“Fenghuang Dan?” Setelah mendengar kalimat Master Gui ini, harapan kembali menyala di hatiku. Tak peduli di mana Fenghuang Dan berada, seberapa langka pun, aku harus menemukannya dengan cara apapun.
“Benar. Sebenarnya tidak hanya Fenghuang Dan yang diperlukan. Manusia mati tak bisa hidup kembali, itu hukum langit. Melawan hukum langit mana mungkin mudah? Setelah mati, Tujuh Pori terlebih dahulu menghilang, Tiga Hun menjadi hantu. Untuk menghidupkan kembali An Rushuang sebagai manusia, yang perlu kau cari bukan hanya Fenghuang Dan yang bisa menghidupkan Tujuh Pori manusia, tapi juga Buah Qiqiao Linglong sebagai jantung dan tulangnya, serta Air Suci Sungai Luo sebagai darah dan dagingnya. Tiga benda ini mutlak harus ada. Selain Fenghuang Dan, Buah Qiqiao Linglong dan Sungai Luo yang hanya ada dalam legenda itu belum pernah ditemukan siapa pun.” Master Gui menjelaskan sambil menatapku.
Mendengar penjelasan Master Gui, hatiku agak kecewa. Awalnya kukira cukup menemukan Fenghuang Dan di makam kuno untuk menghidupkan An Rushuang, tapi ternyata semuanya tidak sesederhana itu.
Tapi meski begitu, tidak masalah. Yang kutakuti adalah tidak ada secercah harapan sama sekali. Asal masih ada harapan, sekecil apapun itu...
“Ada lagi...” Master Gui kembali membuka mulut.
“Masih ada apa lagi?” Hatiku berdebar-debar, mengangkat kepala menatap Master Gui sambil bertanya lanjutan.
“Ada juga pertanyaan apakah dia bersedia meninggalkan tubuh Hantu Roh berusia seribu tahun untuk terlahir kembali sebagai manusia demi kamu.” Master Gui mengalihkan pandangannya ke arah An Rushuang sambil berkata demikian.
Setelah mendengar perkataan Master Gui, aku juga menoleh melihat An Rushuang, menanti jawabannya.
Angin malam yang membawa desir serangga menerpa ujung rambut An Rushuang, membuat sosoknya di bawah sinar rembulan terlihat semakin anggun dan menawan. Tiba-tiba aku merasa diri tak pantas—dengan hak apa Zuo Shisan seperti aku bisa membuat peri cantik ini menanti selama ribuan tahun?
Beberapa saat kemudian, An Rushuang menatap Master Gui dan berkata lembut: "Selama ini, kerinduanku terbesar adalah bisa terlahir kembali sebagai manusia untuk menemani seumur hidupnya. Meski hanya beberapa dekade singkat, aku rela. Jika bisa merasakan kebahagiaan dan kedamaian puluhan tahun, siapa yang mau mengembara tak tentu arah selama ribuan tahun?"
Mendengar jawaban An Rushuang, Master Gui mengangguk pelan. Matanya menerawang seolah tengah merenungkan sesuatu yang dalam.
“Master Gui, di mana letak Buah Qiqiao Linglong dan Sungai Luo sebenarnya?” tanyaku pada Master Gui.
“Buah Qiqiao Linglong tumbuh di Pegunungan Salju Kunlun. Sedangkan lokasi Sungai Luo yang sebenarnya, sejak zaman kuno tak pernah ada yang menemukannya.” Jawab Master Gui padaku.
Aku terdiam mendengar penjelasan itu. Master Gui kemudian meninggalkan pesan terakhir sebelum pergi, menyisakan aku dan An Rushuang berdua di atas platform latihan ini.
“Shisan, jika kamu ingin mendaki gunung, maka daki sampai puncak...”
Melihat sosak Master Gui yang menjauh, kata-katanya sebelum pergi terus bergema dalam benakku.
……
“Shisan?” Suara An Rushuang tiba-tiba terdengar dari belakangku.
Mendengar suaranya, aku segera menoleh dan bertanya: “Ada apa?”
“Hari ini aku sudah bicara banyak padamu, apa...apa kau merasa aku terlalu egois?” An Rushuang menatapku.
Mendengar ini, hatiku langsung terasa perih. Dasar wanita bodoh ini!
“Tidak, aku tak pernah merasa kau egois. Yang egois adalah aku. Kau tak pernah memikirkan dirimu sendiri, selalu aku yang berutang padamu... Rushuang, apapun rintangannya nanti, aku pasti akan menghidupkanmu kembali. Ngomong-ngomong, bisakah kau beri tahu bazi dan penyebab kematianmu sekarang?”
An Rushuang terdiam sejenak, lalu menggeleng:
“Sekarang belum bisa. Jika kau tahu sekarang, benar-benar tak ada manfaatnya.”
Aku tak bertanya lagi, mendekat dan memeluknya erat-erat...
Dari penuturannya kemudian, baru kuketahui selama hampir seribu tahun ini, ini pertama kalinya dia bisa mengungkapkan diri. Karena di kehidupan ini aku memiliki Yin Yang Yan abnormal yang tak terikat hukum langit, barulah dia bisa menyatu denganku sebagai hantu yin. Di kehidupan sebelumnya, sekadar ingin berbicara pun mustahil.
Semakin kudengar penuturannya, semakin sakit hatiku memikirkan dia yang kuperat dalam pelukan ini. Kuharap bisa terus seperti ini—memeluknya, menemaninya, hingga akhir hayat...
Setelah turun dari platform latihan, aku telah menyelesaikan latihan hari ini. An Rushuang juga sudah kembali ke dalam giok. Saat aku kembali ke kamar, si pria gemuk sudah tertidur pulas. Kamarku sejak ditempati si pria gemuk ini sudah berubah seperti sarang babi. Hanya ada satu kata yang bisa menggambarkannya: berantakan!
Sebenarnya kuil Tao ini tidak kekurangan kamar, tapi tempat tidur cadangan tidak ada. Satu-satunya kamar single dengan tempat tidur sudah ditempati Master Gui. Jadi si pria gemuk harus berbagi satu tempat tidur denganku.
Aku mendorong tubuh gemuknya ke sisi dalam kasur, lalu merebahkan diri. Matikan lampu dan tidur.
Sebelum terlelap, pikiranku terus berkutat: Bazi An Rushuang yang Gengchen, Gengchen, Gengchen, Gengchen itu sebenarnya melambangkan apa? Bagaimana dia bisa meninggal di usia muda? Mengapa dia selalu menolak memberitahuku?
Juga, siapakah wanita misterius bernama Qiu Shasha yang kujumpai hari ini? Mengapa dia mengenaliku, dan mengapa ilmu Tao-nya begitu tinggi?
Tidak boleh. Besok aku harus menyempatkan bertanya pada Master Qingfeng tentang Qiu Shasha ini.
Demikianlah, otakku yang dipenuhi segudang pertanyaan tak terjawab pun akhirnya tertidur lelap...
Keesokan paginya, aku terbangun oleh alarm ponsel si pria gemuk. Ajaibnya, kali ini dia bangun sendiri tanpa perlu kubangunkan. Langsung berpakaian, turun dari kasur, cuci muka, lalu sibuk memberi makan ayam dan anjing.
“Perubahan tiba-tiba pria gemuk ini membuatku agak tidak nyaman, tapi setelah dipikir-pikir, aku langsung paham. Kebiasaan bangun telannya sebelumnya pasti karena trauma dihukum Master Qingfeng, makanya dia berubah.”
Memandangi pria gemuk yang sedang memberi makan Huzi, aku geleng-geleng kepala sambil tersenyum lalu berjalan ke dapur untuk menyiapkan sarapan pagi ini.
Setelah sarapan selesai, hanya Master Qingfeng yang datang makan. Dari mulutnya kudengar Master Gui sudah pergi dari Kuil Qingzhu sejak kemarin malam. Saat sarapan, kutanyakan padanya: "Shifu, apakah kau kenal seorang gadis bernama Qiu Shasha?"
"Hah!~ Kamu... kamu bilang siapa?!" Master Qingfeng nyaris tersedak mantou saat mendengar nama itu. Aku heran, masa hanya nama gadis biasa sampai segitunya reaksinya?
"Qiu Shasha." Kulihat reaksi Master Qingfeng semakin membuatku penasaran. Memang benar gadis ini punya latar belakang yang patut dipertanyakan.
"Bagaimana... bagaimana kamu bisa mengenalnya?!" Master Qingfeng menatapku sambil menaruh mantou yang belum sempat dimakannya.
Melihat reaksinya, keraguanku semakin menjadi. Benar seperti yang dikatakan gadis itu, Master Qingfeng dan Master Gui memang mengenalnya.
"Waktu Master Gui membawaku latihan kemarin, aku bertemu dia sepulangnya. Shifu, siapa sebenarnya dia?" tanyaku sambil menatap Master Qingfeng.
“Shisan, kamu tidak membuatnya marah, kan?” Master Qingfeng tidak menjawab pertanyaan, memandangiku dengan rasa khawatir.
“Tidak, aku malah membantunya. Meskipun dia sengaja berpura-pura.” Kataku sambil menatap Master Qingfeng.
Master Qingfeng baru lega setelah mendengar penjelasanku, lalu berkata: “Gadis bernama Qiu Shasha itu bukan orang lain, dia adalah putri dari pemimpin sekte Aliran Longhu kita!!”
“Glek!!” Aku hampir tersedak mendengar pernyataan Master Qingfeng. Gadis berperangai kasar, manja dengan penyakit putri, dan bahkan menguasai seni bujuk rayu itu... ternyata putri pemimpin sekte Aliran Longhu kita?!
Tak heran keahliannya begitu mumpuni, tak kalah dari Tiga Zhenren Aliran Longhu. Statusnya memang sepadan dengan sifat manja ekstrimnya!
“Shifu, bukannya kamu tidak punya anak perempuan?” Meski tahu klaim sebelumnya Master Qingfeng sebagai pemimpin sekte Aliran Longhu hanyalah kebohongan, aku sengaja membongkar kebohongannya.
“Iya Shifu, bukannya kamu bilang kamu pemimpin Aliran Longhu kita? Kenapa aku tidak pernah dengar kamu punya anak perempuan?” Pria gemuk yang sedang asyik makan itu juga menatap Master Qingfeng penuh tanya.
Wajah Master Qingfeng memerah mendengar pertanyaan kami, tapi tetap berusaha ngotot: “Ini... maksudku... aku ini... calon penerusnya, calon penerus...”
Setelah sarapan bersama, aku sendiri pergi ke halaman rumah dan mulai berlatih energi Yang dengan posisi handstand. Sementara Master Qingfeng pergi ke gunung Beijiu Shui sendirian untuk mengumpulkan obat herbal bagiku.
Si pria gemuk malah lebih santai, duduk di kursi rotan di bawah pohon besar, menikmati teh sambil berteduh. Sesekali dia menggunakan fitur shake di ponselnya untuk pura-pura mencari jodoh! Memang lajang itu enak, tak perlu menghidupi istri dan anak, kenyang sendiri berarti seluruh keluarga tak kelaparan. Tak perlu kerja kantoran atau mengerjakan tugas, benar-benar hidup santai.
Foto profil palsunya pernah kulihat. Entah dari mana dia download gambar cowok ganteng berkacamata hitam yang sedang menyetir Mercedes. Di tanda tangan profilnya tertulis: "Tuli mendengar bisu berkata buta melihat cinta." Gaya Fei Zhu Liu banget.
Benar-benar jagoan percintaan, playboy pura-pura...
Saat aku hendak menutup mata untuk fokus melatih energi Yang, suara gadis tiba-tiba terdengar dari atas tembok tempatku handstand:
"Wah, adik kecil, kakak baru tahu kamu rajin sekali..."
