Karena di depan kami tiba-tiba muncul aula besar. Meski tanpa lampu, tempat ini tidak gelap. Bahkan tanpa senter kuat pun kami bisa melihat jelas!
Di bawah aula megah, batu giok putih berkualitas tinggi memancarkan kilau lembut. Di kejauhan, aura hitam energi Yin seolah menyelimuti sekeliling aula. Di atap kayu cendana yang diukir, burung phoenix terbang seolah hendak melesat. Di ujung jalan lurus, tangga batu giok berangsur menurun. Di atas altar besar di tengah, tiang lurus terukir motif naga yang hidup, berhadapan dengan phoenix di aula utama...
Sambil memandang, kami berjalan memasuki aula megah itu. Langkah demi langkah, atap aula bertiang kayu cendana, lentera dari batu kristal, dan di pusat ruangan tergantung mutiara bulan raksasa yang bersinar terang bagai rembulan. Ternyata sumber cahaya terang di aula ini berasal dari sana!
Menelusuri mutiara malam raksasa itu, pandanganku turun ke lantai giok putih yang diukir motif teratai. Setiap kelopak berbentuk lima tangkai teratai sempurna, dengan benang sari yang terlihat jelas bahkan detailnya.
Membungkuk, kusentuh perlahan batu giok di lantai. Hangatnya terasa. Ternyata seluruh lantai aula ini terbuat dari giok Lantian yang dipanaskan. Kemewahan yang luar biasa ini, tidak hanya belum pernah kulihat, bahkan tak pernah terbayangkan!
Istana mewah seperti ini, bahkan makam Ratu Nefertari yang termasyhur di seluruh dunia pun, tak ada apa-apanya dibandingkan tempat ini!
Sebuah hawa dingin muncul di hati, jika tempat ini diketahui dunia luar, pasti akan menggemparkan dunia dan membuat orang-orang berhati licik menjadi gila.
"A...a...aku bilang, teman-teman, tempat sialan apa ini? Kok rasanya nggak nyata ya, apa kita lagi mimpi atau gimana?" Pria gemuk itu memasukkan senter kuatnya sambil matanya terus memandang sekeliling, bicaranya terputus-putus.
Jelas terlihat, dia terpana oleh kemegahan aula utama di bawah gua ini.
Bukan cuma si pria gemuk yang terpana. Kulihat ke arah Qiu Shasha dan Xiao Ran, mereka juga terlihat kaget. Tempat ini seolah memang seharusnya ada. Aku benar-benar tak paham, siapa gerangan yang bisa memiliki semua ini?!
Bagaimana pun kulihat, aula utama ini jelas arsitektur Tiongkok kuno, bukan makam Firaun atau Mumi Mesir. Tapi kenapa prasasti di depannya berukiran bahasa asing yang tak kami kenal, dan mengaku sebagai Fir'aun?
Kuabaikan pertanyaan yang tak terjawab ini, terus mengikuti rombongan masuk ke dalam aula.
Di tengah aula terdapat kolam besar selebar beberapa zhang. Airnya masih menggenang, diterangi mutiara raksasa yang memberi kesan aneh.
"Cepat lihat! Itu... apa yang tergantung di sana?!" Pada saat itu, pria gemuk tiba-tiba mengarahkan moncong senapan otomatisnya ke suatu arah sambil berteriak pada kami.
Mendengar teriakan pria gemuk, secara refleks aku segera menggenggam Pisau Naga Lilin dan Burung Feniks dari tas pinggang, baru kemudian menoleh ke arah yang ditunjuknya.
Dalam pandanganku terlihat rangkaian mayat-mayat yang tergantung tinggi di langit-langit aula. Semuanya diikat kedua kakinya dengan rantai hitam dan digantung terbalik di udara, persis seperti toko daging babi raksasa. Pemandangan ini membuat jantungku berdebar kencang. Pantas saja sebelumnya kulihat aliran Energi Yin hitam beterbangan di aula, ternyata berasal dari mayat-mayat ini.
Setiap mayat memiliki tangan yang diikat terbalik di punggung dengan sudut yang sangat aneh. Dari pakaian yang belum sepenuhnya membusuk, terlihat mayat-mayat ini terdiri dari pria dan wanita. Semuanya menghadap ke arah yang sama - kolam di tengah aula.
"Shisan, hati-hati. Ini adalah Tanah Enam Yin." Suara An Rushuang tiba-tiba terdengar dari giok liontin, memberikan peringatan jelas padaku.
"Rushuang, apa itu Tanah Enam Yin?" bisikku pelan.
An Rushuang melanjutkan penjelasannya: "Yang disebut Tanah Enam Yin merujuk pada tempat dengan enam kekosongan: Langit, Bumi, Nasib, Nyawa, Manusia, dan Waktu. Daerah Yin ekstrem ini sama sekali tak tersentuh sinar matahari, membuat Energi Yin semakin kuat. Tempat seperti ini mudah melahirkan makhluk-makhluk angker yang sangat sulit dihadapi."
“Baik, aku mengerti.” Setelah mendengar penjelasan An Rushuang padaku, aku mengangguk dan menjadi lebih waspada terhadap aula megah yang tidak jelas asal-usulnya ini.
“Hei, kalian pikir mayat-mayat itu bisa mutasi tidak?” Pria gemuk tiba-tiba bertanya sambil menatap deretan mayat yang berjejal rapat.
Jika mayat-mayat yang menggantung di langit-langit aula ini mutasi dan jatuh, setidaknya ada ratusan jenazah. Saat itu, mungkin keempat dari kami sulit melarikan diri meski punya sayap.
Qiu Shasha melirik, tidak menjawab pertanyaan pria gemuk, malah berjalan mendekati mayat-mayat yang tergantung di langit-langit aula.
Xiao Ran langsung mengikutinya. Melihat itu, aku dan pria gemuk juga berjalan hati-hati mendekat. Sebelum sampai, aku sudah memfokuskan penglihatan untuk meneliti mayat-mayat yang tergantung terbalik di udara itu.
Jelas terlihat, meski jumlahnya banyak, mayat-mayat itu tidak memiliki Energi Yin sama sekali. Kemungkinan mutasi mungkin tidak bisa dikatakan nol, tapi pasti sangat-sangat kecil.
Tapi melihat ini, hatiku langsung menjadi bingung. Jika mayat-mayat itu tidak memiliki Energi Yin, lalu dari mana asal Energi Yin yang kulihat beterbangan di dalam aula tadi? Bagaimana itu bisa tercipta?
Memikirkan ini, mataku tak sengaja kembali menatap tajam ke arah mayat-mayat yang tergantung di langit-langit aula.
Ternyata, kali ini aku melihat sekumpulan Energi Yin di antara mayat-mayat itu, terkonsentrasi pada salah satu jenazah di tengah. Namun jenazah tersebut tepat berada di pusat, tertutup rapat oleh mayat-mayat di sekelilingnya. Aku segera bergegas mendekat beberapa langkah, lalu menengadah kembali untuk mengamati jenazah yang dipenuhi Energi Yin itu.
Saat aku melihat jelas jenazah yang tergantung di atas itu, aku langsung tertegun! Karena ternyata mayat itu adalah seorang gadis kecil berusia sekitar 11 atau 12 tahun!
Gadis kecil ini sangat berbeda dengan mayat-mayat di sekitarnya. Pertama dari segi pakaiannya yang sangat unik. Entah dari bahan apa busana pengantin merah menyala yang dikenakannya dibuat, setelah bertahun-tahun tetap utuh tanpa kerusakan atau pudar warnanya. Gaun pengantin berlapis ganda dengan lengan lebar dari brokat emas bermotif naga dan bunga tersembunyi, tepiannya dihiasi sulaman burung mandarin dan buah delima. Di dada terdapat kancing kerah berlapis emas merah dengan hiasan batu rubi. Meski jenazah perempuan ini juga tergantung terbalik, busana pengantinnya seolah telah melalui proses khusus sehingga meski bagian bawah gaun menjuntai, bentuknya tetap tidak berubah.
Karena area sekitar jenazah itu dikelilingi mayat-mayat tergantung lainnya, pencahayaan sangat minim. Aku pun menyalakan kembali senter kuatku dan mengarahkannya ke jenazah tersebut.
Saat sorotan senter kuat itu menerangi jenazah anak perempuan kecil itu, dadaku berdebar kencang. Seluruh tubuhku gemetar ketakutan!
"Karena jenazah perempuan itu sama sekali tidak membusuk, seolah... seolah seorang yang hidup sedang tertidur!"
Dari sudut mana pun dilihat, pasti membuat orang merasa dia masih hidup. Wajahnya masih merah merona dan segar seperti semasa hidup, kulitnya tetap lembut dan halus, tetap begitu manis dan cantik.
Gadis seperti ini, meski belum matang, hanya dengan sekali pandang sudah bisa terlihat—jika dia besar nanti, pasti akan menjadi kecantikan yang membuat negeri terguncang!
"Zuo Shisan, kau sedang melihat apa di sana?" Suara Qiu Shasha tiba-tiba bertanya ke arahku.
Persis saat aku hendak menoleh, pandangan samping mataku menangkap kedua mata jenazah perempuan yang tergantung di atas kepalaku tiba-tiba terbuka lebar, menatap tajam ke arahku di bawah!
Aku kaget setengah mati, segera menoleh lagi ke arah jenazah itu. Tampilannya masih sama seperti tadi—mata terpejam, wajah tenang, bagai "Putri Tidur"...
"Shisan?" Qiu Shasha memanggilku lagi karena aku tidak menjawab.
Saat itu, pandanganku masih tak lepas dari jenazah perempuan itu. Sambil menatapnya kuucapkan: "Cepat kemari kalian! Ada mayat gadis kecil di sini... Dia... Dia persis seperti orang hidup..."
Setelah mendengar perkataanku, Qiu Shasha dan pria gemuk segera mendekat. Tapi tiba-tiba terjadi perubahan! Aku mendengar suara "krak!" dari atas kepala, lalu rantai besi yang mengikat jenazah perempuan di langit-langit aula itu putus. Jenazah itu pun jatuh dari ketinggian!
Melihat ini, aku segera mundur beberapa langkah untuk menghindar. Sebelum benar-benar menyentuh tanah, jenazah perempuan itu tiba-tiba "hidup" kembali. Dengan gerakan gesit, tubuhnya berputar dan mendarat sempurna dengan kedua kaki menghadap ke bawah, berdiri tegak di hadapan kami.
"Kalian siapa? Berani memasuki istana ini untuk apa?" Suara gadis muda yang jernih keluar dari mulut jenazah itu, namun diiringi nada yang penuh wibawa...
