Melihat mumi-mumi yang tergantung di udara itu sudah berhenti "menangis", aku bertanya pada Qiu Shasha yang berdiri di sampingku:
"Qiu Shasha, apa yang sebenarnya terjadi??"
Qiu Shasha masih menatap mumi-mumi itu sambil menjawab tanpa menoleh: "Tempat ini seperti sebuah perangkap..."
"Perangkap Enam Yin?" Aku teringat istilah yang pernah disebutkan An Rushuang padaku sebelumnya, lalu bertanya tanpa berpikir.
Setelah mendengar perkataanku, Qiu Shasha terlihat jelas terkejut, memandangiku dengan penuh ketidakpercayaan dan bertanya: "Kamu bahkan juga tahu?!"
"An Rushuang yang memberitahuku, aku sendiri tidak bisa melihatnya." Aku menjelaskan dengan jujur.
Qiu Shasha mengangguk pelan sambil berpikir:
"Pantas saja..."
"Apa itu Konspirasi Enam Yin?" Pria gemuk di samping menyela bertanya.
Qiu Shasha menjawab: "Yang disebut Konspirasi Enam Yin merujuk pada tanah ekstrim Yin yang kehilangan enam unsur: Tian (langit), Di (bumi), Yun (nasib), Ming (takdir), Ren (manusia), Shi (waktu). Orang hidup (yang Yang) yang masuk ke tempat seperti ini, sebagian besar tidak bisa keluar dengan selamat. Makanya Konspirasi Enam Yin ini juga disebut 'Situasi Mati'!!"
Mendengar kalimat terakhir Qiu Shasha, si pria gemuk langsung mengumpat:
"Sial! Xiao Ran keparat itu benar-benar menyeret kita ke sini. Bagaimana cara memecahkan Situasi Mati ini?!"
Qiu Shasha menoleh memandang si pria gemuk, berkata dengan tenang:
"Situasi itu mati, tapi manusia hidup. Tidak ada situasi yang tidak bisa dipecahkan, hanya ada orang yang menyerah."
Si pria gemuk yang biasanya cerewet justru terdiam oleh perkataan Qiu Shasha. Ingin berkata sesuatu tapi ditelan lagi, lalu mengganti pertanyaan: "Lalu... apa yang harus kita lakukan sekarang? Ke mana harus pergi?"
"Pergi mungkin sekarang sudah tidak mungkin..." Qiu Shasha menghela napas panjang, matanya beralih menatap kolam air yang memenuhi ruangan di tengah aula besar.
"Sementara di saat yang sama, aku terus khawatir tentang An Rushuang. Entah mengapa, sejak kami memasuki Lembah Kematian ini, baik siang maupun malam, An Rushuang sama sekali tidak keluar dari giok liontinnya."
"Apakah dia mengalami masalah, atau ada sesuatu yang membuatnya ragu di tempat ini?"
"Pikiran ini tiba-tiba terpotong oleh teriakan pria gemuk..."
"Goblog! Ada apa di kolam itu?! Kok warnanya berubah?"
"Mengikuti teriakannya, aku segera menatap ke arah kolam. Benar saja, air di kolam itu telah berubah menjadi merah darah tanpa kami sadari!"
"Perubahan mendadak di kolam tengah aula ini membuat hatiku dipenuhi awan kelam, disertai firasat buruk yang menggelayuti."
"Qiu Shasha mendekati kolam itu. Aku dan si pria gemuk mengikutinya. Semakin dekat kami dengan kolam darah, bau anyir menyengat bercampur aroma aneh yang memualkan menerpa hidung."
"Tepat di saat itu, gelembung-gelembung air tiba-tiba bermunculan di permukaan kolam disertai suara 'blup-blup' yang mengganggu."
"Kalian hati-hati, di kolam itu sepertinya ada sesuatu yang mau keluar..." Saat itu Qiu Shasha mengingatkan aku dan pria gemuk, lalu berhenti melangkah sambil menahan napas, mata tertuju pada kolam itu.
Kami bertiga berdiri di tempat, seiring berjalannya waktu, gelembung air di kolam itu perlahan berhenti. Riak-riak air pun semakin memudar, kolam itu kembali tenang seperti semula...
Melihat situasi ini, Qiu Shasha menoleh dan memberi isyarat tembak ke arah pria gemuk dengan tangannya.
Pria gemuk langsung paham, mengangguk lalu mengangkat senjata dan menembak ke arah kolam. Untuk keamanan, dia langsung pindah posisi setelah menembak.
Setelah peluru pria gemuk itu menghantam kolam berisi darah, kami bertiga diam-diam mengamati. Tak lama, gelembung "glug-glug" muncul lagi di kolam darah, semakin rapat.
"Hati-hati, ada sesuatu yang mau keluar dari dalam..." Qiu Shasha berbisik mengingatkan kami berdua.
Entah mengapa, saat melihat gelembung-gelembung itu terus muncul dari kolam, tiba-tiba aku teringat tulisan yang pernah kami lihat di dinding: "Mumi menangis, naga keluar dari kolam, peti mati terbuka menjadi tanah, penyerang pasti binasa!"
"Baru saja kelompok mumi itu mengeluarkan 'air mata', apakah selanjutnya akan terjadi 'naga keluar dari kolam'?" Memikirkan ini, aku tak bisa menahan tubuhku menggigil. Jangan-jangan di dalam kolam penuh darah itu benar-benar ada 'naga' seperti legenda?
Saat pikiranku melayang, tiba-tiba muncul pilar air raksasa dari kolam. Di dalam pilar air itu kulihat bayangan hitam kabur yang terus-menerus menggeliat!
"Waspada semua! Itu keluar! Mundur, pria gemuk tembak!" Bersamaan dengan peringatan Qiu Shasha, kami dan si pria gemuk segera mundur. Pria gemuk itu sambil mundur terus menembaki bagian tengah pilar air itu bertubi-tubi.
Sementara Qiu Shasha setelah mundur beberapa langkah, dengan gesit mengeluarkan beberapa kertas jimat merah dan selembar bendera dari sakunya. Dengan cepat dia menempelkan jimat-jimat itu pada bendera, lalu berbisik: "Meramu hati harus sampai hati kosong, dalam kekosongan terisi energi murni, semua ilusi lenyap kembalikan jati diri, energi suci berkumpul di pusat kuning. Lima Yang memadatkan api, segera patuhi perintah! She!!" Setelah mantra Qiu Shasha selesai, bendera merah menyala di tangan kirinya tiba-tiba memancarkan cahaya merah, memberikan kesan tekanan yang sangat kuat.
“Huala!!” Tepat di momen genting ini, dari kolam darah tiba-tiba melayang keluar seekor "naga" berwarna hijau kecoklatan. Makhluk itu pertama-tama mendongakkan kepala dan melolong panjang, lalu menggeliatkan tubuhnya. Sepasang bola mata merahnya menyapu sekeliling, hingga akhirnya memandangi kami bertiga. Kilau dingin dan aura pembunuhan langsung memancar dari kedua matanya!
Pemandangan ini membuat jantungku berdebar kencang!
"Naga" itu terlihat seperti ular piton raksasa berukuran super. Seluruh tubuhnya tertutupi sisik hijau kecoklatan yang berkilauan. Tidak memiliki cakar, tapi di atas kepalanya terdapat tanduk hitam runcing yang memantulkan cahaya kebiruan di bawah sinar mutiara malam raksasa...
Mungkin karena ini pertama kalinya aku melihat makhluk hidup sebesar itu, atau mungkin tubuh raksasanya memberiku tekanan begitu besar. Saat ini aku seperti patung, otakku blank sejenak, sama sekali tak tahu harus berbuat apa...
"Jiaoshe? Lima Yang memadatkan api, satu api menerangi tubuh! She!!" Di saat kritis ini, Qiu Shasha berseru lantang. Tangan kirinya mengibaskan bendera ritual, semburan api segera melesat keluar dari bendera itu. Membawa hawa panas menyengat, bola api itu langsung menghujam ke arah jiaoshe yang baru saja muncul dari kolam darah!
Benar-benar perempuan nekat dan tegas. Di situasi seperti ini wajahnya masih bisa tetap tenang. Apa jantungnya terbuat dari berlian?! Kemampuan menahan tekanan nya luar biasa.
"Boom! Creek!!" Bersamaan dengan suara ledakan keras, bola api itu menghantam tubuh ular naga tersebut. Percikan api menyembur membentuk gumpalan api, namun ular naga hitam kecoklatan itu menjerit kencang di tengah kobaran api. Tubuh besarnya mengayun, seketika angin dingin berhembus di sekelilingnya dan memadamkan api yang menyala di tubuhnya.
Melihat hal itu, Qiu Shasha mendengus dingin:
"Hmph. Justru kutunggu kau takut api. Kalau sudah takut, ini lebih mudah. Lima Yang memadatkan api, Dua Api menerangi hati! She!!" Ia mengibaskan tangan kirinya, bola api yang lebih besar dari sebelumnya kembali meluncur ke arah ular naga itu.
Kulihat jelas, Qiu Shasha kini mengeluarkan jurus mematikan. Ia berusaha menghancurkan ular naga itu saat baru keluar dari kolam, sebelum sempat beradaptasi dengan lingkungan luar.
Namun harapan Qiu Shasha terlalu indah. Realita berkata lain. Ular naga yang sudah belajar dari pengalaman sebelumnya segera membuka mulut berdarah lebar, menyemburkan pilar air darah penuh aura jahat ke arah bola api yang mendekat.
Api dan air tak mungkin bersatu. Apalagi air darah yang disemburkan ular naga itu sarat energi negatif. Dalam sekejap, bola api Qiu Shasha padam. Pilar air darah tak berhenti, terus menerjang ke arah Qiu Shasha.
Qiu Shasha melihat ini, segera melompat dengan kedua kakinya untuk menghindar ke samping. Pilar darah menghantam tanah, langsung menghancurkan beberapa batu bata giok Lantian yang menempel di permukaan tanah, menunjukkan besarnya gaya jatuh. Jika tubuh terkena pilar darah ini, bisa kehilangan separuh nyawa meski tak mati!
