"Konsentrasi tak tergoyahkan, tujuh hari semangat bergerak hening, habiskan pil suci janin terbentuk, naga-harimau bersatu jaga istana kuning, Teknik Naga-Harimau Pembasmi Hantu!!" Saat Qiu Shasha hampir bertarung dengan hantu pria itu, dia mengucapkan mantra ini dengan lantang!
Bersamaan dengan itu, cahaya putih samar tiba-tiba muncul di tangan kanan Qiu Shasha, menyebar sepanjang lengannya dan terkumpul di kuas kaligrafi putih. Dengan gesit dia mengayunkan kuas itu, menusuk keras ke dada hantu pria yang mendekat.
Meski hantu itu menyadari keanehan, di jarak sedekat ini mustahil menghindar. Dia hanya bisa mengerahkan seluruh Energi Yin ke tangannya, mencoba menangkis serangan kuas Qiu Shasha.
"Boom!!" Dentuman keras menggema di atas kepalaku. Dua sosok langsung terhempas ke tanah dari udara.
“Qiu Shasha dan hantu pria itu mendarat di tanah secara bergantian. Begitu tubuh Qiu Shasha stabil, dia segera mengeluarkan suara 'blur', memuntahkan sejumlah besar darah dari mulutnya, lalu perlahan berjongkok. Sementara itu, hantu pria itu masih berdiri tegak seolah tak terjadi apa-apa, matanya memancarkan ejekan tajam ke arah Qiu Shasha.
Namun, kulit putih pucat hantu pria itu kini berubah menjadi warna hijau pucat yang mengerikan, menimbulkan rasa tidak nyaman bahkan menjijikkan bagi yang melihatnya.
Melihat ini, aku khawatir dengan luka Qiu Shasha dan berteriak ke arahnya: "Qiu Shasha, kamu baik-baik saja?"
Qiu Shasha tidak menjawabku. Masih berjongkok di tanah dengan kepala tertunduk, tubuhnya tampak gemetar halus. Jelas bahwa dia sedang menahan penderitaan yang tak tertahankan!
Melihat Qiu Shasha terluka karena menyelamatkanku, hatiku seperti dihimpit batu besar. Ingin sekali aku memukul diri sendiri. Rasa bersalah ini menyumbat dadaku, membuatku sulit bernapas...
"Hehehe... Pepatah itu benar adanya. Seperti musang beranak, generasi demi generasi semakin merosot. Aliran Longhu? Lebih baik ganti nama jadi Aliran Musang saja, lebih hidup dan sesuai realita!" Ejek hantu pria itu sambil menatap sinis ke arah Qiu Shasha yang masih merunduk.
“Kamu brengsek yang menempuh jalan sesat dan membunuh nyawa orang, apa hakmu menilai Aliran Longhu kami?!!” Saat itu Qiu Shasha mendengar perkataan hantu lelaki itu, tiba-tiba mengangkat kepala dan berteriak sambil menatapnya. Matanya memancarkan sinar tajam!
“Jangan pura-pura suci di hadapanku! Apa itu kebaikan? Apa itu kejahatan? Kebaikan kecil menundukkan anjing galak, kebaikan besar membungkam naga siluman! Apa itu jalan bengkok? Apa itu jalan lurus? Kuberitahu, selama bisa jadi kuat, itu adalah kebenaran! Keberhasilan satu jenderal dibangun di atas tulang belulang ribuan orang! Bertahan di dunia ini selamanya adalah yang terpenting!!” Hantu lelaki itu berbicara dengan suara berat pada Qiu Shasha.
Qiu Shasha malah tertawa mendengar perkataan hantu itu.
“Kau pikir ini lucu?!!” Hantu lelaki itu bertanya dengan suara menggeram.
“Jalan bengkok tetaplah jalan, jalan sesat tetaplah Jalan. Hanya saja jalan-jalan ini untuk binatang lebih hina dari babi! Naga mencari naga, tikus mencari tikus, kura-kura mencari brengsek. Bukan lucu, tapi patut dibenci.” Qiu Shasha menghentikan tawanya, menatap hantu itu dengan tatapan mengejek.
“Baik! Kalau begitu kau bahkan takkan bisa membenci!” Usai berkata demikian, sosok hantu lelaki itu tiba-tiba melesat menerjang Qiu Shasha.
Qiu Shasha tiba-tiba bangkit dari tanah, kedua tangannya cepat-cepat membentuk mudra aneh, lalu berseru: “Formasi Jiu Gong! Bangun!!”
Saat teriakan Qiu Shasha menggema, gelombang energi tak kasatmata tiba-tiba menyembur di sekelilingnya, menyapu semua daun di tanah hingga beterbangan. Begitu hantu pria itu menerjang masuk, tubuhnya langsung terkunci membeku kurang dari satu meter di depan Qiu Shasha, tak bisa bergerak sedikit pun.
Melihat ini, Qiu Shasha cepat-cepat mengeluarkan pisau belati dari balik bajunya. Saat hendak menyayat telapak tangannya sendiri, tiba-tiba ia seperti teringat sesuatu. Ia segera menoleh dan bertanya padaku: "Shisan, pernahkah kau menyentuh wanita?!"
"T...tidak." Aku menggelengkan kepala.
"Segera ke sini!" Qiu Shasha memandangku dengan panik.
"Baik!" Jawabku sambil melepaskan pegangan An Rushuang. Dengan sisa tenaga, aku berlari sekuat mungkin ke arah Qiu Shasha. Meski kedua kakiku masih lemas, istirahat sejenak tadi sedikit memulihkan tenaga.
Sesampainya di sampingnya, tanpa basa-basi ia menarik tangan kiriku. Pisau belati di tangannya menyayat kulit tangan kiri hingga darah segar mengalir deras.
"Telapak tangan menghadap bawah. Biarkan darah terus menetes ke tanah." Qiu Shasha berpesan sambil menyimpan pisaunya. Kepalanya menunduk cepat sambil melantunkan mantra:
"Yin adalah gelap, Yang adalah terang. Rakyat jelata bagai semut, jalan Tao seribu kemungkinan. Sebab ada, akibat pun ada. Sapulah sial, nyalakan api formasi dari denyut gunung, pancarkan cahaya jimat Fu yang menembus pintu. Sebarkan energi Yang ke seluruh langit, hancurkan wabah dengan formasi Sembilan Istana!" Setelah Qiu Shasha selesai melantunkan mantra, energi Yin pada hantu pria yang diam di hadapannya perlahan mulai berkurang...
Melihat hal itu, alis Qiu Shasha berkedut. Dengan cepat dia mengeluarkan beberapa lembar kertas jimat dari bajunya dan menyerahkanku:
"Shisan, tempelkan semua kertas jimat ini sesuai sembilan arah ilmu Tao kita: Kan, Li, Dui, Zhen, Xun, Qian, Kun, Gen, dan formasi tengah! Olesi setiap lembar dengan darahmu!"
Mendengar instruksi Qiu Shasha, aku segera mengangguk patuh. Tanpa membuang waktu, kupegang kertas-kertas jimat itu dan berlari ke arah pertama. Setelah menempelkan kertas jimat yang sudah dioles darah, aku segera menuju ke arah kedua...
Setelah semua sembilan arah terpasang kertas jimat, kulihat ke arah hantu pria itu. Energi Yin pada tubuhnya semakin lemah, seolah perlahan-lahan menghilang...
Jantungku berdebar kencang melihat pemandangan ini. Apakah Qiu Shasha berhasil menaklukkan hantu pria itu?
Tapi baru saja aku berpikir begitu, Qiu Shasha tiba-tiba berlari ke arahku sambil berteriak: "Shisan, bawa temanmu, manfaatkan kesempatan ini, lari cepat!! Kalau terlambat sudah tidak akan sempat lagi!!"
Mendengar perkataan Qiu Shasha, aku tertegun sejenak lalu segera tersadar. Rupanya formasi yang dia buat tadi bukan untuk membasmi hantu pria itu, hanya mengontrolnya sementara.
Aku berlari ke samping dan menggendong Zhao Man dari tanah. Baru mau lari, tiba-tiba sadar tubuhku yang menggendong Zhao Man sama sekali tak bisa bergerak, seluruh tenaga terkuras.
Melihat itu, Qiu Shasha buru-buru mengambil Zhao Man dari punggungku dan menggendongnya sendiri, lalu membawaku lari cepat ke salah satu arah.
Tapi yang tak disangka, belum lama kami berlari, tiba-tiba terdengar suara ledakan dari belakang. 90% kemungkinan hantu pria itu telah melepaskan diri dari formasi!
"Sialan!!" Kali ini Qiu Shasha tak tahan mengumpat keras mendengar suara dari belakang.
Tapi kenapa kalimatnya terdengar sangat familiar bagiku? Ini... bukankah ini ucapan khasku? Kenapa perempuan ini menirunya?
"Shisan, kamu bawa temanmu lari dulu. Aku yang akan menahan si sialan itu." Qiu Shasha berhenti dan menurunkan Zhao Man dari punggungnya, menatapku tegas.
Aku mengambil alih Zhao Man, tidak menggendongnya, melainkan membaringkannya perlahan di tanah. Pertama, saat ini aku kehabisan tenaga untuk menggendong seseorang sambil berlari. Kedua, sebenarnya aku sama sekali tidak berniat melarikan diri.
"Jangan buang waktu! Hari ini tak satu pun dari kalian bisa kabur!" Hanya dalam sekejap, hantu pria itu telah menyusul. Suaranya bergema dari belakangku.
Aku menoleh dan melihat di belakang hantu pria itu muncul sesuatu berwarna hijau yang menyerupai wajah hantu.
Wajah hantu itu sangat besar dengan rupa yang sangat aneh. Melihatnya, perutku langsung mual dan ingin muntah.
"Aku tak akan berlama-lama dengan kalian. Mari kita selesaikan cepat." Hantu pria itu memandangi aku dan Qiu Shasha dengan dingin, bersiap menyerang.
"Saudara, maaf. Tampaknya keinginanmu tak akan terkabul." Suara pria tiba-tiba bergema dari segala penjuru. Aku tertegun—suara itu tak lain adalah Pria Bertopi yang selama ini ingin mencabut nyawaku!!
