Senter menyinari rantai itu yang membentang dari langit-langit terowongan hingga tenggelam ke dalam kegelapan lubang air yang tak terukur dalamnya.
Rantai besi itu tegang lurus, ujungnya yang tenggelam sepertinya menggantung sesuatu. Master Qingfeng mendekat, menggoyang-goyangkan rantai itu perlahan. Permukaan air langsung beriak bergulung-gulung.
"Rantai ini bahannya aneh, di lingkungan lembab dan gelap begini tapi sama sekali tidak berkarat!" Master Qingfeng menarik tangannya sambil menyoroti telapak tangan dengan senter, wajahnya penuh keheranan.
Baru saja aku ingin bertanya pada Master Qingfeng untuk apa rantai besi itu tiba-tiba terdengar suara ringan dari bawah rantai. Rantai itu bergoyang seketika, riak air langsung menyebar berlapis-lapis di permukaan.
Melihat ini hatiku berdebar kencang, segera berteriak: "Shifu, tadi rantai itu bergerak sendiri!"
Master Qingfeng memberi isyarat padaku dengan tangan, menempatkan tubuhnya sebagai perisai di depanku. Kemudian mengeluarkan Pedang kayu persik lagi, matanya menatap tajam ke arah rantai itu.
"Jangan bicara dulu. Aku akan menyorotkan senter, pakai Yin Yang Yan-mu untuk periksa apakah ada asap hitam di dasar air," bisik Master Qingfeng padaku.
"Baik." Aku mengangguk, mata mengikuti sorotan senter menatap ke dalam lubang air hitam pekat itu.
Tapi seberapa keras pun aku memusatkan perhatian, sama sekali tak terlihat asap hitam di bawah air. Mungkin terhalang oleh air hitam itu sendiri.
"Tidak kelihatan," laporkanku jujur pada Master Qingfeng.
Master Qingfeng mengangguk, lalu cepat-cepat mengeluarkan beberapa kertas jimat dari tas ranselnya dan menempelkannya pada rantai besi itu.
... Sunyi. Sunyi yang aneh. Sejak rantai itu bergerak sendiri tadi, tak ada reaksi lagi. Suasana sekitar hanya dipecah oleh tetesan air yang sesekali jatuh ke lubang air, diselingi napas beratku dan Master Qingfeng.
Sebenarnya apa yang ada di bawah rantai itu? Mungkinkan zombie Hanba yang sebelumnya bersembunyi di dalam lubang air bawah rantai ini?
“Aku ingin bertanya pada Master Qingfeng, tapi takut mengganggu konsentrasinya, akhirnya aku menahan diri dan fokus mengamati rantai besi di dekatnya.”
“Shisan, apa kamu punya kencing?” Tiba-tiba Master Qingfeng menoleh dan bertanya padaku.
“A-ada sedikit…” jawabku.
“Kencinglah ke arah air itu, tepat di sekitar rantai besi. Darah anjing hitam masih akan digunakan nanti, harus disimpan.” Master Qingfeng memberi perintah.
Setelah mendengar perkataan Master Qingfeng, tanpa banyak bicara aku langsung mendekati kubangan air itu dan membuka celana untuk buang air kecil.
Tapi sebelum sempat kencing, permukaan air hitam pekat itu tiba-tiba beriak. Rantai besi berdenting keras, sesuatu yang hitam menyembur dari kubangan air menyusuri rantai! Celanaku belum sempat ditarik. Dengan cahaya senter, kulihat makhluk itu membuka mulut lebar penuh darah, langsung menerkam ke arah nyawaku!!
