Hantu dengki ini memiliki tiga titik vital: dahi, dada, dan punggung. Dari ketiganya, titik di dahi adalah yang paling lemah. Maka tanpa ragu, kusasar tepat ke titik itu!!
Persis saat jariku menyentuh dahi hantu itu, Zhao Man juga menembakkan peluru pengusir jahat ke tubuhnya. Terkena darah yangg-ku dan peluru Zhao Man, hantu itu bahkan tak sempat berteriak sebelum rohnya tercerai-berai.
"Orang dari Sekte Naga Harimau Maoshan?!" Terdengar suara pemelihara mayat yang selama ini tak muncul. Ia terkesiap melihatku dan Zhao Man berhasil menghancurkan satu hantu dengki di rumah itu.
“Kau cukup jeli.” Sambil berbicara, mataku terus mengamati sekeliling ruangan, berusaha mencari tahu di mana persembunyian sang pemelihara mayat.
“Hmph, kalau sekte Longhu mau ikut campur, jangan salahkan aku yang kejam. Hari ini kalian berdua tidak akan selamat!” Energi Yin dari pemelihara mayat itu dipenuhi niat membunuh. Dari ucapannya, kusimpulkan dia belum menemukan kehadiran An Rushuang di sampingku yang sepertinya menyembunyikan wujudnya setelah memasuki ruangan.
“Jangan banyak omong! Kalau kau jantan, keluarlah! Jangan seperti tikus pengecut yang sembunyi-sembunyi!” Teriakku ke segala penjuru.
“Hmph, apa ruginya aku muncul?!”
Saat kata-kata itu terucap, dinding di belakangku tiba-tiba membuka sebuah pintu rahasia. Dari kegelapan itu muncul seorang pemuda bertubuh pendek—tingginya tak sampai 150 cm. Wajahnya luar biasa tampan dengan aura nakal di alis yang justru melengkapi pesonanya. Matanya menyiratkan kesedihan dan kesan terluka oleh waktu, namun raut wajahnya memancarkan kedinginan menusuk, seolah jiwa brengsek tua bersemayam dalam tubuh muda.
Melihat target utama muncul, kulekatkan Fu Yang di dadaku sebagai persiapan pertarungan sengit.
“Kalian datang bukan karena mayat besiku, tapi untuk ini kan?” Pemuda itu mengeluarkan mutiara merah dari sakunya sambil menatapku dan Zhao Man.
“Apakah itu Fenghuang Dan?!” Melihat manik merah di tangan pria itu, seluruh tubuhku gemetar. Tiga kata itu langsung terlintas di pikiranku.
“Apa yang ada di tanganmu?” Aku menatap pria itu dan bertanya lebih lanjut.
“Ini Shi Dan, bahan obat langka yang hanya terbentuk dari mayat besi yang dipelihara ratusan tahun. Longhu Zong mengirimmu dan Shifu ke sini untuk dua tujuan: mencari pemelihara mayat besi, serta mengambil Shi Dan dan Fenghuang Dan ini.” An Rushuang menjelaskan di sampingku.
Mendengar penjelasan An Rushuang, hatiku dipenuhi kekecewaan. Aku sama sekali tidak tertarik dengan Shi Dan ini. Tujuanku datang ke sini hanya satu: mencari Fenghuang Dan yang bisa menghidupkan kembali An Rushuang. Sekalipun yang dipegang pemelihara mayat itu adalah Elixir Emas, tetap tak akan menggugah minatku.
“Kalau sudah tahu, ngapain banyak bicara?! Serahkan semuanya, lalu bakar semua mayat besi di sini. Kami akan memaafkanmu.” Zhao Man mengarahkan pistolnya ke si pemelihara mayat.
“Wahahaha... Apa katamu?! Aku kurang paham...” Si pemelihara mayat menatap Zhao Man dengan sikap masa bodoh, matanya menyiratkan celaan.
“Braak!!” Zhao Man langsung menembak. Peluru menghujam kaki kiri pemelihara mayat itu. Yang membuatku merinding, luka di kakinya tidak mengeluarkan darah sama sekali—hanya gumpalan asap putih terus mengepul keluar.
“Peluru Pengusir Setan？Kamu dari Tim Penyelidik Fenomena Gaib Nasional？Hmph! Kalau begitu hari ini kalian pasti tidak akan keluar hidup-hidup!!” Suara dan ekspresi Pembiak Mayat yang menatap Zhao Man semakin dingin dan penuh kebencian.
Zhao Man mendengus dingin, tidak menjawab. Alih-alih, dia mengangkat laras pistolnya lebih tinggi, mengarahkannya ke kepala Pembiak Mayat itu. Gerakan ini jelas menunjukkan bahwa kesabarannya hampir habis.
Melihat ini, Pembiak Mayat itu tidak takut. Dia menyeringai, menjulurkan lidah merah gelapnya untuk menjilat bibirnya, lalu melemparkan selembar kertas jimat ke tanah. Tubuhnya tiba-tiba bergerak, langsung menerjang ke arah Zhao Man.
“Braak!!” Zhao Man menembak lagi. Tidak jelas apakah pelurunya mengenai target. Pembiak Mayat itu hanya terhenti sebentar, lalu kembali menerjang Zhao Man, berusaha mendekatinya.
Melihat ini, aku baru saja ingin berlari membantu ketika An Rushuang tiba-tiba memperingatkanku: “Shisan, awas di belakangmu!!”
Begitu mendengar perkataan An Rushuang, aku langsung mendengar suara “Braak! Braak!” dari belakang, seperti seseorang yang terus melompat-lompat di lantai kayu ini.
Sebelum sempat menoleh, aku sudah merasakan hembusan angin dingin dari belakang. Leherku tiba-tiba dicekik kuat oleh sepasang tangan dingin. Seluruh tenagaku seolah terkuras dalam sekejap. Pisau Naga Lilin dan Burung Feniks terjatuh ke lantai. Aku menggigit gigi, berusaha mengangkat tangan untuk melawan, mencoba melepaskan cekikan di leherku.
"Tapi kedua tangan yang tiba-tiba muncul dari belakangku ini bukan saja memiliki kekuatan yang luar biasa, tapi juga menjijikkan. Saat tanganku menyentuh, terasa cairan seperti nanah dan darah, serta aroma amis darah yang menyengat."
"Kejadian ini sudah sangat mendadak, ditambah lagi tangan berdarah ini memiliki kekuatan yang luar biasa. Aku tercekik sampai sulit bernapas, berusaha mati-matian melepaskan diri. Namun tangan ini seperti tang besi, semakin keras aku berontak, semakin kencang cekikannya. Hanya dalam belasan detik, kelopak mataku mulai terasa terbalik."
"Saat ini, seluruh tubuhku gemetar ringan. Mengerat gigi, tangan kananku perlahan merogoh tas ransel dan mengambil Fu Pengusir Enam Ding Enam Jia. Tanpa basa-basi, kuempelkan jimat itu ke tubuh Jiangshi di belakangku dengan tangan terlipat."
"Kurasakan Fu Enam Ding Enam Jia menempel di mayat yang lengket dan dingin. Seketika, mayat yang mencekik leherku itu menjerit aneh dan melepaskannya."
"Hu~hu!!" Setelah bebas, aku menghirup oksigen dengan rakus beberapa kali.
"Shisan, kamu tidak apa-apa?" An Rushuang yang hanya bisa cemas melihatku tadi, mendekat dengan wajah khawatir dan menyangga tubuhku.
Aku menggelengkan kepala, memberi isyarat bahwa aku baik-baik saja, lalu cepat-cepat mengambil Pisau Naga Lilin dan Burung Feniks yang jatuh tadi. Tanpa ragu, aku segera menggoreskan pisau itu di telapak tangan hingga berdarah, lalu mengoleskan darah segar ke bilah senjata.
Kilatan cahaya merah aneh segera muncul. Aku menggenggam Pisau Naga Lilin dan Burung Feniks sambil menoleh ke arah mayat yang tadi menyergapku.
Saat melihat jelas mayat itu, dadaku sesak. Mayat besi itu mengenakan seragam pejabat Dinasti Qing yang sudah lapuk berwarna biru-hitam, jelas merupakan jenazah yang telah eksis selama ratusan tahun di dunia!
Bersamaan dengan itu, Kertas Fu Enam Jia Enam Ding yang kutetapkan di tubuhnya tiba-tiba terbakar sendiri. Bahkan jimat sekelas ini tak mampu menahannya!
Tanpa belenggu kertas fu, mayat besi itu meraung ke arahku dan bersiap menerjang. Kulit tubuhnya yang terbuka sudah hilang - lengan, leher, kaki, semuanya mengalirkan nanah hitam kehitaman. Bahkan wajahnya dipenuhi cairan hitam itu, menyisakan dua bola mata raksasa yang menatapku tanpa berkedip.
Di balik dua bola mata yang bergoyang longgar itu, terselip kilatan mengerikan yang timbul-tenggelam. Wajahnya berupa daging hancur berantakan, namun ekspresinya luar biasa garang dengan gigi terkertak, seolah ingin mencekikku sampai mati.
“Paman! Hari ini aku akan melihat apakah mayat besi ini benar-benar terbuat dari besi atau tidak!!” Saat ini aku memutuskan untuk menyerang lebih dulu, tangan kanan kembali mengeluarkan Fu Enam Ding Enam Jia dari tas ransel dan langsung menerjang mayat besi itu.
Di dalam hati, aku sudah menghitung. Meskipun Fu Enam Ding Enam Jia ini tidak terlalu efektif terhadap mayat besi, selama bisa ditempelkan di tubuhnya, gerakannya akan terkunci sementara. Dengan begitu, aku punya kesempatan menggunakan Pisau Naga Lilin dan Burung Feniks untuk menyerang titik vitalnya, berharap bisa langsung sukses dalam satu serangan!
Tapi meskipun rencanaku sudah matang, saat aku berlari ke arah mayat besi itu, sebelum sempat mendekat, dia tiba-tiba melompat ke arahku dengan gesit.
Gerakannya begitu cepat sampai aku tak sempat menghindar. Aku hanya bisa menggigit gigi dan mengayunkan Pisau Naga Lilin dan Burung Feniks ke arahnya.
Saat bertubrukan dengan mayat besi itu, pisau di tanganku menancapkan dengan keras di dada mayat tersebut. Aku sendiri terlempar jauh akibat hantaman tubuhnya yang dingin seperti besi!
Terpental beberapa meter, An Rushuang tiba-tiba muncul di sampingku tepat sebelum aku menghantam tanah. Tubuhnya yang lembut menyambutku di udara.
