Mendengar perkataan pria gemuk itu, aku segera menoleh ke arah yang ditunjuknya. Terlihat samar-samar Energi Yin di belakang sebuah bangunan dua lantai. Aku jadi heran, Energi Yin biasanya berkumpul di tempat tersembunyi, jarang ada di dekat perumahan warga.
Tapi karena sudah terdeteksi, harus tetap diperiksa. Baru saja ingin memberi tahu Master Qingfeng, dia sudah mendahuluiku berjalan menuju sumber Energi Yin tersebut.
Melihat ini, aku dan pria gemuk segera menyusul ke belakang. Saat mendekati bangunan megah itu dan memutarinya, akhirnya kulihat Energi Yin itu! Di tengah gumpalan energi kekuningan tanah yang transparan, terlihat bayangan berbentuk manusia dengan postur mirip Master Lu.
Melihat adegan ini, hatiku dipenuhi kegembiraan. Segera kusiapkan diri untuk mendekat, namun Master Qingfeng yang berada di belakangku tiba-tiba mencengkeram lenganku.
"Shisan, jangan buru-buru mendekat. Hun bumi tidak memiliki kesadaran mandiri. Energi Yang di tubuhmu sangat kuat. Setelah susah payah menemukannya, jangan sampai kamu malah menakuti dan membuatnya kabur."
"Tempel Yin Fu?" tanyaku singkat.
Master Qingfeng mengangguk mantap. Dengan gesit ia mengeluarkan selembar Yin Fu dan menempelkannya di dadanya sendiri. Kemudian ia berpesan padaku dan pria gemuk: "Kalian berdua tunggu di sini. Aku yang mendekat sendiri. Terlalu banyak orang justru rawan bahaya." Setelah berkata demikian, ia mengeluarkan sepotong giok bundar berwarna kuning kecokelatan yang dipenuhi talisman dari tas ranselnya. Perlahan ia bangkit dan melangkah mendekati hun bumi Master Lu sambil terus menggenggam erat giok bertuliskan mantra itu.
Ketika jaraknya kurang dari dua meter, Master Qingfeng berjongkok dengan hati-hati, lalu meletakkan batu giok kuning itu di atas tanah. Ia mengeluarkan empat batang dupa hitam, menyalakannya, dan menancapkannya di tanah di sebelah giok kuning tersebut.
Awalnya hun bumi transparan Master Lu terus melayang-layang di tempat sambil berputar-putar. Tak lama kemudian, setelah asap dari dupa hitam itu mulai mengepul dan melayang ke arahnya, hun tersebut perlahan mulai bergerak mendekati empat batang dupa hitam yang tertancap di tanah.
Saat hun bumi Master Lu semakin mendekati giok kuning, Master Qingfeng mengeluarkan selembar kertas jimat dari bajunya. Dia menunggu momen tepat saat hun bumi melayang di atas giok untuk menyegelnya di dalamnya.
Tepat pada momen krusial ini, aku mendengar suara langkah cepat dari belakang. Ketika menoleh, kulihat seorang pria bertopeng opera Beijing berlari kencang ke arah kami.
Master Qingfeng hampir berhasil menyegel hun bumi Master Lu ke dalam giok kuning. Namun kedatangan tiba-tiba pria bertopeng itu membuat hun bumi panik seperti burung yang ketakutan oleh panah. Dengan cepat menghilang dari hadapan Master Qingfeng dan lenyap di kegelapan malam.
"Sialan! Dasar siapa tadi?!!" Master Qingfeng mengamuk. Dengan kaki dihentakkan dan kertas jimat dilempar ke tanah, dia menatap tajam ke arah pria bertopeng yang sedang menjauh.
"Aku." Suara rendah dan kaku keluar dari balik topeng. Saat bicara, tubuhnya sudah melesat mendekati Master Qingfeng. Dengan lompatan, dia menendang kencang ke arah sang master - gerakannya luar biasa cepat dan mematikan!
Melihat hal ini, Master Qingfeng ingin menghindar tetapi sudah terlambat. Ia terpaksa menopang kedua lengannya di depan dada, menahan tendangan keras dari pria bertopeng wajah lukis itu, hingga tubuhnya terlempar ke belakang.
"Pria gemuk! Serang!!" Aku berteriak pada pria gemuk di sampingku, menarik Pisau Naga Lilin dan Burung Feniks dari tubuhku, lalu menyergap pria bertopeng wajah lukis itu.
Saat ini hatiku juga dipenuhi amarah. Awalnya hun bumi Master Lu hampir berhasil dikumpulkan oleh Master Qingfeng, tapi tiba-tiba muncul bajingan tak dikenal ini yang menakuti hingga kabur! Jika harus mencarinya lagi, entah berapa lama waktu yang dibutuhkan, bahkan belum tentu sempat.
Semakin kupikir semakin geram. Saat mendekati pria bertopeng itu, kuhujamkan pisau ke arah perut bagian bawahnya dengan kasar.
Tak disangka keahlian bertarung pria itu melebihi perkiraanku. Dengan gerakan halus, ia menghindar dengan mudah sambil meraih lenganku, menarikku ke arahnya, lalu mengangkat lutut untuk menghantam perutku.
"Braak!" Lututnya menghantam perutku tepat di sasaran. Namun latihan mati-matianku selama dua hari ini membuahkan hasil. Meski perut terasa nyeri hebat, aku bisa menahannya. Mengatupkan gigi, kusentakkan kepala ke arah dagu pria bertopeng itu dengan sekuat tenaga.
Pria bertopeng dengan wajah opera Beijing itu awalnya mengira serangannya akan langsung menjatuhkanku. Tak disangkanya aku masih bisa membalas di saat kritis ini. Karena kurang sigap menghindar, dagunya langsung terkena hantaman kepala ku dengan keras.
"Dasar p****n! Si Gemuk yang akan melayanimu hari ini!!" Saat itu, pria gemuk yang mengikutiku dari belakang juga berlari mendekat. Entah dari mana dia mengambil batu bata, langsung dihantamkan ke kepala pria bertopeng itu!
"Prak!" Suara batu bata pecah bergema. Bata di tangan pria gemuk itu hancur berkeping-keping saat menghantam ubun-ubun pria bertopeng, tapi kepala musuh sama sekali tak terluka.
"Goblog, kepala ini dari baja?!" Pria gemuk itu berteriak kaget.
Adegan tadi kusaksikan dengan mata kepala sendiri. Aku juga terkejut bukan main. Apakah orang ini masih manusia?
"Shisan, Si Gemuk, cepat kabur! Dia bukan manusia, tapi mayat hidup!!" Tiba-tiba Master Qingfeng yang berada di samping berteriak memperingatkan kami.
Mendengar teriakan Master Qingfeng, kami berdua langsung lari tanpa pikir panjang. Sambil berlari, kuambil Fu Pengusir Hantu Zichen Wujia dari tas ransel. Ketika menoleh, kulihat topeng opera Beijing di wajahnya tiba-tiba terlepas, memperlihatkan wajah hitam legam yang sangat buruk rupa.
"Goblog, mayat hidup macam apa ini?! Gerakannya tadi kenapa bisa segesit itu?! Bahkan lebih cepat dari orang hidup, dan yang paling penting, dia juga bisa bicara!!"
Sebelum sempat kupikir lebih jauh, mayat hidup di belakangku itu sudah mengejar ke arahku.
"Shisan, pria gemuk, kalian tahan dulu. Aku akan menyiapkan formasi. Nanti kalian pancing dia masuk ke dalam formasi ini." Master Qingfeng berteriak kepada kami.
Tepat saat Master Qingfeng selesai bicara, bayangan hitam lain tiba-tiba muncul entah dari mana. Gerakannya lebih cepat, langsung menyambar mayat hidup itu.
Dengan gerakan tangan halusnya ke arah mayat hidup, beberapa kertas jimat seketika terlepas dari tangannya dan menempel di tubuh mayat. Setelah kertas jimat menempel, mayat yang tadinya lincah itu langsung membeku di tempat.
Baru sekarang aku bisa melihat jelas penampilan sang penyelamat. Topi bambu, jubah hitam - bukankah dia Pria Bertopi yang pernah menolongku dulu?!
Tapi kenapa dia tiba-tiba muncul di sini?! Sekarang aku, Master Qingfeng, dan pria gemuk - pandangan kami bertiga tertuju pada Pria Bertopi itu.
Dengan tenang dia mengeluarkan benda mirip penggaris perak dari balik jubahnya. Perlahan dia mendekati mayat hidup itu. Sekali ayunan, kepala mayat langsung terpenggal.
Adegan yang kubayangkan tidak terjadi. Setelah kepala mayat itu terpenggal, alih-alih mengeluarkan semburan darah hitam seperti yang kuduga, justru cahaya darah merah menyembur ke atas. Darah segar dalam jumlah besar memancur deras dari leher mayat tersebut.
Melihat ini, seluruh tubuhku gemetar tak terkendali. Master Qingfeng juga berteriak kaget, "Ini... Ini mayat hidup yang disulap?!!"
Mayat hidup? Mendengar istilah yang diucapkan Master Qingfeng, hatiku mulai menebak-nebak. Apakah mayat ini ketika masih hidup sengaja dikorbankan dan diubah menjadi mayat penjelajah untuk tujuan jahat? Jika benar demikian, dalang di balik mayat ini pasti sedang bersembunyi di sekitar sini!
"Shi... Shixiong, tadi mayat itu sebenarnya masih hidup atau sudah mati? Lalu pria bertopi bambu itu siapa? Dia membantu pihak mana?" Pria gemuk itu juga terdiam, baru sadar setelah terpaku beberapa saat, lalu bertanya padaku.
Saat aku hendak menjawab pertanyaan pria gemuk, pria bertopi bambu itu tiba-tiba menatap ke arah kami. Dengan suara dingin menusuk, dia menggertak: "Keluar!"
