Alasan saya berkata begitu sebelumnya bukan karena benar-benar pusing wanita, melainkan khawatir An Rushuang di dalam giok liontin akan cemburu. Meski tidak tahu tujuan Qiu Shasha membawaku ke pasar hantu itu, jika posisinya terbalik - seandainya An Rushuang dibawa paksa pria asing meski tak rela, pastilah hatiku akan kesal bahkan bisa jadi mengamuk.
Karena itu aku menjaga jarak sejauh mungkin dengan tubuh Qiu Shasha.
Sepanjang jalan, dia membawaku melesat ke arah barat. Meski terlihat seperti gadis kecil yang lemah, membawa pria 50 kg sepertiku sama sekali tak membuatnya kelelahan. Setelah menempuh jarak sejauh itu, napasnya bahkan tidak terengah-engah, hanya pipinya sedikit memerah...
"Sampai, di sini." Qiu Shasha membawaku masuk ke hutan lebat di pegunungan Beijiu Shui, berhenti di depan rangkaian gunung yang menjulang.
"Ini mana?" tanyaku sambil menatap barisan pegunungan di depan.
“Pasar hantu, atau yang biasa disebut pasar tiruan. Pasar hantu ini didirikan oleh Aliran Longhu kami di sini. Hanya kalangan seperti Tao, Buddha, keluarga pengangkat mayat, ahli Gu Perbatasan Miao, pencuri makam dari sekte utara-selatan, dan tentu saja para Tai hao yang suka mengoleksi antik yang tahu lokasinya.” Qiu Shasha sambil melepaskan kertas jimat dari tubuhku.
Anggota tubuhku langsung bisa bergerak lagi. Aku segera meregangkan badan sambil melihat sekeliling: "Kita cuma melihat gunung dan pohon, mana ada pasar hantu?"
Qiu Shasha tersenyum padaku: "Ikut aku."
"Lupakan, aku tidak ikut. Aku harus kembali latihan." Aku mundur perlahan. Aku benar-benar tidak tahan dengan sikap putri manja ini.
"Zuo Shisan! Apa kamu masih ingin ditempel ini?!" Qiu Shasha menoleh sambil mengacungkan kertas jimat.
Ya sudahlah. Di bawah atap orang, harus tunduk.
"Baik, baik! Aku ikut, oke?" Aku mempercepat langkah menyusulnya.
Mengikuti Qiu Shasha, tak jauh kemudian muncul kabut tebal. Semak-semak semakin rimbun, di tengahnya ada jalan setapak berkelok-kelok menurun.
Qiu Shasha membawaku menyusuri jalan kecil itu.
Sekitar sepuluh lebih menit, jalan itu berakhir. Semak-semak menghilang, digantikan jurang sempit yang hanya bisa dilalui satu orang.
"Melewati jurang gunung ini, di depan muncul lapisan-lapisan pagar kayu. Saat mendekati pagar kayu itu, samar-samar kulihat gas putih berlapis-lapis melayang di sekitarnya."
Energi Yang!
"Kenapa bisa ada begitu banyak energi Yang di sini?" Melihat ini, aku fokus memandang ke belakang pagar kayu itu. Dalam kabut putih yang pekat, samar-samar kulihat ada kepala manusia bergerak-gerak.
"Ada orang di belakang pagar kayu itu?!" Aku menunjuk ke depan sambil berkata.
"Apa yang istimewa dari ini? Kalau tidak ada orang di pasar hantu, memangnya ada hantu beneran?" Qiu Shasha mengeluarkan selembar Kertas Jimat dan menempelkannya di dadaku. Seketika pemandangan yang muncul di depan membuatku kaget.
Saat itu juga kabut tiba-tiba menghilang. Tampak di belakang pagar kayu terdapat dua baris pondok kayu yang tak terlihat ujungnya. Di jalan antara pondok-pondok itu, berbagai macam orang berjalan mondar-mandir. Ada juga pedagang yang sedang berjualan di lapak. Seluruh pemandangan ini hampir sama dengan pasar malam di kota.
Hanya saja orang di pasar hantu ini tidak terlalu banyak. Meski terlihat ramai, sebenarnya hanya terkonsentrasi di satu jalan itu saja.
"Masih bengong apa? Ikut aku masuk." Qiu Shasha mengulurkan tangannya hendak menarik lenganku.
"Hei, Nona Qiu, aku bisa jalan sendiri." Kuangkat tangan Qiu Shasha dari lenganku, lalu mengikutinya masuk ke dalam pasar hantu itu.
"Pasar hantu Aliran Longhu kami sudah ada sejak Dinasti Qing. Barang-barang di sini campur aduk antara asli dan palsu. Seiring perkembangan berbagai ilmu Tao, ilmu mayat hidup, dan ilmu gu Perbatasan Miao, skala pasar hantu di berbagai daerah terus meluas, tapi tetap tidak menyimpang dari arah utama yang berkembang sejak era Qing. Sekarang pasar hantu masih serba ada seperti dulu: berbagai barang antik, ilmu Tao, ilmu gu, ilmu mayat hidup, obat herbal langka, bahkan hantu kecil Man Tong, benar-benar beragam. Banyak barang yang sulit ditemukan di toko luar, tapi bisa dilihat langsung di sini." Qiu Shasha menjelaskan padaku sambil mendekati pasar hantu.
Setelah mendengar penjelasannya yang panjang, aku mulai sedikit memahami pasar hantu ini.
Saat berjalan bersama Qiu Shasha ke pintu masuk pasar hantu, benar saja di kedua sisi pintu berdiri dua daoshi berbaju Tao Mao Shan. Melihat Qiu Shasha, mereka segera membukakan pintu lalu berdiri di samping sambil membungkuk, kedua tangan disatukan di depan perut, mengangkat dari bawah ke atas, memberi hormat aliran Tao padanya.
Qiu Shasha hanya mengangguk ringan, lalu membawaku masuk ke dalam pasar hantu ini.
"Hei, Zuo Shisan, kamu mau makan apa? Aku traktir, nanti temani aku ke area penjual bunga Yin di pasar hantu ini ya?"
Baru sekarang aku benar-benar memahami tujuan sebenarnya Qiu Shasha membawaku ke pasar hantu ini:
Jalan-jalan!
"Aku agak bingung, tapi terpaksa terus mengikuti. Sekarang aku malah merasa terhina, sebagai seorang pria tapi dikendalikan mati-matian oleh gadis kecil, sungguh memalukan..."
Dengan memaksakan diri, menahan emosi menemani Qiu Shasha berkeliling pasar hantu yang penuh barang ini selama beberapa jam, akhirnya dia lelah dan bertanya padaku: "Zuo Shisan, kamu mau makan apa? Aku yang traktir."
"Aku sekarang tidak nafsu makan, cuma mau pulang," kataku.
"Kamu sebeneernya benci banget sama aku?!" Qiu Shasha menatapku sambil bertanya.
"Aku dari tadi nggak ngerti, kenapa kamu harus terus-terusan nempel sama aku?!" Aku balik bertanya. Sudah seharian menahan kesal, kalau bukan karena nggak bisa ngelawan, aku pasti sudah meledak.
Aku selalu yakin Qiu Shasha punya alasan tertentu terus mengekeku sejak pertama muncul. Jangan-jangan dia suka sama aku?
Garing! Aku masih punya kesadaran diri. Di dunia ini nggak ada yang suka tanpa alasan, juga nggak ada benci tanpa sebab. Tapi kenapa dia terus begini padaku, sampai sekarang masih misteri.
"Aku yang nempel sama kamu?! Tahu nggak berapa banyak pria yang mau nemenin aku tapi aku nggak mau? Masih berani bilang aku yang nempel?!" Qiu Shasha gemetar marah, dadanya yang montok naik turun tidak karuan.
"Begitu baru benar, Nona Qiu. Kalau sudah ada yang mau nemenin, kenapa masih cari aku? Bikin kita berdua nggak nyaman. Lagian, aku ini udah punya istri. Kalau terus-terusan nemeninmu jalan-jalan, nanti aku nggak bisa ngasih penjelasan ke istriku." Aku menatap Qiu Shasha sengaja membesarkan suara saat menyebut kata "istri", berharap An Rushuang mendengar dan merasa tenang.
Dia sudah mencurahkan semua cinta dan kesetiaannya padaku, bahkan mengorbankan segalanya. Kalau sampai aku masih membuatnya sedih dan menangis, nggak pantas disebut lelaki sejati, bahkan nggak layak disebut manusia.
"Kamu... kamu, Zuo Shisan! Dasar brengsek!!" Qiu Shasha gemetar marah, bibir mungilnya terkunci rapat, jari manisnya menudingku tajam.
"Hei anak muda! Dasar kau! Minggir dari depan gue!!" Tiba-tiba seorang pria kekar muncul entah dari mana, berdiri di belakangku dan meneriaki dengan suara menggelegar.
Masih dalam emosi, aku langsung meledak. Tanpa menoleh langsung kutimpali: "Dasar paman tua! Barusan ngatain siapa?!" Sambil mengumpat, kuperhatikan pria berusia paruh baya berkulit gelap di belakangku itu. Matanya melotot seperti ikan mati penuh kebencian.
Namun, kusadari ada aura dingin menusuk darinya. Setelah kufokuskan pandangan, terlihat lapisan tebal energi Yin mengelilingi tubuhnya!
"Melihat energi Yin ini, aku kaget. Mungkinkah dia bukan manusia?! Lagipula di tubuhnya selain energi Yin, ada juga energi Yang putih. Apa yang sebenarnya terjadi?"
Qiu Shasha juga melirik pria itu, berkata dingin: "Pergi dari sini! Gan Shijiang busuk sok jagoan. Ini bukan urusanmu." Dari perkataan Qiu Shasha, aku baru paham. Pantas saja tubuh pria ini ada energi Yin dan Yang. Rupanya dia Gan Shijiang yang sering kontak dengan mayat penuh energi Yin jahat. Wajar kalau tubuhnya dipenuhi energi Yin.
"Bangsat! Dikasih muka malah enggak mau tau! Cari mati!!" Pria itu mengulurkan tangan besar dan menggenggam kerah bajuku.
