Lao Lu mengangguk: "Benar! Memelihara anjing sampai besar kan untuk dimakan? Daging anjing enak, nanti malam akan kubumbui istimewa!"
"Jangan, tolong jangan! Kami tidak mau makan, biarkan saja anjingnya tetap menjaga rumah." Segera kuhalau dengan tangan.
"Kalian sudah datang sampai sini, ngapain sungkan sama kakak seperti aku? Makanlah sepuasnya! Kalian menjauh sedikit, hati-hati jangan sampai darahnya muncrat!" Lao Lu berkata sambil tidak lagi memperhatikan aku dan si pria gemuk, terus mengayunkan tongkat kayu di tangannya ke arah anjing itu!
"Berhenti!!" Aku langsung meraih tangannya, menghentikan Lao Lu.
"Ada apa?" Lao Lu memandangku dengan raut wajah tak senang.
"Kami tidak ingin makan daging anjing, tidak perlu kau bunuh." Aku menatap Lao Lu.
Lao Lu mendengus dingin, berubah seperti orang lain, berkata padaku: "Kalian tidak mau makan ya jangan makan, aku yang mau! Anjing punyaku sendiri tidak boleh dipukul?! Lepaskan!!"
"Kau..." Mendengar ini, darahku mulai mendidih. Saat hendak merebut tongkat kayu dari tangan Lao Lu, Zhao Man yang berada di samping menarikku sambil menggelengkan kepala.
"Ada apa?" Aku bertanya pada Zhao Man.
"Bisakah kau selamatkan dia? Sekalipun sekarang bisa, bagaimana setelah kita pergi nanti?" Zhao Man menatapku.
"Aku..." Perkataan Zhao Man membuatku tertegun. Apa yang dikatakannya masuk akal. Bagaimanapun anjing ini adalah milik Lao Lu sendiri. Dia punya hak membunuhnya, juga hak memakan dagingnya. Sekalipun sekarang aku selamatkan anjing ini sementara, bagaimana setelah kami pergi?
“Aduh! Goblog!!” Tepat pada saat itu, tiba-tiba anjing serigala itu menggigit betis Lao Lu. Kesakitan, Lao Lu melepaskan tali anjingnya. Anjing itu pun lolos dan berlari ke halaman.
“Bangsat!! Kau anak anjing serigala tak tahu balas budi, berani menggigit aku? Hari ini aku akan kupas kulitmu hidup-hidup!!” Lao Lu memeriksa lukanya di betis, lalu mengutuk sambil menggenggam tongkat kayu dan mengejarnya.
Mengejar sambil mengayunkan tongkat kayu ke tubuh anjing itu. Anjing itu terus menghindar, melolong kesakitan ke sana kemari. Melihat ini aku tak tahan lagi, hendak menghentikannya. Tepat saat itu terjadi kecelakaan: Lao Lu mengejar anjing hingga ke tepi sumur tua di rumahnya. Saat menghantam keras, anjing menghindar. Lao Lu terpeleset karena terlalu kuat mengayun, tubuhnya oleng dan jatuh terjerumus ke dalam sumur yang sangat dalam itu.
Lalu terjadi pemandangan tak terduga: Anjing serigala besar yang sebelumnya dipukuli dan digigitnya itu justru berbalik menerjang Lao Lu. Sebelum jatuh ke sumur, anjing itu menggigit ujung baju Lao Lu dengan gigitan erat, menariknya kembali dari tepi sumur.
"Lao Lu yang diselamatkan oleh anjing serigala itu meraih rantai besi di tubuh anjing tersebut dengan tangan, menariknya keras-keras hingga anjing itu terpelanting. Dengan tendangan kaki yang kuat, ia melemparkan anjing serigala itu ke dalam sumur tambang sedalam beberapa meter!"
"Dasar anjing sialan! Kali ini kubuat kau tidak bisa kabur! Mati kau terjatuh!!"
Rangkaian kejadian tadi terjadi terlalu mendadak. Sebelum sempat bereaksi, semuanya sudah berakhir. Suasana sekitar mendadak hening...
Adegan sebelumnya terus terbayang di benakku. Meski dipukuli habis-habisan oleh Lao Lu, anjing itu tetap berusaha menyelamatkannya saat sang majikan dalam bahaya. Yang menyedihkan, sang majikan malah membalasnya dengan melemparkannya ke sumur sampai mati. Pasti sampai matipun anjing itu tidak bisa memejamkan mata.
Di tengah keterkejutanku, amarah mulai membara dalam dada.
Lentera minyak yang tergantung di dinding halaman meski terang benderang, nyalanya takkan pernah sanggup menerangi kegelapan hati manusia yang haus darah, kejam, rakus dan egois...
"Dasar p****n! Kau binatang tak berperikemanusiaan!" teriak pria gemuk itu tak tahan, langsung menerjang ke arah Lao Lu.
"Hey, berhenti!!" Zhao Man tiba-tiba menyusul dan menarik lengan pria gemuk itu.
"Shisan, cepat halangi dia!" An Rushuang yang berdiri di sampingku segera mengingatkanku.
"Setelah mendengar suara An Rushuang, aku segera berlari menghadang pria gemuk itu. Bukan karena kami takut masalah, tapi jika kami masih ingin mencari lokasi pemeliharaan mayat besi dan Fenghuang Dan di desa ini, kami sama sekali tidak boleh berkonflik dengan Lao Lu. Sekalipun dia sudah kehilangan kemanusiaan, begitu terjadi keributan, seluruh warga desa pasti akan membantunya."
"Pada saat itu, selain tidak mungkin menang dalam pertarungan, kami juga akan kehilangan kesempatan mencari Tanah Pemeliharaan Mayat dan Fenghuang Dan."
"Pria gemuk, jangan bertindak kasar! Kalau sampai berkelahi, semua usaha kita kali ini akan sia-sia!!" Aku memeluk pria gemuk itu dan berbisik di telinganya.
"Mendengar perkataanku, pria gemuk itu terengah-engah sambil memeluk kepalanya dan berjongkok. Sementara Lao Lu dengan santainya memandangi sumur dengan matanya merah, lalu turun untuk menarik mayat anjing serigala."
"Melihat ini, aku menghela napas dan berkata pada Zhao Man: "Kakak Zhao Man, mari kita pergi..." Sambil berkata begitu, kulihat ke sekeliling dan menyadari An Rushuang sudah kembali ke dalam Giok."
"Zhao Man mengangguk. Kami masing-masing kembali ke kamar, cepat-cepat mengemasi barang bawaan. Aku juga menggendong Master Qingfeng, lalu keluar dari halaman. Bersama Zhao Man dan Lu Yu, kami berjalan menuju gerbang luar."
"Hei hei, kalian mau ke mana? Susah-susah datang ke sini, tunggu makan dulu! Anjingnya sudah kubunuh!! Hei..." Teriakan Lao Lu yang baru saja naik dari sumur menggema ke arah kami."
Aku menyeringai dingin, menoleh sekali lagi ke Lao Lu yang tangannya penuh darah, berbisik pelan: "Teruslah berbuat jahat, karma akan datang pada waktunya." Kemudian berbalik dan mengikuti mereka.
Keluar dari rumah Lao Lu, saat kami melewati mulut gang, pria gemuk bertanya pada Zhao Man: "Nona Zhao, langit sudah gelap begini, kita mau ke mana sekarang?" Napasnya masih berat, kemarahan belum reda.
Zhao Man menyalakan senter kuat di tangannya, menyinari jalan sambil berkata: "Keluar desa, mendirikan tenda di sekitar sini. Malam ini kita akan mencari Tanah Pemeliharaan Mayat itu." Dia memimpin kami bertiga bersama Lu Yu keluar dari desa.
Di pinggir desa, kami segera mendirikan dua tenda. Master Qingfeng dan Lu Yu yang baru tertidur diistirahatkan dulu. Kami bertiga menyantap biskuit kompresi dan kalengan seadanya, lalu beristirahat.
Setelah satu dua jam berlalu, Zhao Man melihat jam tangannya: "Sudah waktunya. Pria gemuk, kau jaga Master Pan dan Lu Yu di sini. Aku dan Shisan akan mencari Tanah Pemeliharaan Mayat Besi."
Pria gemuk menepuk dadanya mantap: "Baik! Kalian pergi saja, serahkan semuanya padaku. Pasti tugas ini kulaksanakan!"
Tapi aku teringat pesan An Rushuang sebelumnya, lalu menambahkan peringatan pada pria gemuk:
“Pria gemuk, kamu harus sangat berhati-hati. Ambil ini.” Aku mengeluarkan Fu Pengusir Hantu Zichen Wujia dan Fu Pengusir Energi Jahat Liuding Liujia lalu memberikannya padanya.
Pria gemuk itu menyimpan jimat tersebut di badannya sambil berkata, “Sudah, kalian cepat pergi. Tenang saja!”
Aku mengikuti Zhao Man menuju desa itu lagi. Saat tiba di pintu desa, Zhao Man tidak langsung masuk. Dia mengajakku mengelilingi desa sepenuh lingkaran besar, lalu mencari posisi tanah yang lebih tinggi. Berdiri di sana, dia menoleh dan bertanya, “Shisan, lihatlah. Di bagian mana desa ini yang terasa energi Yin-nya paling kuat? Bisa kau lihat sekarang?”
Mendengar perkataan Zhao Man, aku segera mendekat dan memandang ke seluruh Desa Erkou di kejauhan. Meski sudah tengah malam, cahaya bulan cukup terang untuk melihat jelas.
Setelah mengamati seluruh desa, di sudut paling pojok terlihat pondok kayu tempat energi Yin terus menyembur keluar dari dalam, sangat pekat!
Aku segera menunjuk arah pondok itu, “Kakak Zhao Man, di sana! Di pondok kayu di sudut itu!”
“Ayo kita periksa!” Zhao Man bergegas menuju pondok kayu itu dengan aku mengikutinya. Malam ini aku harus melihat seperti apa mayat besi di Tanah Pemeliharaan Mayat itu.
Sambil berjalan, di dalam hati aku terus berpikir, apakah benar di dalam Tanah Pemeliharaan Mayat itu terdapat Fenghuang Dan (Empedu Phoenix) yang dibutuhkan untuk menghidupkan kembali An Rushuang?
