Saat melihat lapisan-lapisan kain linen putih tiba-tiba muncul di atas lantai giok Lantian di belakangku, di hati segera muncul pikiran: Jangan-jangan mumi-mumi itu datang?!!
Tidak, tidak mungkin. Di dalam istana bawah tanah ini, baik dari tata letak maupun susunan bangunannya semuanya bergaya arsitektur Tiongkok kuno. Sama sekali tidak ada hubungannya dengan arsitektur Mesir kuno.
Bagaimana mungkin ada mumi Mesir kuno di istana bawah tanah bergaya arsitektur Tiongkok kuno ini?
Tepat saat pikiran ini muncul, pandangan sampingku tanpa sengaja menangkap perubahan di dinding istana. Di sana, entah sejak kapan muncul deretan karakter besar berwarna merah darah:
"Mumi meneteskan air mata, naga muncul dari kolam, peti mati terbuka menjadi tanah, penyerbu pasti binasa (yi)!"
Meski menggunakan aksara kuno, tulisannya berbentuk Kaishu yang masih bisa kubaca. Tapi sejak kapan tulisan-tulisan besar ini tiba-tiba muncul di dinding istana bawah tanah? Mengapa sebelumnya saat kuperhatikan tidak terlihat?
"Shisan, apakah tulisan di dinding itu sudah ada sebelum kita datang?" Tiba-tiba Qiu Shasha di belakangku bertanya.
"Aku melirik, lalu menggelengkan kepala, \"Aku juga tidak yakin. Saat kita pertama masuk tadi, aku sudah melihat sekeliling, sepertinya tidak ada.\""
"Bukan sepertinya, tapi pasti tidak ada! Pas masuk tadi aku sudah mengamati seluruh istana ini. Kalau sebelumnya ada tulisan sebesar dan seterang ini di dinding, pasti sudah kulihat." Si pria gemuk mendekati dinding dan menatap tajam deretan karakter darah yang tiba-tiba muncul itu dengan nada meyakinkan.
"Ngomong-ngomong, Shixiong, karakter terakhir ini bacanya apa?" Pria gemuk itu kembali menatapku dan bertanya.
"\" (yì).\"" Jawabku padanya.
"Lantas, apa arti karakter ini?" Pria gemuk itu melanjutkan pertanyaannya.
"\"\" dan \"\" adalah sinonim." Aku menjelaskan.
"Sial! Pertanda buruk banget!" Terdengar umpatan kasar dari pria gemuk itu. Persis setelah sumpah serapahnya, sesuatu tiba-tiba menetes dari atas dan mengenai tubuhku. Semakin lama semakin deras, seperti hujan yang turun tiba-tiba.
Aku segera menengadah. Rupanya puluhan mumi yang tergantung di langit-langit aula mulai mengeluarkan cairan. Seiring waktu, tetesan itu semakin banyak dan cepat...
Melihat ini, aku buru-buru mundur untuk menghindari genangan air yang menetes dari tubuh mumi-mumi itu.
"Jijik banget~!!" Qiu Shasha mengeluh sambil melompat gesit keluar dari bawah deretan mumi yang meneteskan cairan itu.
Setelah keluar dari tumpukan mumi yang tergantung di udara dengan rantai besi, aku menoleh ke arah sana. Meskipun mumi-mumi itu tiba-tiba mulai meneteskan air, tidak ada sedikit pun Energi Yin yang terpancar dari tubuh mereka. Jelas fenomena aneh ini bukan disebabkan oleh mutasi mayat.
"Hei Nona Qiu, apa yang terjadi dengan mumi-mumi di depan? Apakah mereka menahan kencing selama ratusan tahun lalu pipis barengan?" kata pria gemuk sambil mengangkat lengannya untuk mencium bau air yang menetes di lengannya.
Qiu Shasha terdiam sejenak memandangi mumi-mumi yang tergantung di udara, lalu menoleh ke pria gemuk dan berkata empat kata:
"Mumi menangis..."
"Mumi menangis? Apakah itu yang tertulis di dinding?" tanyaku segera setelah mendengar ucapan Qiu Shasha. Aku kembali memandang ke mumi-mumi yang tergantung itu. Sekarang air terus menetes dari tubuh mereka, membuat area depan terlihat seperti hujan rintik-rintik.
Fenomena ini membuatku terkejut sekaligus menimbulkan kekhawatiran. Apa makna di balik "mumi menangis" ini?
Meski tidak mengerti, aku yakin kejadian ini pasti pertanda buruk.
"Shixiong, pertanyaanmu tadi tidak masuk akal! Masak kau mengira mumi-mumi itu benar-benar sedang pipis?" Pria gemuk itu mendekatiku sambil berkata.
“Kalian semua harus berhati-hati, sesuatu yang aneh pasti siluman.” Qiu Shasha saat itu memegang erat kuas kaligrafi di tangannya, matanya waspada memandang sekeliling sambil mengingatkan aku dan si pria gemuk.
Setelah perkataan Qiu Shasha itu, kami bertiga tidak berbicara lagi. Sekeliling menjadi sunyi senyap. Di telingaku, selain suara napas si pria gemuk dan Qiu Shasha, hanya terdengar suara berdetak "air mata mumi" yang menetes ke tanah...
Waktu berlahan-lahan berlalu. "Air mata" yang menetes dari mumi-mumi itu seolah tak pernah kering, terus mengalir tanpa henti. Perlahan-lahan, Energi Yin mulai menyebar di sekitar aula. Meski tidak terlalu pekat, aku bisa melihatnya jelas. Seluruh ruangan dipenuhi suasana seram dan menakutkan. Perasaan gelisah dan frustrasi mulai menggerogotiku.
Saat itu, si pria gemuk tak tahan lagi dan berkata:
"Hei, kalian berdua. Berdiam diri di sini bukan solusi. Menurutku lebih baik..."
Sebelum si pria gemuk menyelesaikan kalimatnya, Qiu Shasha buru-buru menghentikannya dengan isyarat tangan. Dengan gesit dia mengeluarkan selembar Kertas Jimat dari tas ranselnya, menempelkannya pada kuas kaligrafi di tangannya sambil membaca mantra dengan cepat. Matanya menatap tajam ke arah kiri.
Dengan gerakan Qiu Shasha ini, aku langsung merasa akan ada sesuatu yang datang, dan segera menoleh mengikuti arah pandangannya. Di sana terdapat mulut gua yang gelap gulita, meski tidak terlalu besar namun sangat hitam pekat, membuatku sama sekali tidak bisa melihat apa yang ada di dalamnya.
Tiba-tiba, dari dalam mulut gua itu terdengar suara langkah kaki yang samar. Awalnya sangat pelan, namun seiring langkah yang semakin keluar, suaranya semakin jelas terdengar. Langkah kaki itu banyak dan berisik, seolah ada sekumpulan makhluk tak dikenal sedang keluar dari mulut gua tersebut!
Mendengar suara langkah kaki itu, aku cepat-cepat mengeluarkan Fu Pengusir Enam Jia dari tas ransel dan menggenggamnya erat, sementara mataku tak lepas memandang mulut gua hitam itu...
Pria gemuk di sampingku juga dengan gesit mengisi senapan dengan peluru, menarik pelatuk dan mulai membidik ke arah mulut gua.
Aku melirik ke arah Qiu Shasha, namun justru mendapatinya terlihat sangat tenang dalam situasi seperti ini. Setidaknya dari raut wajahnya, tidak terlihat sedikitpun rasa takut atau gugup.
Mungkin karena kemampuannya yang tinggi membuatnya berani, atau mungkin karena sudah sering mengalami hal serupa. Bahkan mungkin sejak lahir dia memang memiliki sifat tetap tenang meski gunung Tai runtuh di depannya.
Berbanding terbalik dengan kami, aku dan pria gemuk ini langsung kalah telak dibandingkan gadis Qiu Shasha...
Saat aku masih berdiri di tempat sambil berpikir kacau, tiba-tiba sebuah bayangan hitam melesat keluar dari mulut gua yang gelap gulita itu, menerjang ke arah kami bertiga.
"Braak!!" Pria gemuk langsung menembak begitu melihatnya. Entah kena atau tidak, bayangan itu sama sekali tidak melambat. Dengan kecepatan luar biasa, sebelum sempat kulihat jelas wujud makhluk yang keluar dari kegelapan itu, ia sudah melompat tinggi dari tanah dan menerjang kami dari atas!
Qiu Shasha bereaksi sangat cepat. Begitu makhluk itu mulai melompat, dia langsung mengayunkan kuas kaligrafinya sambil berlari menghadang.
"Brak!" Dengan suara gedebuk, Qiu Shasha dan makhluk itu bertabrakan di udara lalu terpisah dan mendarat masing-masing.
Setelah terpisah, Qiu Shasha memutar tubuhnya di udara, kedua kakinya menapak lembut di tanah dengan mantap.
Sementara makhluk yang keluar dari gua itu jatuh terhempas ke tanah, terbaring tak bergerak sama sekali.
Baru saat ini aku bisa melihat jelas rupa asli makhluk tersebut.
Itu adalah mumi berbentuk manusia yang mengenakan topeng kepala serigala dari kuningan!
"Anubis?!" teriak Qiu Shasha yang sudah mendarat, menatap takjub ke arah topeng serigala yang terbaring di tanah.
"Apa-apaan ini? Apa hubungannya Alps? Bukan maksudku meremehkanmu Nona Qiu, tapi di situasi genting begini, bisakah kamu mencontoh Pangye ini? Kita harus serius! Bahas makanan bisa nanti setelah kita selamat keluar dari sini, oke?" Di saat itu, Pangye yang berdiri di samping salah paham menangkap maksud perkataan Qiu Shasha...
