Karena batu bata di bawah kaki sangat licin, saat aku berlari nyaris terjatuh. Setelah mantap berdiri, Master Qingfeng sudah berlari menghampiri zombie Hanba itu. Dengan pedang kayu persik di tangan, dia menusuk kuat-kuat ke dada Hanba!
Meski kaki Hanba terikat oleh Formasi Empat Fenomena Dua Prinsip, tubuh bagian atas dan kedua tangannya masih bebas. Melihat serangan Master Qingfeng, makhluk itu tak menghindar. Malah mencakar keras lengan sang master dengan cakar tajamnya, berusaha saling melukai.
Master Qingfeng terpaksa menghentikan serangan, menghindar sambil melompat mundur.
Melihat ini, aku mengeratkan gigi dan berlari ke belakang Hanba. Sampai di dekatnya, aku teriakkan "Basmi!!" sambil menempelkan Fu Pengusir Hantu Zichen Wujia ke punggungnya. Asap putih langsung mengepul. Kedua tangan ku peluk erat tubuh Hanba sambil berteriak: "Shifu, serang sekarang!!"
Master Qingfeng tidak ragu-ragu, langsung mengayunkan pedangnya menuju dada Hanba. Tapi aku tak menyangka, meski sudah menempelkan Fu Pengusir Hantu Zichen Wujia pada Hanba, kekuatannya sama sekali tidak berkurang. Dengan sekali hentakan kedua lengannya, dia berhasil melepaskan diri dariku. Badannya menggeliat keras hingga aku terlempar jauh dari tubuhnya. Setelah jatuh ke tanah, tubuhku terus meluncur tak terkendali menuju lubang air itu.
"Byur!" Suara tubuhku terjun ke air. Bagian bawah tubuhku langsung terendam air yang dinginnya menusuk tulang! Di saat genting itu, kedua tanganku mencengkeram batu padas dengan erat, berhasil menghentikan laju tubuhku. Dengan sekuat tenaga, aku memanjat keluar dari lubang air itu.
Syukurlah air hanya membasahi pahaku. Jika tidak, dua buku 《Buku Lengkap Ilmu Taoisme Maoshan》dan 《Jimat Kertas & Formasi Maoshan》di dalam tas ransel pasti basah kuyup. Master Qingfeng pasti akan menghabisi nyawaku!
Setelah memanjat keluar dari lubang air, aku tak sempat memikirkan hal lain. Segera kuangkat kepala untuk melihat ke arah Master Qingfeng dan Hanba.
Tapi cahaya terlalu minim, dan aku tidak membawa alat penerangan. Hanya bisa melihat dua siluet hitam yang bertarung sengit. Senter di bawah kaki mereka sudah terlempar ke sudut ruangan.
Raungan rendah Hanba bergema bersahutan dengan teriakan lantang Master Qingfeng, memenuhi ruang terbatas ini dengan gema yang berlapis-lapis.
Karena pandanganku kabur, aku semakin khawatir Master Qingfeng akan mengalami sesuatu yang buruk. Segera kukeluarkan Pisau Naga Lilin dan Burung Feniks dari tubuhku, tak peduli lagi batasan penggunaannya. Jika benar-benar ada yang mati, nanti takkan bisa digunakan lagi. Kukoyak jari telunjuk tangan kiri, mengolesi pisau belati itu dengan darah yang mengalir.
Cahaya merah dan suara lengkingan burung feniks kembali muncul, simbol-simbol kuning talisman mengalir di permukaan pisau belati. Segel itu sekali lagi terbuka.
Kemudian, kuayunkan Pisau Naga Lilin dan Burung Feniks ke arah Hanba. Saat itu Hanba sedang bergulat dengan Master Qingfeng. Kumanfaatkan kesempatan ini, menusuk tepat di tengah punggung Hanba dengan sekuat tenaga!
Krek! Pisau belati itu menancap sempurna ke dalam punggung Hanba, sampai pangkal gagangnya.
Darah hitam mengucur deras dari luka bekas tusukan pisau belati.
Seketika, seluruh ruangan bergema oleh raungan dalam dari tenggorokan Hanba, sangat menusuk dan melengking! Seperti suara pisau menggores kaca yang diperkeras berkali-kali lipat.
Tapi di saat seperti ini, Master Qingfeng berteriak padaku dengan wajah panik: "Shisan, cepat ke sini!!"
"Aku berusaha mencabut Pisau Naga Lilin dan Burung Feniks dari punggung Hanba itu, tapi tak peduli seberapa kuat aku menariknya, tetap tidak bisa lepas. Akhirnya aku menyerah sementara. Saat aku hendak berlari ke arah Master Qingfeng, tiba-tiba Hanba itu menoleh keras dan mengarahkan cakarnya ke leherku sambil mengaum!"
"Melihat itu, aku segera merunduk untuk menghindar. Tapi tepat saat aku menghindar, tiba-tiba ada yang menarikku dengan kasar hingga tubuhku terlempar."
"Aku menoleh dan melihat itu Master Qingfeng. Kali ini dia menggenggam pergelangan tanganku, dengan tenaga penuh menarikku keluar dari jangkauan Hanba."
"Shisan, tunggu di sini." Kata Master Qingfeng siap-siap menggigit jari tengahnya sendiri. Tiba-tiba mulutnya yang hendak menggigit berhenti di udara, lalu menoleh padaku."
"Dari tatapan Master Qingfeng, aku langsung tahu apa yang akan terjadi. Saat aku hendak mengulurkan jari telunjuk kiri yang sudah terluka oleh Pisau Naga Lilin, Master Qingfeng malah menarik tangan kiriku dan langsung menggigit jari tengahku!"
"Goblog! Shifu, jari telunjukku sudah terluka, tak perlu digigit!... Aduh!"
"Setelah menggigit jari tengahku, Master Qingfeng segera mengoleskan darahku ke Pedang Kayu Persiknya, lalu menerjang ke arah Hanba yang terperangkap dalam Formasi Empat Simbol dan Dua Prinsip!"
Dia awalnya mengalihkan perhatian Hanba dengan gerakan tipuan, kemudian kaki dengan gesit menginjakkan Pola Tujuh Bintang Surgawi (Tian Gang Qixing Bu)!
Ini kedua kalinya aku melihat Master Qingfeng menggunakan Pola Tujuh Bintang Surgawi ini. Di saat genting ini, Master Qingfeng tak lagi menyimpan tenaga, ilmu Tao sepuluh tingkat dikeluarkan menjadi sebelas tingkat, bersiap untuk pertarungan terakhir melawan Hanba itu.
Sementara kedua kaki Master Qingfeng menapaki Pola Tujuh Bintang Surgawi, mulutnya juga melantunkan mantra keras:
"Satu Qi kacau mengisi wujudku!
Langkah Yu mendorongku naik ke Yang Ming!
Langit berputar bumi bergeser, menginjak Enam Jia!
Mengikuti pola bintang Gan dan Dou, menyatukan Sembilan Roh!
Jari mengarah, menundukkan siluman, menggetarkan semua kejahatan!
Dewa langit membantuku menyamar pergi!
Semua bencana takkan sanggup menyentuh!"
Setiap langkah diinjakkan, suara Master Qingfeng semakin bergemuruh. Pedang kayu persik di tangannya digerakkan seirama dengan pola langkah Qixing Bu, dalam beberapa langkah sudah sampai di depan mayat hidup Hanba.
Tapi Hanba sekarang juga tak main-main. Meski luka parah, malah semakin ganas. Terus meronta ingin menerjang Master Qingfeng, mungkin benar-benar ingin mempertaruhkan nyawa melawan kami berdua.
Tapi Master Qingfeng semakin tenang di saat genting. Tak terburu-buru, menggunakan pola langkah Qixing Bu untuk menghindar bolak-balik. Saat kesempatan muncul, tiba-tiba menusukkan pedang kayu persik berdarah yangg ke dada Hanba.
“Pshh!” Suara pedang kayu persik menembus dada Hanba. Darah hitam berbau busuk mengalir dari lukanya. Kali ini Hanba tidak mengaum seperti sebelumnya, melainkan menundukkan kepala dan membeku di tempat.
Master Qingfeng tidak mencabut pedangnya. Ia mundur beberapa langkah, mengeluarkan sisa darah anjing hitam dari tas, dan menyiramkannya ke tubuh Hanba. Begitu darah menyentuh kulitnya, asap putih mengepul. Tubuh Hanba pun roboh kaku!
“Braak!” Hanba terjatuh. Master Qingfeng berteriak ke arahku: “Shisan, periksa apakah masih ada asap hitam di tubuhnya!”
Aku memfokuskan pandangan. Setelah mengamati sekujur tubuh Hanba, kusadari asap hitam yang sebelumnya mengelilinginya telah lenyap tanpa bekas.
“Sudah hilang,” laporku pada Master Qingfeng.
Wajahnya berlinang keringat. “Paman kedua buyutnya! Akhirnya kita berhasil membasminya!” Gerutnya sambil mencabut pedang kayu persik dan Pisau Naga Lilin dan Burung Feniks-ku dari tubuh Hanba.
Aku menghampiri. Master Qingfeng menyerahkan Pisau Naga Lilin dan Burung Feniks padaku:
“Untung kau berhasil melumpuhkan sebagian besar Energi Yin-nya. Tanpa itu, tusukan pedangku tadi mustahil mengakhirinya.”
Setelah menerima Pisau Naga Lilin dan Burung Feniks, aku mengibaskan bekas darah hitam di permukaannya lalu bertanya pada Master Qingfeng: "Shifu, karena kita sudah menghabisi Hanba ini, bukankah sudah waktunya pergi?"
Master Qingfeng mengibaskan tangannya, berjalan mengambil senter di lantai, lalu menyorotkan cahaya senter ke rantai besi itu: "Shisan, tidakkah kau penasaran melihat apa yang sebenarnya terikat di ujung rantai besi ini?"
Mendengar Master Qingfeng berkata demikian, aku segera menatap rantai besi itu. Meski terlihat kokoh, sebenarnya rantainya tidak terlalu tebal. Ditambah daya apung air, bukan tidak mungkin bagi kami berdua untuk menariknya.
Tentu saja, rasa penasaranku sebenarnya tidak kalah dibanding Master Qingfeng. Tapi kini kami seperti sudah kehabisan bekal. Jika di bawah rantai itu muncul lagi Hanba atau makhluk aneh lainnya, hari ini kita berdua mungkin takkan pernah keluar dari dasar sumur ini.
"Shifu, bagaimana jika ada Hanba lain di bawah rantai ini?" Tanyaku dengan nada khawatir.
Master Qingfeng menggelengkan kepala:
“Tidak mungkin, pembentukan Hanba memerlukan terlalu banyak syarat, lagipula Hanba seperti harimau yang mempertahankan wilayah kekuasaannya. Selain itu, menurutku di bawah rantai besi ini seharusnya ada sebuah peti mati. Jika benar ada peti mati di bawah rantai besi ini, berdasarkan kalkulasi lingkungan di sini, sembilan dari sepuluh kemungkinan ada jamur mayat di dalamnya!”
Saat mendengar kata terakhir Master Qingfeng padaku, hatiku langsung berdegup kencang. Aku segera mendekat dan berkata, "Shifu, tunggu apa lagi? Segera tarik rantai besi itu untuk melihat apa yang terikat di bawah sana."
