Kalimat yang baru saja diucapkan Qiu Shasha tiba-tiba membuatku merasa bahwa gadis manja berpenyakit putri di hadapanku ini ternyata memiliki sisi lain yang tak kuketahui.
Di balik sifatnya yang temperamental itu, tersimpan keteguhan, keyakinan, prinsip hidup, serta keberanian untuk bersikap jujur bahkan cenderung keras kepala. Aku seperti melihat bayangan Master Lu dalam dirinya...
Mendengar ucapan Qiu Shasha, mata Xiao Ran berkedip aneh. Tubuhnya membeku sejenak sebelum ia menoleh dan bertanya, "Nona Qiu, menurutmu, apa aku ini?"
"Teman." Jawabannya tegas.
Xiao Ran tersenyum getir. Tawanya sarat dengan emosi campur aduk antara kepedihan dan kekecewaan.
"Teman? Teman?……Kamu bilang hanya menganggapku sebagai teman?!" Xiao Ran menatap Qiu Shasha dengan nada suara yang berubah, seolah sesuatu yang selama ini terpendam di hatinya meledak sekaligus. Pria yang biasanya pendiam ini hampir kehilangan kendali.
Mungkin di dunia ini, tidak ada perasaan yang lebih menyiksa daripada cinta. Tak peduli sifat asli seseorang, begitu terjerat dalam perangkap cinta, ia akan kehilangan jati diri dan hanya mengikuti hati.
Ekspresi Qiu Shasha tetap tenang, matanya tanpa rasa takat menatap Xiao Ran: "Xiao Ran, aku tanya sekali lagi - alasan apa yang membuatmu mengkhianati Aliran Longhu? Perasaanmu terhadap aliran ini tak kalah dariku. Aku tak percaya kau menyerah pada kejahatan hanya untuk menyelamatkan nyawa."
"Menyerah? Aku tidak menyerah pada siapapun. Aku hanya realistis. Nona Qiu, benarkah selama ini kau hanya menganggapku sebagai teman?" Xiao Ran menatap Qiu Shasha dengan serius.
Mendengar pertanyaan itu, Qiu Shasha justru tertegun dan terdiam...
Sebenarnya tanpa perlu penjelasan, orang luar seperti aku pun bisa melihat - Qiu Shasha masih punya perasaan tertentu pada Xiao Ran. Kalau tidak, sebelumnya tak mungkin begitu mempercayainya. Tapi apakah perasaan itu kekeluargaan atau cinta, aku tak paham. Lagi pula aku hanya penonton.
Aku memanfaatkan kesempatan ini untuk melihat ke arah pria gemuk, melihatnya setengah berjongkok sambil berpegangan ke tanah dengan goyah, menggelengkan kepala—sepertinya belum pulih sepenuhnya. Tapi dari penampilannya, serangan Xiao Ran tadi tampaknya tidak melukainya parah.
Ini sedikit meringankan beban di hatiku. Saat seperti ini, jangan sampai ada lagi yang celaka.
Setelah beberapa saat, Qiu Shasha baru mengangkat kepala menatap Xiao Ran, matanya penuh keteguhan: "Xiao Ran, apa gunanya kau bertanya sekarang? Dulu aku percaya sepenuh hati, kini segalanya sudah berubah. Kau telah mengkhianati Aliran Longhu. Mulai sekarang kita musuh. Selanjutnya, hanya ada dua pilihan: kau mati atau aku yang tewas."
"Oh?" Xiao Ran tidak berkata apa-apa setelah mendengar perkataan Qiu Shasha, malah berbalik dan berjalan mendekatiku.
"Xiao Ran! Kau mau apa?!!" Wajah Qiu Shasha langsung tegang melihat Xiao Ran mendekatiku. Dia buru-buru mencoba bangkit dari tanah tapi tersandung dan jatuh.
Melihat itu, meski cemas aku tetap diam di tempat. Aku sudah menahan diri begitu lama menunggu momen ini. Asal Xiao Ran mendekat, aku yakin bisa melukainya parah dengan Pisau Naga Lilin dan Burung Feniks di tanganku!
Langkah demi langkah Xiao Ran mendekatiku. Tiba-tiba dia menyabetkan pisau belati dari balik bajunya dan melesat ke arahku.
“Xiao Ran! Kalau hari ini kamu berani menyentuhnya sedikit saja, Qiu Shasha pasti tidak akan membiarkanmu!!” Suara Qiu Shasha kembali terdengar dari belakang Xiao Ran.
Xiao Ran tidak menggubrisnya, melangkah cepat mendekatiku. Pada saat yang sama, aku juga bersiap bertindak—asal dia melangkah satu langkah lagi, satu langkah lagi!
Namun Xiao Ran tiba-tiba berhenti. Matanya memandangku dengan ekspresi kompleks. Persis di momen genting ini, terdengar suara aneh yang sangat menusuk di aula tempat kami berada. Suara itu tajam dan mengiris, mirip seperti pisau menggores kaca!
Mendengar suara itu, wajah semua orang berubah pucat. Pandangan mereka tertuju ke arah sumber suara. Dari kejauhan, kulihat mayat yang selama ini terbaring di peti mati transparan di kolam itu sepertinya mulai bergerak.
“Braak!!” Dengan dentuman keras, peti mati transparan yang mirip akuarium itu meledak berkeping-keping oleh kekuatan dahsyat. Mayat di dalam peti mati itu langsung melompat keluar dari kolam air!
Itu adalah mayat pria bertubuh tinggi besar. Cairan dan darah di tubuhnya telah lama mengering, hanya menyisakan kulit kering berwarna ungu kecoklatan yang membungkus rangka tulang. Sudah tak terhitung tahun lamanya, namun kondisi ini masih terbilang relatif utuh. Meskipun kelima indera telah mengerut, mata dan hidung berubah menjadi lubang hitam yang cekung, namun garis wajahnya masih samar-samar terlihat. Berusia sekitar 40-50 tahun, mengenakan mahkota giok, jubah sutra emas berwarna merah dengan pinggiran biru, sepatu boot menginjak awan, serta kedua tangan terentang lurus di depan dada.
Namun yang aneh, kedua kakinya dibalut perban linen putih hingga penuh. Ini metode penguburan macam apa?
Bagian atas menggunakan metode penguburan Tiongkok, bagian bawah mengikuti cara Firaun Mesir kuno! Ini benar-benar kacau!!
Kehadiran mayat pria itu tiba-tiba memperparah bau busuk menyengat di aula. Perutku langsung mual terbalik. Di seberangku, perhatian Xiao Ran juga tersedot oleh mayat berjubah resmi yang melompat keluar dari peti mati itu.
Kulihat ini kesempatan emas! Segera kulanjutkan langkah ke depan, kibaskan Pisau Naga Lilin dan Burung Feniks di tanganku, lalu tusukkan dengan keras ke dada Xiao Ran!
Refleks Xiao Ran luar biasa cepat. Melihat serangan mendadakku, ia segera mundur sambil melengkungkan tubuhnya untuk menghindar.
"Kecepatan gerakan tubuh dan refleksnya di luar perkiraanku, tapi meski begitu, pisau belatiku tetap berhasil menusuk keras ke bawah rusuk kirinya, menembus setengah bagian!"
"Meski dia berhasil menghindari titik vital, serangan ini cukup membuatnya kehilangan setengah nyawa."
"Darah segar segera mengalir keluar dari luka Xiao Ran. Dia menatapku sebentar, lalu menutup lukanya dengan satu tangan, tubuhnya mundur sambil mencabut pisau belati dari tubuhnya, lalu berlutut di tanah."
"Goblog, dasar paman sialan! Cepat lihat!!" Suara terkejut pria gemuk terdengar saat itu.
"Mendengar teriakan pria gemuk, aku segera menoleh ke arah yang ditunjuknya. Mayat pria yang baru melompat keluar dari peti mati kristal bening itu tiba-tiba menjerit pilu, tubuhnya mulai terangkat dan melayang di udara..."
"Pemandangan ini membuatku membeku. Hampir tak percaya dengan apa yang kulihat. Ada apa dengan mayat ini? Apakah dia benar-benar mencapai pencerahan dan menjadi dewa, bersiap terbang ke langit?"
"Kalau tidak, bagaimana mungkin dia bisa terbang?"
"Xiao Ran yang tertusuk di tanah itu terengah-engah berkata: 'Zuo... Zuo Shisan, larilah! Bawa pisau belati dan petaku, lari ke pintu batu di selatan. Tombolnya... di bawah batu giok kedua dari kiri...'"
Mendengar kata-kata tak terduga dari Xiao Ran, aku sempat tertegun sejenak. Mengabaikan mayat pria yang melayang di udara, aku menunduk dan bertanya padanya: "Mengapa aku harus mempercayaimu?"
"Dengan ini..." Xiao Ran mengeluarkan foto bernoda darah dari balik bajunya yang menempel di dada. Foto itu memperlihatkan seorang gadis kecil. Setelah kuperhatikan seksama, kagetku bukan main - gadis kecil dalam foto itu ternyata Lu Yu, Master Lu!!
Melihat ini, pikiranku langsung kacau. Apa yang sebenarnya terjadi? Mengapa Xiao Ran membawa foto Lu Yu, bahkan menyimpannya di dada?
Bukankah dia menyukai Qiu Shasha?
"Zuo Shisan, percayalah padaku. Aku takkan pernah mengkhianati Aliran Longhu... Di sana ada seseorang yang ingin kujaga dengan nyawaku..." Setelah mengucapkan itu, Xiao Ran meletakkan peta dan pisau belati di kakiku, lalu berbalik cepat dan berlari ke arah mayat pria itu.
Mayat pria itu menyadari kehadiran Xiao Ran. Dengan raungan mengerikan, tubuhnya mendarat ke tanah dan menerjang ke arah Xiao Ran.
Melihat hal itu, Xiao Ran mengeluarkan seutas tali berwarna merah-kuning dari tubuhnya. Ia menggigit ujung lidahnya sendiri lalu menyemburkan darah segar ke tali tersebut, sambil berteriak: "Juegu mingxian, xing fuyuan chu, zuichu huanxu, xu ling bu mei, jixian yizhuo, xuanguan shou yi! Teknik terlarang Mao Shan: Xu Ling Shou Yi! Jíjí rú lǜ lìng! She!!" Saat mantra Xiao Ran bergema, tali di tangannya tiba-tiba memancarkan sinar redup kekuningan, seolah-olah "hidup" dan berubah menjadi ular naga yang terbang menuju mayat pria itu, mengikatnya erat-erat di tempat.
"Zuo Shisan, cepat bawa mereka lari!!" Tiba-tiba Xiao Ran menoleh ke arahku sambil mengaum. Kulihat jelas darah mengalir dari mulutnya yang sedang berbicara...!
