Melihat tatapannya itu, amarah seketika membara dalam hatiku. Ingin kutarik An Rushuang ke belakangku. Sekalipun harus mati, aku takkan membiarkan An Rushuang terluka sedikitpun lagi karenaku.
Ini adalah harga diri dan batas terakhirku.
Namun An Rushuang malah meraih tanganku. Genggamannya erat, tak mau kuselamatkan. Jari-jarinya yang dingin terus mencubit punggung tanganku, seolah berbisik: Saat ini kita harus bersabar.
"Aku tak ingin membicarakan masa lalu. Yang kutanya: Kau mau melepaskan kami atau tidak?" An Rushuang tak menjawab pertanyaan hantu itu, malah balik bertanya.
Mendengar jawaban An Rushuang, hantu pria itu tiba-tiba tertawa rendah:
"Hehehehe... Rushuang, Rushuang. Dulu kuingin bersamamu, kau menolak. Aku tak bisa berbuat apa karena jelas-jelas bukan lawanmu. Hanya bisa memandangmu dari jauh. Tapi sekarang... Kau kira aku akan melepasmu pergi?"
“Apa maksudmu ini?” An Rushuang menatap hantu pria itu dengan suara yang sangat dingin. Aku jarang melihat An Rushuang seperti ini, sepertinya dia benar-benar marah.
“Maksud apa? Aku Ling Xi tidak bisa mendapatkanmu, orang lain juga jangan berharap! Dulu aku tidak bisa berbuat apa-apa, sekarang akhirnya ada kesempatan langka seperti ini, aku pasti tidak akan melepaskanmu! An Rushuang, dengarkan baik-baik, aku sangat posesif, sama sekali tidak akan membiarkanmu bersama pria lain, sama sekali tidak.” Hantu pria bernama Ling Xi itu berbicara langsung kepada An Rushuang.
“Kuberi tahu, tidak mungkin!” An Rushuang menatap hantu pria itu dengan suara tegas tanpa keraguan.
“Tidak mungkin? Ha! Sekarang bukan kau yang menentukan!!” Kali ini hantu pria itu mendengus dingin dan langsung menerjang ke arahku dan An Rushuang.
Melihat ini, aku tidak bisa menahan diri lagi. Segera kutarik An Rushuang ke belakangku, mengeluarkan ilmu Tao peninggalan Master Gui untuk bertahan hidup. Dengan satu tangan cepat mengeluarkan lima bendera warna-warni dari tas, sementara tangan lain membentuk mudra sambil berteriak kencang:
“Jíjí rú lǜ lìng!!” Salah satu bendera di tanganku memancarkan cahaya redup dan langsung melesat ke arah hantu pria itu.
Melihat ini, hantu pria itu menyeringai sinis. Tubuhnya berhenti di tempat, satu tangan langsung mencoba menangkap bendera tersebut.
Aku memanfaatkan kesempatan ini, mengganti gerakan tangan, dan dengan cepat melantunkan mantra: "Mengolah hati harus sampai ke hampa, dalam kekosongan terlahir esensi murni, ilusi lenyap kembalikan jati diri, Lima Unsur berkumpul dalam bendera..." Saat mantra terucap, aku tiba-tiba merasakan energi Yang di Dantianku mengalir deras ke lima bendera di tangan. Cahaya samar mulai memancar dari bendera-bendera itu.
Bersamaan dengan itu, hantu pria itu berlari ke arahku. Melihat ini, aku berseru keras:
"Jíjí rú lǜ lìng! She!!" Lima bendera Lima Unsur berwarna-warni di tanganku segera melesat, membentuk lima jalur sinar kuning yang mengurung hantu itu di tengah.
"Hmph, bendera Lima Unsur Aliran Longhu Gui Dian? Masih mentah, trik receh!!" Hantu itu mencemooh sambil mengamati lima bendera bercahaya yang berputar di sekelilingnya. Kedua tangannya menyemburkan energi Yin hitam pekat, mencoba meraih dua bendera secara langsung.
Menyaksikan ini, aku cepat-cepat mengubah gerakan tangan. Dengan konsentrasi, kukendalikan kelima bendera itu terjun dari udara dan menancap di tanah, membentuk Formasi Pengekangan Lima Unsur.
"Saling melahirkan dan mengontrol, saling melengkapi dan memusnahkan, titik distribusi masuk serempak, Formasi Lima Unsur Mao Shan, hehehe... Mengubah serangan ilmu Tao menjadi formasi dalam sekejap, lumayan menarik. Aku tadi benar-benar meremehkanmu." Hantu pria itu menunduk melihat lima bendera yang tertancap di tanah, berkata dengan nada terkejut, namun masih menyisipkan sikap meremeh dan mengejek.
Aku tidak berbicara, melainkan mengambil lagi sesuatu dari tas: Fu Bintang Utara Penghilang Sial!
Setelah menggenggamnya di tangan, hatiku agak tenang. Kertas jimat ini adalah pemberian rahasia Master Gui saat aku belajar ilmu Tao bersama Shifu Master Qingfeng dan beliau. Saat menyerahkannya, beliau berulang kali berpesan: "Efek samping jimat ini sangat besar. Kecuali dalam kondisi nyawa taruhan, jangan pernah digunakan!"
Sekaranglah saatnya menggunakan Fu Bintang Utara Penghilang Sial ini. Tak boleh menyia-nyiakan kesempatan. Dengan tekad bulat, aku berteriak kencang lalu berlari membawa jimat ke arah hantu pria itu. Mendekati jarak serang, untuk mengalihkan perhatiannya, aku langsung menggigit ujung lidah lalu menyemburkan darah Yang murni ke wajahnya!
Melihat ini, hantu itu buru-buru menutupi diri dengan lengan bajunya yang lebar. Semburan darahku mengenai lengannya, langsung mengepulkan asap putih tebal. Dia pun mengerang rendah menahan sakit.
“Tubuh Tao Bawaan？！！” Hantu pria itu menatap lengan bajunya yang masih mengepulkan asap putih, matanya dipenuhi keheranan saat bertanya padaku.
Aku mengabaikannya, melihat ini kesempatan baik, langsung menempelkan Fu Penangkal Sial Bintang Biduk di tanganku ke dada depan hantu pria itu.
Mungkin karena mengetahui Tubuh Tao Bawaan-ku, hantu itu tampak waspada terhadap Fu di tanganku. Tubuhnya menyamping menghindar, lalu mencakar area jantung di dada kiriku dengan cakar berkuku hitam panjang. Kecepatannya begitu tinggi sampai mataku tak bisa mengikuti!!
“Jangan!!” An Rushuang tiba-tiba muncul di depanku, menggunakan tubuhnya sendiri sebagai tameng.
Tangan hantu pria yang sedang menggapai itu terhenti di udara karena kemunculan mendadak An Rushuang.
“Hmph!” Hantu itu mendengus. Tanpa bicara, ia mengaum keras. Energi Yin pekat menyembur dari tubuhnya, menghancurkan Formasi Lima Unsur yang mengurungnya. Aku dan An Rushuang terlempar oleh gelombang energi itu!
Tubuhku terjatuh ke tanah. Aku buru-buru bangkit dan berlari ke An Rushuang: “Rushuang, kau tidak apa-apa?”
An Rushuang melayang ke udara, menggelengkan kepala padaku.
“Lebih baik kau khawatirkan dirimu sendiri!!”
"Saat ini suara dingin hantu pria itu terdengar di belakangku!" Lalu aku merasakan hawa dingin yang menusuk hingga ke sumsum menyergap dari belakang!
"Bangsat paman! Maju terus!!" Dalam hati aku mengumpat, tak menghindar. Aku berbalik badan mengayunkan Jimat Penangkal Bencana Biduk ke arah hantu pria yang menerjang ganas.
"Byur!!~" Dengan suara desis, tangan hantu itu menusuk bahu kiriku. Lima jari panjang ramping menembus baju dan dagingku, menyentuh tulang!
Rasa sakit yang belum pernah kurasakan sebelumnya menyebar ke seluruh tubuh. Kugigit gigi kuat-kuat, sambil menempelkan jimat Biduk di dada hantu itu.
Begitu Kertas Jimat menempel, cahaya menyilaukan tiba-tiba memancar dari tubuhnya. Seolah ada kekuatan mistis tak kasat mata di jimat itu yang langsung melempar hantu itu menjauh dariku!
Jari-jarinya yang tertancap di bahuku tercabut. Seluruh tubuhku gemetar menahan nyeri. Kulihat empat lubang besar berdarah berjejer di bahu, darah mengucur deras bagai air terjun.
Hatiku berdesir ketakutan. "Dasar bajingan kecil! Jangan-jangan arteri besarku putus?!"
“Shisan, kamu bagaimana?!” Saat itu, An Rushuang berlari ke sampingku, matanya dipenuhi rasa sedih melihat bahuku yang berdarah. Wajahnya yang cantik ternyata samar-samar terlihat bekas air mata.
Aku mengatupkan gigi menahan sakit, menggelengkan kepala pada An Rushuang. Saat ini aku tak berani bicara karena rasa sakit tajam di bahu terus menyiksa sarafku. Takut jika membuka mulut, yang keluar hanya jeritan kesakitan yang akan membuat An Rushuang semakin khawatir.
“Obat di tubuhmu mana? Cepat keluarkan, aku akan membantu mengoleskan obat penahan darah.” An Rushuang bertanya padaku dengan panik.
Dari tas ransel, kuambil obat penahan darah dan kuberikan padanya. Setelah menerima botol obat, An Rushuang menghindari darah yangg di tubuhku, lalu mulai menuangkan obat penahan darah dengan hati-hati di lukaku.
Sementara itu, aku terus menahan sakit sambil mengawasi hantu laki-laki tadi.
Hantu yang ditempel Fu Pengusir Energi Jahat Bei Dou itu masih berdiri diam dengan kepala tertunduk. Sekarang di sekitar Fu tersebut muncul gumpalan-gumpalan Energi Yin pekat yang perlahan menggerogoti Fu itu!
