"Shixiong, mau ke mana?" tanya pria gemuk itu.
"Tidak apa, aku mau latihan sebentar di halaman belakang," jawabku.
"Hish! Benar-benar kesurupan..." desah pria gemuk itu dari belakang.
Sesampainya di podium latihan, aku langsung melepas liontin Giok di leher. "An Rushuang, An Rushuang, bisakah kamu keluar?" teriakku sambil menatap liontin itu.
Baru saja selesai bicara, cahaya putih pucat menyembur dari Giok. Bayangan An Rushuang langsung materialisasi di hadapanku.
“Shisan kenapa? Ada apa? Begitu buru-buru mencari aku?” An Rushuang menatapku dengan penasaran.
“Itu… itu, apa maksud kalimat ‘Orang saling memandang melalui ilmu Tao, ikan saling memandang di sungai dan danau.’ yang kau tinggalkan untukku waktu itu?” Aku bertanya pada An Rushuang dengan penuh hasrat.
“Bukan apa-apa, cuma coretan iseng saja.” An Rushuang tersenyum padaku. Meski sedang tersenyum, kulihat kecemasan dan kepedihan tersembunyi di balik mata phoenix-nya.
Pasti ada sesuatu yang disembunyikannya dariku saat ini.
“Rushuang, bisakah kau ceritakan tentang masa lalu kita? Aku selalu merasa kau sudah mengenalku sebelumnya, tapi aku sama sekali tak ingat. Bisakah kau ceritakan kisah kita dulu?” Kataku dengan serius menatapnya.
Mendengar pertanyaanku, An Rushuang terdiam. Tubuhnya perlahan bergerak ke tepi platform latihan lalu duduk.
Melihat ini, aku menyusul. Berdiri diam di belakangnya, menatap sunyi sambil menanti ia berbicara.
“Shisan, pertemuan pertama kita saat aku masih hantu yang baru kabur dari alam baka, sedangkan kau seorang daoshi termasyhur di dunia Yin-Yang. Nama besarmu bahkan membuat pemimpin Aliran Longhu saat itu mengalah. Waktu itu kau keras kepala dan tidak patuh, persis seperti sekarang. Kadang aku kesal melihat sikap keras kepalamu, tapi aku sungguh mencintaimu dari hati terdalam. Saat pertama bertemu, aku dipaksa menikah oleh Penjaga Neraka. Tanpa basa-basi, kau langsung mengusirnya. Di dunia Yin-Yang saat itu, kaulah daoshi pertama dan terakhir yang berani melawan Penjaga Neraka. Setelah mengusirnya, kau hendak menangkapku. Tapi setelah melihat bazi-ku, kau luluh dan membebaskanku. Sejak saat itu aku bertekad: harus menikahi pria itu, yaitu dirimu. Aku terus mengikutimu ke mana pun kau pergi. Saat kau menangkap hantu jahat, aku membantu. Saat kau menangkap hantu baik, aku mengganggu……” Suara An Rushuang tiba-tiba tercekat, seolah tersekat oleh tangis.
"Masa...masa itu, ketika kuingat sekarang, adalah hari-hari terindah saat aku bersamamu... Aku masih ingat malam itu, kau membawaku ke lereng bukit dan padang rumput seperti sebelumnya untuk melihat taburan bintang di langit. Seperti dulu, aku bersandar lembut di bahumu. Saat kau melihat meteor melintas di angkasa, dengan bersemangat kau berjanji akan bersamaku seumur hidup. Mendengar permohonanmu, diam-diam aku juga bersumpah dalam hati, memimpikan masa depan kita. Selama jiwaku tidak tercerai-berai, tak peduli kau pergi kemana, tak peduli berapa kali kau bereinkarnasi, aku pasti akan menemukanmu, menemanimu, mendampingimu... Tapi...tapi semua ini lenyap seperti asap karena ilmu Tao. Sejak itu, kedamaian bagiku bagaikan kabut pagi yang bisa kusentuh tapi tak tergenggam. Kebahagiaan bagiku laksana bintang di langit yang bisa kulihat tapi tak terjangkau. Yang tersisa hanyalah kenangan dan penantian - menunggu dalam kenangan, sekaligus mengingat dalam penantian... Aku mencintaimu, seperti kau mencintai Jalan dan umat manusia..."
An Rushuang menoleh memandangku dengan wajah basah oleh air mata. Mendengar kata-katanya, aku langsung membeku. Ternyata dugaanku benar - An Rushuang sudah mengenaliku sejak seribu tahun lalu. Dia terus menungguku. Tapi siapakah reinkarnasiku sebelumnya? Dan apa maksud kalimatnya "tapi semua ini lenyap seperti asap karena ilmu Tao"?
Apakah karena aku mempelajari ilmu Tao tertentu maka kenangan itu akan hilang? Ataukah setelah menguasai ilmu itu, aku harus memutus semua tujuh emosi dan enam keinginan?
Ilmu Tao apa sebenarnya itu?! Mungkinkah... mungkinkah itu Lóng Hŭ Qī Shè Yìn?! Ilmu Tao yang bahkan tidak pernah kusentuh ini tiba-tiba muncul sendiri di pikiranku, apakah ini karena ingatan reinkarnasiku sebelumnya?
Dan An Rushuang juga mulai bertingkah aneh sejak aku mulai memahami Lóng Hŭ Qī Shè Ling sendiri, mungkinkah benar ini karena ilmu Tao yang kuat dan misterius ini?
Semakin kupikir, hatiku semakin kacau. Melihat An Rushuang yang wajahnya masih basah oleh air mata, aku duduk di sampingnya dan bertanya pelan, "Rushuang, bisakah kau memberitahuku siapa sebenarnya reinkarnasiku sebelumnya?"
An Rushuang menatapku, terdiam sejenak sebelum akhirnya berkata, "Tang Yanlan, Xu Zhichen, Tian Yixuan, Xie Wenjie, Lin Hanxi, Bai Ye, Xia Mu, Zhao Xingchen, Lin Songtao, Gu Wenxing, Zuo Shisan. Setiap nama dari setiap reinkarnasimu akan kuingat selamanya, tapi kamu... selalu melupakan namaku. Tahukah kamu bagaimana rasanya ketika seseorang yang paling kau cintai memperlakukanmu seperti orang asing?..." Suara An Rushuang semakin tersekat oleh tangis...
Mendengar perkataannya, hatiku bergetar hebat. Seluruh tubuhku mulai gemetar tak terkendali. Wanita di hadapanku ini akhirnya membuka rahasia terdalam yang selama ini terkubur di hatinya - ternyata dia dengan setia menungguku selama seribu tahun...
Tanpa kusadari, aku memeluk An Rushuang erat-erat dan berbisik di telinganya, "Tidak akan. Aku tak akan pernah lagi melupakan namamu, takkan pernah lagi..."
An Rushuang tidak mengatakan apa-apa selama ini, membiarkan aku memeluknya. Setelah lama, dia perlahan melepaskan pelukanku dan menatapku serius: "Shisan, dengan mendengar perkataanmu ini, Rushuang sudah merasa cukup..."
"An Rushuang, bisakah kau jelaskan makna kalimat 'manusia saling melupakan melalui ilmu Tao' itu?" Aku bertanya pada An Rushuang.
Tepat di saat ucapanku berakhir, suara Master Gui terdengar dari kejauhan:
"'Manusia saling melupakan melalui ilmu Tao'. Zuo Shisan, aku akan jelaskan dengan tegas: Longhu Qishe Ling adalah teknik terlarang. Mereka yang mempelajarinya harus sepenuhnya mengabdikan diri pada Jalan Suci. Hanya dengan cara ini seseorang bisa mencapai jalan benar, terbebas dari belenggu tujuh emosi dan enam keinginan duniawi. Jalan Suci adalah Jalan, hantu tetaplah hantu. Keduanya saling bertentangan, tidak bisa bersatu. Begitu kau memilih Jalan ini, kau sama sekali tak boleh bersama hantu! Ini adalah jalan berbeda antara manusia dan hantu, juga pantangan mutlak bagi orang hidup!" Master Gui berhenti bicara, berdiri diam di bawah panggung latihan sambil menatapku.
Suasana hening menyelimuti. Dari perkataan Master Gui, seolah kulihat masa depan An Rushuang dan diriku - masa depan suram, pantangan orang hidup...
Master Gui melihat aku tetap diam, lalu berkata padaku: "Dan sekarang, satu-satunya yang bisa melawan jenderal Jepang Xiangtian dan hantu yin jahat ribuan tahun yang mengendalikannya, hanyalah Lianghu Qishe Ling dan Formasi Tianpan Qixing. Tapi melihat situasi saat ini, meski Lu Yu mengorbankan nyawanya dengan menggunakan Formasi Terlarang Tianpan Qixing Zhen, tetap tidak bisa membasmi hantu yin Xiangtian hingga tuntas. Jadi, kamu HARUS belajar mengendalikan Lianghu Qishe Ling. Tidak ada jalan kedua, dan tidak boleh ada jalan lain!" Master Gui berbicara sambil naik ke podium latihan.
Setelah mendengar perkataan Master Gui, akhirnya aku mengerti maksud perkataan An Rushuang "Manusia terlupa dalam ilmu Tao". Rupanya dia sudah mengetahui semua ini sejak awal.
"Aku tidak ingin belajar ilmu Tao! Aku hanya ingin menemaninya dengan tenang seumur hidup!" Kataku sambil menatap Master Gui.
"Takdir Langit tak bisa dilawan, Shisan. Ini adalah takdirmu, dan juga takdirnya." Master Gui berkata datar padaku.
"Aku tidak peduli takdir langit atau apapun! Takdirku ditentukan olehku sendiri, bukan langit! Mengapa hidupku harus diatur kalian?! Aku hanya ingin jadi orang biasa, dasar Tao!!" Aku hampir berteriak. Aku takkan pernah lupa kata-kata An Rushuang malam ini, juga matanya yang merah karena tangisan pedih.
"Shisan, cukup!" An Rushuang menyela pembicaraanku.
Mendengar ucapanku, Master Gui terdiam lama sebelum akhirnya berkata: "Jika kamu ingin bersamanya... bukan tidak mungkin..."
“Apa yang harus aku lakukan?” Setelah mendengar perkataan Master Gui, hatiku berdebar kencang seolah mayat hidup kembali, segera menatapnya dan bertanya.
“Temukan Fenghuang Dan (Empedu Phoenix), bawa dia hidup kembali sebagai manusia.” Master Gui menatapku dengan tenang sambil berkata.
