Mendengar pertanyaan Qiu Shasha, Xiao Ran langsung menjawab: "Aku tadi berkeliling sekitar lembah untuk mempelajari aliran feng shui dan denyut nadi bumi di Death Valley ini." Ekspresinya terlihat sangat natural saat berbicara, seolah tadi benar-benar hanya berkeliling biasa, tanpa sedikitpun kesan dibuat-buat...
Melihat Xiao Ran berbohong terang-terangan seperti ini, amarahku langsung memuncak. Aku membentak:
“Dasar kau ngomong kosong! Xiao Ran, kau ini masih pria atau bukan? Punya keberanian tidak? Hal yang kau perbuat sendiri saja tak berani mengaku! Aku tadi mengikutimu sampai ke reruntuhan rumah rusak di depan, mencari hantu yin dan merencanakan pembunuhan kita!!”
Pria gemuk juga memaki di saat ini: “Dasar p****n! Qiu Shasha, jangan percaya omongan hidung belang itu! Lihatlah tampangnya, jelas-jalan serigala tak tahu balas budi!!”
“Kalian diam dulu, aku yang akan tanya langsung!!” Qiu Shasha berteriak ke arah kami, lalu menoleh ke Xiao Ran bertanya: “Xiao Ran, kau dengar juga, mereka bilang melihatmu pergi ke rumah rusak dan berkomplot dengan hantu yin ribuan tahun untuk membunuh kami. Jelaskan!”
Xiao Ran menggerakkan sudut bibirnya setelah mendengar pertanyaan Qiu Shasha, berkata dengan tenang: “Nona Qiu, saya tidak ingin dan tidak perlu menjelaskan. Percaya atau tidak terserah Anda...”
Qiu Shasha tertegun mendengar jawaban ini, tak tahu harus berkata apa lagi.
Sementara aku hampir meledak marah! Benar-benar licik, jelas-jelas menggunakan taktik reverse psychology. Dengan memilih diam dan tidak menjelaskan, ia membuat Qiu Shasha semakin sulit memutuskan.
Seandainya dia membela diri mati-matian dalam situasi seperti ini, mungkin malah tidak akan dipercaya Qiu Shasha...
Sialan! Kita berhadapan dengan ahli strategi ulung!!
“Diam, suasana hening menyelimuti sekeliling. Aku, pria gemuk, dan Xiao Ran menunggu keputusan Qiu Shasha. Setelah lama terdiam, Qiu Shasha akhirnya berkata padaku, 'Shisan, katamu tadi Xiao Ran pergi ke reruntuhan. Rumah seperti apa yang dia datangi? Ada apa di dalamnya?'"
“Sebuah rumah reyot berdinding tanah dengan banyak lukisan dinding di dalamnya. Dia berlutut di samping salah satu lukisan itu. Di dinding ada sepasang mata merah darah. Aku ingat jelas semua detailnya." Tanpa pikir panjang, kujawab Qiu Shasha.
“Bisa kau antar aku ke sana?” Qiu Shasha melanjutkan pertanyaannya.
“Bisa! Aku langsung antar kau kesana.” Kukiyakan sambil mengangguk, lalu memimpin Qiu Shasha, pria gemuk, dan Xiao Ran menuju reruntuhan yang tadi dikunjungi Xiao Ran.
Sementara itu, An Rushuang telah kembali masuk ke dalam giok liontinnya.
Jaraknya tak terlalu jauh. Tak lama berjalan, sampailah kami di reruntuhan itu. Mengandalkan ingatanku yang pertama, kubawa mereka ke rumah reyot itu. Kutunjuk bangunan itu dengan jari, “Ini rumahnya.”
Usai mendengar penjelasanku, Qiu Shasha mengamati sekeliling rumah. Aku pun memusatkan energi Yang ke kedua mata untuk memindai area. Tak ada sedikit pun energi Yin di sekitar bangunan ini.
Jelas sekali, pasangan mata merah darah itu sudah lama pergi.
"Tapi meski begitu, Qiu Shasha masih mengeluarkan kuas kaligrafi yang digunakan sebelumnya, menggenggamnya di tangan, menoleh melihat Xiao Ran, lalu perlahan masuk ke dalam rumah itu."
"Aku mencabut Pisau Naga Lilin dan Burung Feniks, bersama pria gemuk mengikuti di belakang Qiu Shasha, masuk ke dalam..."
"Meski berada di dalam rumah, gubuk reyot ini sudah lama kehilangan atap. Cahaya bulan menyinari langsung ke dalam, benda-benda di dalamnya terlihat jelas."
"Qiu Shasha yang berjalan di depan awalnya memandang sekeliling ruangan, lalu menoleh padaku bertanya curiga: 'Shisan, sebelumnya kamu bilang di dinding rumah ini ada lukisan dinding, benar?'"
"Mendengar pertanyaannya, aku tidak langsung menjawab. Mataku menyapu empat dinding ruangan. Dinding-dinding licin yang terpampang membuatku terkejut."
"Entah sejak kapan, semua lukisan dinding di empat sisi tembok itu menghilang. Seolah-olah lukisan itu tak pernah ada sama sekali..."
"Melihat ini, aku terdiam. Tadi jelas-jelas kulihat dinding ini dipenuhi lukisan yang rapat. Meski samar, pasti ada. Mengapa sekarang lenyap seperti udara?"
"'Apa kita masuk rumah yang salah?' Tiba-tiba pria gemuk yang selama ini diam di belakang mengajukan pertanyaan."
Qiu Shasha menggelengkan kepala, berkata pada pria gemuk: "Sebelum masuk, aku sudah melihat sekeliling. Di antara reruntuhan ini, hanya rumah ini yang masih utuh, masih memiliki empat dinding."
Mendengar perkataan Qiu Shasha, aku dengan setengah tidak percaya keluar dan memanjat salah satu tembok, memandang ke sekeliling.
Benar saja, sejauh mataku memandang, yang kulihat sama dengan yang dikatakan Qiu Shasha. Di antara reruntuhan bangunan kuno ini, hanya rumah inilah yang masih memiliki empat dinding relatif utuh.
Ini... apa yang sebenarnya terjadi?
Melihat ini, meski hatiku masih tidak rela, aku hanya bisa menghela napas lalu melompat turun dari tembok.
Pada saat itu, Qiu Shasha berbalik bertanya pada Xiao Ran: "Xiao Ran, kita tumbuh besar bersama. Kau tak pernah membohongiku. Kutanyakan sekali lagi - pernahkah kau datang ke sini?"
Mendengar pertanyaan Qiu Shasha, ekspresi Xiao Ran tetap tenang. Ia menatap Qiu Shasha dengan sungguh-sungguh dan mengucapkan dua kata:
"Tidak."
Sampai di sini, aku tak bisa lagi menahan kemarahan yang menyala-nyala di hati. Menunjuk hidungnya, aku membentak:
"Xiao Ran kau manusia berwajah binatang sialan! Goblog!! Berani-beraninya kau bersumpah atas nama langit bahwa kau tak pernah masuk rumah ini?!"
Xiao Ran hanya menatapku dalam diam. Tak membantah, tak berdalih. Tetap tenang seolah bukan dirinya yang kuhujat...
"Saat ini Qiu Shasha juga menatapku dengan tatapan setengah percaya: 'Shisan, apakah kamu mengalami halusinasi? Atau mungkin kamu dikutuk oleh hantu yin sehingga melihat Xiao Ran bersama arwah berusia ribuan tahun itu?'"
"Tidak!! Jika tadi aku berhalusinasi atau dikutuk hantu, lalu bagaimana dengan An Rushuang? Dia juga melihatnya!!" Aku berteriak ke arah Qiu Shasha sambil menoleh.
Tepat saat suaraku habis, Xiao Ran tiba-tiba mengangkat tangan kirinya dan bersumpah: "Aku Xiao Ran, hari ini di sini bersumpah di hadapan langit. Jika aku melakukan hal yang merugikan Nona Qiu atau Sekte Naga Harimau Maoshan, biarlah aku mati mengenaskan, disambar petir, jasadku hancur lebur!!" Setelah bersumpah, dia menoleh ke arahku:
"Sudah cukup kamu berulah?"
Melihat sikapnya yang tampak mulia di luar tapi licik di dalam, aku sama sekali tak bisa membalas...
Benarlah pepatah: Pohon tanpa kulit pasti mati. Orang tanpa muka, tak terkalahkan di dunia.
"Goblog, sumpah serapah begitu berani kau ucapkan! Tak takut karma?!!" Suara pria gemuk itu gemetar menahan amarah pada Xiao Ran.
Xiao Ran sama sekali mengabaikan kami. Dengan mendengus dingin, dia berbalik dan melangkah keluar rumah.
Seolah kami benar-benar telah memfitnahnya...
Melihat Xiao Ran pergi, aku menoleh ke Qiu Shasha dan berkata: "Qiu Shasha, kamu harus percaya padaku, Xiao Ran ini jelas bukan orang baik, dia pasti akan mencelakakan kita!"
Qiu Shasha menunjuk ke dinding kosong di sekeliling kami sambil berkata padaku: "Zuo Shisan, apa yang harus kulakukan menurutmu?"
Aku: "..."
Di tengah kebuntuan kata-kata, tiba-tiba muncul rasa lemah dan lelah di hatiku. Perasaan tidak dipercaya ini benar-benar menyiksa, sangat menyiksa.
"Shisan, sudahlah. Bukan aku tidak percaya padamu. Kamu suruh Xiao Ran bersumpah darah, dia sudah lakukan. Pasti ada kesalahpahaman antara kalian. Aku dan dia tumbuh besar bersama, dia tidak pernah membohongiku." Qiu Shasha menatapku.
"Maksudmu aku yang membohongimu?" Tanpa kusadari, amarah yang ditimbulkan Xiao Ran kuluapkan padanya.
"Tidak. Bagaimana kalau begini? Aku akan berhati-hati terhadapnya di perjalanan selanjutnya. Cukup?" Qiu Shasha bertanya sambil menatapku.
Aku dan si pria gemuk saling pandang, bingung harus berkata apa. Menyerah atau bertahan sampai titik darah penghabisan?...
