Melihat seranganku, hantu itu awalnya berdiri angkuh. Tiba-tiba matanya terbelalak kaget, tubuhnya berputar cepat menghindar.
Meski sudah menggunakan tenaga penuh dengan Energi Yin hitam mengelilingi lengan, seranganku tetap meleset.
Setelah mendarat beberapa meter, hantu itu menatapku penuh curiga: "Kau...kau bukan manusia?! Kau makhluk apa sebenarnya?!"
Mendengar ucapannya, aku mendengus rendah dan tak mau berdebat. Langsung saja aku menerjangnya kembali. Segala omong kosong bisa dibicarakan setelah kujatuhkan kau!
Hantu pria itu tak berani langsung menghadapiku. Sambil menghindari seranganku, tangannya tiba-tiba menyatu membentuk mudra. Mulutnya melantunkan mantra asing yang tak kupahami, lalu semburan besar Energi Yin menyembur dari tubuhnya, menyelimuti seluruh ruang gua yang luas ini.
Meski kusadar asap hitam ini pasti jebakan, aku tak punya cara lain. Kekuatanku kini setara dengannya, tapi pandanganku tertutup kabut pekat ini. Sasaran langsung menghilang.
Terpaksa kufokuskan seluruh indra. Kuberdiri di tempat sambil mengandalkan pendengaran dan persepsi untuk melacak posisi hantu itu.
Yang mengejutkan, bahkan setelah kabut hitam itu menyusut, hantu pria itu tak kunjung menyerang diam-diam. Namun seiring menghilangnya energi gelap itu, pemandangan sekitar mulai berubah secara aneh.
Gua yang awalnya luas itu tiba-tiba berubah menjadi labirin berkabut setelah Energi Yin menghilang. Tak ada arah depan-belakang, hanya dinding-dinding kekuningan tanah yang seragam di segala penjuru.
Formasi Ilusi!!
Dua kata itu melintas di kepalaku. Dasar paman sialan! Bagaimana mungkin Formasi Ilusi ada di sini? Menyusun formasi kan keahlian Sekte Naga Harimau Maoshan kami. Kok hantu bisa membuat formasi?!
"Meski hati penuh keraguan, prioritas saat ini bukan merenungkannya, tapi bagaimana menghancurkan formasi ilusi ini secepat mungkin."
Dengan tekad ini, aku segera memasuki formasi ilusi itu. Tapi sekeras apapun mataku memandang, tak ada yang aneh terlihat. Dinding di sekeliling tetap sama, tak berubah sedikitpun meski kuhampiri. Lokasi mata formasi pun sama sekali tak terlihat.
"Hei, siapa itu, bagaimana cara merusak formasi ini?" Tanpa pilihan lain, kuangkat tangan kiriku dan menatap kalung di pergelangan tangan.
Setelah beberapa saat, suara pria itu baru terdengar samar dari kalung:
"Formasi Ular Naga Yin Jahat Seri Satu. Serang kepala, ekor merespon. Serang ekor, kepala merespon. Serang tengah, keduanya bersatu. Disusun menurut diagram Sembilan Istana, dinding-dinding saling menjalin hingga menyatu. Energi Yin jahat saling merasuk, membentuk formasi ular naga. Untuk menghancurkannya, mudah sekaligus sulit..."
Omongan panjangnya justru membuatku tambah bingung. Kegelisahan memuncak, kutanya lagi: "Lupakan teori dan prinsipnya! Langsung kasih tahu cara praktisnya saja!"
"Berjalan ke depan, masuk lalu berjalan searah jarum jam ke tengah selatan menuju bagian tengah. Jika melihat patung berbentuk manusia, hancurkan segera untuk merusak mata formasi. Hati-hati, dalam ilusi formasi ini ada yang nyata dan palsu. Jangan sampai terpeleset. Tubuhmu sekarang bukan milikmu lagi, harus kau jaga baik-baik untukku..." Pria itu mengingatkanku.
"Tenang, aku akan hati-hati. Lagipula, kenapa tidak bilang dari tadi?" Kataku sambil melangkah maju mengikuti petunjuknya selangkah demi selangkah.
Setelah melewati sisi selatan, aku menyusuri salah satu koridor menuju bagian tengah. Saat keluar dari koridor itu, tiba-tiba sebuah patung berbentuk manusia muncul di hadapanku.
Patung ini sangat aneh. Meski berbentuk manusia, ukirannya kasar dan dipenuhi talisan-tulisan Fu yang tak bisa kubaca, terlihat sangat ganjil.
Melihat patung itu, tanpa pikir panjang langsung kuhampiri. Di depan patung, kugunakan asap hitam yang sangat dingin dalam tubuhku lalu kuhantamkan tinju ke patung tersebut.
Tinjuku menghantam patung itu. Cangkang batu langsung retak berantakan, memperlihatkan lubang besar gelap di dalamnya seperti cangkang kosong.
Melihat ini, saat aku hendak menghancurkan patung itu sekali pukul lagi, tiba-tiba terdengar suara "kreek-kreek-kreek" dari dalam lubang yang membuatku kaget.
Ketika aku hendak mengintip ke dalam patung itu, tiba-tiba terdengar suara "swis" dan seekor makhluk aneh berwarna putih salju meluncur keluar seperti cacing raksasa. Tubuhnya bersisik putih, mata merah darah yang berkilauan, dan di kepalanya yang kecil bahkan terdapat sepasang telinga mirip kucing! Bahkan di bawah kepalanya ada dua lengan pendek yang kurus!!
Makhluk aneh ini memiliki mata yang sangat besar yang tidak proporsional dengan tubuhnya. Sejak merayap keluar dari lubang di patung itu, sepasang mata merah besar itu terus menatapku sambil mengeluarkan desisan seperti ular dari mulutnya.
Ini... sialan, apa-apaan ini?! Melihat makhluk cacat yin-yang ini, bulu kudukku langsung merinding.
"Cacing Tazoo, hati-hati dengan darah dan gas beracunnya, selain itu tidak perlu takut." Suara pria dari gelang tanganku tiba-tiba memberi peringatan.
Setelah mendengar ucapannya, aku mengangguk dan cepat-cepat mengumpulkan asap hitam di tangan kanan untuk menyerang duluan. Tapi tepat saat aku hendak bergerak, tiba-tiba terdengar suara seruling aneh dari suatu arah.
Begitu mendengar suara seruling itu, tubuhku tiba-tiba terasa melayang-layang seolah bukan milikku sendiri, sama sekali tak bisa dikendalikan.
Tidak perlu dipikir lagi, suara seruling ini pasti ulah hantu laki-laki itu untuk mengganggu konsentrasiku, mencoba memerangkapku dalam formasi ilusi ini.
Seiring irama suara seruling yang semakin cepat, tubuhku seperti dibatu, sama sekali tidak bisa bergerak. Di seberang yang tidak jauh dariku, cacing Tazuo berwarna putih salju itu sama sekali tidak terpengaruh, tubuhnya bergoyang-goyang berenang mendekatiku.
Setelah mendarat, ia merayap ke bawah kakiku, perlahan merambat naik ke tubuhku melalui paha kiri, lalu merayap melewati pinggang dan punggungku, dengan cepat melilit leherku. Sensasi dingin dan lengket menyebar dari leherku.
Membuat seluruh tubuhku tidak bisa menahan diri untuk tidak merinding.
Cacing Tazuo ini kemudian menggantung di leherku seperti syal, kepala dengan telinga kucing terjulur ke bawah, berbalik menatapku. Sepasang mata besar merah darahnya penuh dengan kilatan jahat dan licik!
Melihat ini, aku tak bisa menahan nafas. Meski kekuatanku sekarang sudah meningkat, tubuhku tetap sama seperti manusia biasa. Jika terkena racun atau taringnya, apakah aku masih bisa hidup?
Di saat kritis ini, gelang tangan kiriku tiba-tiba mengeluarkan kekuatan aneh yang langsung menyebar ke seluruh tubuhku. Perlahan-lahan aku mulai sadar dan mendapatkan kembali kendali atas tubuhku.
"Meski sekarang aku bisa bergerak, aku tetap tak berani lengah. Di jarak kurang dari setengah chi dari wajahku, seekor cacing Tazuo yang bisa mengakhiri nyawaku kapan saja sedang bersiap."
Walau cacing Tazuo ini sangat berbahaya, aku tak ingin membuang waktu untuk kabur dari Formasi Ilusi ini. Kutarik napas dalam, lalu ulurkan tangan perlahan mendekati tubuh cacing itu. Rencanaku menyergapnya saat lengah dan melemparkannya jauh-jauh.
Sambil menatap mata cacing Tazuo, pandangan sampingku mengukur jarak antara tanganku dan tubuhnya. Semakin dekat, detak jantung dan nafasku semakin kencang...
"Sss~!" Tiba-tiba cacing itu seperti menyadari sesuatu. Tubuhnya menggeliat sambil mengeluarkan suara geram dari dalam tenggorokannya, lalu mulut besarnya terkanga lebar.
Tanpa pikir panjang, kurengkuh tubuh licinnya dan sekuat tenaga kulemparkan ke samping.
Tapi cacing Tazuo itu gesit. Saat terlempar, ekor panjangnya mengait lenganku, menggantung di udara. Kepalanya berbalik, menyemburkan awan racun coklat pekat ke arahku!!
