Meskipun dalam hatiku agak merasa Leizi sepertinya berubah, hal ini wajar. Di usia kami sekarang, memang masih kurang kemampuan menilai diri sendiri yang tepat dan daya tahan terhadap berbagai godaan dari luar.
Jadi, setelah memikirkan ini, aku pertama-tama menenangkan emosiku baru bertanya pada Leizi: "Leizi, kenapa kamu malah menghubungi bos properti itu? Demi harta? Bukankah hutang keluargamu sudah dilunasi? Sekarang kamu harus fokus sekolah, saat ujian berikutnya kita usahakan nilai kita bisa tembus angka dua digit."
Leizi terbatuk kering setelah mendengar ucapanku: "Bukan, San Ge salah paham. Aku bukan tergiur harta. Bukankah semua hutang keluargamu yang bantu melunasi? Jadi setelah dengar kabar ini dari orang, hari ini aku inisiatif menghubungi. Cuma ingin membantumu mendapatkan pekerjaan yang menghasilkan. Uang hasil kerjamu, aku tidak ambil sepeserpun. Lagipula San Ge, bukankah para daoshi seperti kalian memang ahli menyelesaikan urusan seperti ini?"
Setelah mendengar penjelasan panjang Leizi di telepon, akhirnya aku mengerti maksudnya. Asalkan dia sendiri tidak serakah akan harta. Begitu nafsu serakah muncul, akan sulit dikendalikan, bahkan bisa menghalalkan segala cara untuk mencari uang. Ternyata aku yang overthinking. Leizi hanya ingin membantuku menghasilkan uang untuk melunasiku.
“Orang lain? Apa lagi cewek yang kemarin ajak kita jual mangkuk keramik itu yang ngontak?” tanyaku lewat telepon.
“San Ge, kok kamu tahu?” Leizi heran bertanya padaku.
“Cuma nebak. Denger ya, sekarang juga blokir nomor cewek itu. Jangan kontak dia lagi.” Alasanku menyuruh Leizi memblokir wanita itu murni karena aku merasa dia terlalu licik. Kalau Leizi terus-terusan berhubungan, khawatir dia terseret masalah. Lagipula, kenapa dia tidak langsung hubungi aku yang punya nomornya, malah berkali-kali minta Leizi jadi perantara? Jelas dia memanfaatkan sifat Leizi yang mudah dibujuk dan kurang mikir panjang.
“Kenapa? Kan dia rajin cariin klien buat kita.” Leizi masih bingung.
“Nggak usah tanya. Pokoknya blokir sekarang!” tegasku.
“Oke, nanti juga aku blokir.” Leizi menurut tanpa banyak tanya.
“Begini Leizi, soalnya udah ada yang ngontak, hari ini aku mau cek. Kamu sekarang di mana?” Aku tidak ingin menolak niat baik Leizi. Sebagai anggota Sekte Naga Harimau Maoshan, wajar saja aku harus turun tangan jika ada kejadian aneh.
“Aku di Dongdian, masih di rumah bos properti tadi. Habis negosiasi, langsung telepon kamu buat konsultasi,” jawab Leizi.
“Oke, kirim alamatnya ke ponselku. Sebentar lagi kami sampai di Kota Dongdian,” kataku menutup percakapan.
“Baik, aku segera kirim ke kamu, kita tutup telepon dulu ya.” Leizi langsung mematikan telepon. Tak lama kemudian, aku menerima lokasi spesifik sebuah perumahan yang dikirim Leizi.
“Pria gemuk, jangan ke sekolah dulu, kita pergi ke sini.” Sambil berkata demikian, aku menyerahkan ponselku ke pria gemuk.
Pria gemuk melirik dan terkejut, “Perumahan Hongwan?! Perumahan ini cuma dihungi orang kaya dan berpengaruh di Dongdian. Kerjaan apa sih yang direkomendasikan temanmu ini?” Tanyanya sambil mengambil ponsel dari tanganku.
“Ada bos properti. Dia bilang ke temanku kalau rumahnya sering ada kejadian aneh belakangan ini. Dia mau kita bantu periksa, bayarannya 100 ribu yuan setelah selesai.” Aku menjelaskan ke pria gemuk.
Mendengar penjelasanku, pria gemuk mencibir. Dia memutar setir mengambil jalan pintas, baru berkomentar, “Shixiong, bos properti mana yang pelit begitu? Cuma bayar 100 ribu buat jasa penanganan fenomena gaib. Jangan-jangan ini kontraktor kelas kakap? Kita ini murid utama dan kedua Aliran Longhu. Bayaran 100 ribu buat jasa home service, tidakkah itu merendahkan harga diri?”
“Sudahlah, kau pikir diri ini barang mewah? Dulu kerja setahun habis-habisan dapat berapa?” Kutanyakan padanya.
“Ditambah bonus akhir tahun belum sampai 50 ribu. Aku resign setelah istriku kabur dengan pria hidung belang.” Jawab pria gemuk sambil menatapku.
“Kalau begitu, bukankah sudah jelas? Dulu kamu bekerja setahun pun tidak bisa dapatkan 100 ribu yuan, sekarang kita hanya perlu membantu orang melihat-lihat saja sudah bisa dapat 100 ribu yuan. Bersyukurlah, masih mau apa lagi?” Aku menatap pria gemuk itu.
Pria gemuk itu mengambil kesempatan saat aku bicara, mengeluarkan sebatang rokok dan menyalakannya. Setelah menghirup dalam-dalam, dia melanjutkan: “Shixiong, kamu masih terlalu muda, ada beberapa hal yang belum kamu pahami. Kamu tidak boleh berpikir seperti itu. Lihatlah betapa kayanya para pengembang properti? Apalagi dia seorang direktur, mungkin dalam sehari dia bisa dapat lebih dari 100 ribu yuan. Coba pikir, uang siapa yang mereka hasilkan? Uang rakyat kecil seperti kita! Setelah susah payah mempelajari ilmu Tao, ketika mereka ada masalah malah merengek minta bantuan kita. Kalau bukan mereka yang kita tipu, lalu siapa lagi? Lagipula, uang hasil tipu mereka bisa kita sumbangkan ke Palang Merah... Ah, sialan! Dasar Palang Merah! Lebih baik kita sumbangkan ke daerah pegunungan miskin, proyek Harapan, atau asosiasi perlindungan hutan dan satwa liar. Seratus kali lebih baik daripada dibiarkan di kantong mereka untuk foya-foya dan membayar gundik!”
“Mendengar ucapanmu, bagaikan belajar sepuluh tahun, Pria Gemuk. Aku baru sadar, kesadaranmu begitu tinggi? Suci sekali kamu! Jadi menurutmu, kalau hari ini aku tidak minta 1-2 juta dari direktur properti itu, aku jadi penjahat sepanjang masa ya? Harus dihukum tembak ya?” Aku menggoda pria gemuk itu.
“Masa iya? Shixiong, kamu dengerin aku, gasak habis-habisan, gasak sampe mati, gasak sampe ke kuburan leluhur.” Pria gemuk itu mengibaskan abu rokoknya keluar jendela mobil.
Mendengar perkataan pria gemuk, aku menggeleng sambil tersenyum: “Lu gak tau, orang-orang itu liciknya minta ampun. Mau ambil satu bulu aja dari badan mereka, lebih susah daripada nawar sayur di pasar. Percaya gak? Aku sekarang lebih milih bantu seratus buruh dan petani gratis, daripada berurusan sama para hartawan. Main otak dan perasaan terlalu capek...”
Pria gemuk itu tertawa mendengar ucapanku:
“Udah deh Shixiong, itu mah otak lu yang kurang greget. Hari ini liat Master Gemuk pamerin pengalaman hidup 30 tahun, tunjukin apa itu kecerdasan sejati...”
Sadar dia mulai membual lagi, aku buru-buru menyalakan musik di mobil.
Mobil meluncur lancar dan sebelum tengah hari sudah tiba di Perumahan Hongwan, Dongdian. Kompleks ini memang ketat pengawasannya. Tanpa kartu akses, satpam sama sekali tidak mau membuka pintu. Setelah menyebut nomor unit, gerbang baru dibuka.
Kami masuk sampai area parkir Vila Independen Zona D. Turun dari mobil, aku langsung menelepon Leizi: “Cepat turun sambut kami, aku sama si Gemuk udah sampai.”
“Pria gemuk, dalam profesi kita ini harus bersikap dingin. Saat bertemu bos properti nanti, jangan terlalu antusias. Semakin kamu cemberut dan diam, semakin mereka menganggapmu sebagai orang hebat.” Setelah turun dari mobil, aku menyampaikan nasihat Master Qingfeng yang sering diulanginya padaku kepada pria gemuk itu.
Mendengar itu, pria gemuk menepuk dadanya dengan penuh keyakinan dan berkata padaku: “Shixiong, tenang saja. Aku paham semua ini. Lihat saja nanti, aku akan meminta harga tinggi untukmu!”
“San Ge, sini!” Suara Leizi terdengar tak jauh di belakang kami.
Menoleh ke sumber suara, terlihat Leizi dan wanita muda yang dulu mengantar kami menjual mangkuk keramik sedang berjalan mendekat.
“Mbak, lama tidak bertemu. Akhir-akhir ini makan apa? Badanmu jadi kekar sekali! Lihat, semua otot menonjol!” Wanita itu berjalan mendekat di belakang Leizi sambil tersenyum licik, matanya menyorotkan kilatan nakal saat mengamatiku dari ujung kepala sampai kaki.
Entah kenapa, tatapannya membuatku tidak nyaman. Tanpa peduli padanya, aku langsung menarik Leizi ke samping dan berbisik: “Leizi, bukannya sudah kularang berhubungan dengan wanita ini? Kenapa kalian masih bersama?”
Leizi buru-buru menjelaskan: “San Ge, ketika kamu menelepon, kami sedang bersama. Aku tidak mungkin memblokirnya di depan mukanya kan?”
Setelah mendengar perkataan Leizi, aku mengangguk lalu melanjutkan pertanyaan kepadanya: "Lupakan dulu tentang dia, ceritakan padaku, masalah supernatural apa sebenarnya yang terjadi di rumah bos properti itu?"
