Suara gadis yang muncul tiba-tiba itu nyaris membuatku terjungkal dari tembok. Suara Qiu Shasha yang penuh sindrom putri itu terlalu kukenal – gadis dengan penyakit princess tingkat akhir!
Aku mengangkat kepala sambil berdiri terbalik melihat ke atas tembok, benar saja Qiu Shasha, saat ini dia sedang duduk di atas tembok, mengayunkan dua betis rampingnya, menatapku dengan senyum nakal menggunakan sepasang mata besar yang jernih.
"Kamu... kenapa tiba-tiba datang ke sini?" Aku bertanya padanya.
"Kakak perempuan ini tidak boleh datang ke sini?" Qiu Shasha balas bertanya padaku.
"Astaga, Shixiong, siapa gadis kecil itu?! Lumayan cantik ya!" Pria gemuk itu sekarang juga melihat Qiu Shasha yang duduk di atas tembok, bertanya padaku.
Namun saat Qiu Shasha mendengar suara pria gemuk itu, alisnya berkerut, menatap pria gemuk itu berkata: "Aku siapa ada hubungannya denganmu?"
Ya sudah, penyakit putrinya yang sudah stadium akhir mulai kambuh lagi...
Khawatir mereka bertengkar, aku buru-buru memanjat tembok, mengedipkan mata pada pria gemuk itu memberi isyarat agar diam, lalu menoleh ke Qiu Shasha: "Katakanlah Nona Qiu, ngapain kamu selalu mengejar-ngejar aku? Aku kan tidak berhutang padamu."
"Apa... apa katamu?! Aku mengejarmu?! Zuo Shisan! Kamu benar-benar terlalu percaya diri!!" Saat ini Qiu Shasha menatapku dengan wajah marah, pipinya memerah karena geram.
"Kalau bukan mengejar aku, ngapain kamu ke sini?" Aku bertanya pada Qiu Shasha yang masih duduk di tembok.
"Aku... aku suka! Mau ke mana saja terserah aku, urusanmu apa?!!" Qiu Shasha membalas tatapanku.
"Setelah mendengar ucapannya, aku hanya tersenyum tanpa melanjutkan pembicaraan. Berdebat dengan siluman licik yang suka membangkitkan Gu dan tak kenal logika seperti dia adalah hal yang bodoh dan sia-sia. Untuk gadis seperti ini, diam adalah jawaban terbaik."
Saat itu, pria gemuk itu juga bangkit dari kursi rotan dan berjalan menghampiriku.
"Shixiong, apa dia Qiu Shasha putri Aliran Longhu kita?" tanya pria gemuk itu sambil mendekatiku.
Sebelum sempat kujawab, Qiu Shasha sudah mendahuluiku menjawab dengan nada menantang: "Ya, benar! Ada masalah apa, Gemuk?"
Temperamen pria gemuk itu yang memang sudah buruk langsung tersulut oleh sikap arogan Qiu Shasha. Dengan geram ia membalas: "Dasar cewek kecil tak tahu diri! Lihat gemakge ini saja tidak bisa panggil 'Sobat Gendut', etiket dasar saja tidak punya ya?!"
Sorot mata Qiu Shasha langsung berubah dingin. Tanpa berkata-kata, tubuhnya melesat dari atas tembok bagai burung elang menukik ke arah pria gemuk itu. Gerakannya begitu cepat sampai aku tak sempat bereaksi. Begitu sampai di depan pria gemuk, kakinya sudah mendarat keras di dada si Gemuk!
Refleks pria gemuk itu bahkan lebih lambat dariku. Sebelum sempat menghindar, tubuhnya sudah terlempar beberapa meter akibat tendangan Qiu Shasha!
“Aduh!!~” Pria gemuk menjerit, jatuh tepat di tengah halaman. Untungnya kulitnya tebal dan tubuhnya kuat, jatuh ke tanah pun tak apa. Saat itu Huzi mendengar suara, berlari mendekat. Melihat orang asing masuk, mulutnya menganga sambil mengaum akan menerkam dan menggigit.
“Huzi! Berhenti!!” Melihat Huzi, aku segera membentaknya. Wanita ini terlalu ganas, kalau Huzi mendekat pasti akan celaka.
“Gimana? Siapa yang jadi kakek sekarang?” Meski sudah berkelahi, ekspresi Qiu Shasha masih ceria, seolah yang tadi memukul bukan dirinya.
Pria gemuk bangkit dari tanah hendak menyerang Qiu Shasha habis-habisan. Aku segera berlari menariknya, berbisik di telinganya: “Bodoh, kau pria dewasa masih mau ribut dengan gadis kecil?! Sudahlah. Kalau terus diprovokasi, ayahnya adalah pemimpin sekte Longhu. Cukup satu kalimat dari Master Qingfeng, kau bisa diusir dari sini.”
Mendengar penjelasanku, pria gemuk menimbang untung-rugi akhirnya mengurungkan niat.
“Pria baik tidak bertengkar dengan wanita.” Gerutu pria gemuk sambil membetulkan debu di bajunya.
“Nona Qiu, sebenarnya untuk apa kau ke sini?” Aku menoleh memandang Qiu Shasha bertanya dengan putus asa.
Setelah mendengar perkataanku, Qiu Shasha tersenyum memperlihatkan gigi putih dan dua lesung pipi kecilnya, perlahan mendekatiku. Baru ketika sudah berada sangat dekat, dia menatapku dan berkata kata demi kata: "Kamu! Urus! Aku!"
Mendengar ucapan tidak masuk akalnya, aku merasa geli sekaligus kesal. Sudahlah, lebih baik tidak usah ditanya. Jika tak bisa melawan, bukankah lebih baik menghindar?
Memikirkan itu, aku pun diam dan berjalan ke tepi dinding, melanjutkan latihan energi Yang dengan posisi handstand sambil mempraktikkan jurus tunna.
Namun tak lama setelah aku menutup mata, tiba-tiba hidungku terasa gatal. Saat membuka mata, kulihat Qiu Shasha sedang menggodaku dengan sebatang rumput ekor anjing.
Aku segera membalikkan badan turun dari dinding, berdiri dan bertanya padanya: "Nona Qiu, sebenarnya kamu mau apa? Aku harus latihan, tidak ada waktu untuk bercanda." Kali ini benar-benar kesabarannya habis.
Tapi Qiu Shasha justru berkata: "Zuo Shisan, sampai kapan kamu mau latihan seperti ini? Terlalu lambat."
"Aku tidak punya bakat sepertimu. Burung bodoh harus terbang lebih dulu, ketekunan bisa menutupi kekurangan," jawabku.
Qiu Shasha hanya menggelengkan kepala pelan;
“Bukan begitu, kemarilah, aku akan membawamu ke suatu tempat yang bisa memastikan latihanmu dalam mengolah energi Yang dalam tubuh menjadi lebih efisien.” Qiu Shasha meraih lenganku dan mulai menarikku keluar dari Kuil Tao.
“Hei, hei, apa yang kau lakukan?! Pria dan wanita tidak boleh bersentuhan, lepaskan shixiong-ku!!” Pria gemuk itu berteriak melihat kejadian tersebut.
Aku segera menarik lenganku dari genggaman Qiu Shasha, “Nona Qiu, kalau kau benar-benar tidak ada kerjaan, bukankah ada banyak orang di Aliran Longhu? Ganggu mereka saja. Aku sungguh sibuk.”
“Kau tidak percaya padaku?” Qiu Shasha menatapku.
“Bukan tidak percaya...”
“Kalau begitu ikutlah.”
Qiu Shasha mengeluarkan Kertas Jimat dan menempelkannya di tubuhku. Seketika seluruh tenagaku seperti disedot, membuatku tak bisa bergerak.
“Apa yang kau lakukan?!” tanyaku padanya.
Ia hanya tersenyum misterius, menarik lenganku dengan kekuatan tak kasatmata yang memaksaku mengikuti langkahnya menuju pintu kuil.
Giok tempat An Rushuang berada mulai memanas...
“Goblog, sini ada yang liat! Di siang bolong begini main rayu daoshi baik-baik, mau nembak orang!!” Pria gemuk jelas lihat Qiu Shasha menempelkan kertas jimat di tubuhku, jadi sambil teriak dia langsung lari ke arahku.
Melihat pria gemuk mendekat, Qiu Shasha sedikit angkat sudut bibir. Dia ambil lagi selembar kertas jimat dan langsung tempel di tubuh pria gemuk yang langsung membeku di tempat, tak bisa bergerak sama sekali.
“Dasar cewek kecil! Cepat lepasin mantra ini dariku! Nanti aku seriusin lho! Kau tau Jurus 18 Penakluk Naga? Cuma karena nama ayahmu, aku baru...”
“Dasar mulut bocor!”
Belum selesai pria gemuk ngomong, Qiu Shasha sudah tempelkan kertas jimat lain di mulutnya. Seketika dia membatu di tempat seperti patung, sama sekali tak bisa bersuara.
Puas melihat kelakuan pria gemuk, Qiu Shasha manggut-manggut. Dia pegang lenganku dan menarikku menuju gerbang kuil Tao.
“Qiu Shasha! Mau dibawa ke mana ini?!” Meski tubuhku dikendalikan, mulutku masih bisa bersuara.
Sampai di depan gerbang kuil, Qiu Shasha buka pintu sambil tersenyum: “Ajak kamu ke Pasar Hantu, biar nambah wawasan.”
“Pasar Hantu? Apaan tuh?” tanyaku bingung.
“Nanti juga tau.” Qiu Shasha menarikku keluar kuil. Dengan cengkeraman kuat di lengan kanannya, dia melompat sambil tempelkan tubuhnya padaku, membawaku melayang beberapa meter!
“Hei, hei, hei! Pelankan sedikit!”
“Apa yang ditakutkan pria sepertimu?!”
“Aku pusing...”
“Bukan naik mobil, kenapa bisa pusing?”
“Kamu terlalu dekat denganku, aku pusing wanita...”
