Selama masih ada rasa tidak puas di hatiku, selama aku masih hidup, belum saatnya untuk menyerah!
Aku menggigit bibirku erat, menahan rasa sakit dari perut bawah yang menjalar, berusaha tidak menjerit.
Melihat ini, mata mayat pria itu memancarkan kilau dingin menusuk dan jahat. Tangan kering dan dinginnya berputar di dalam perutku! “Creek~!” Darah menyembur keluar dari luka!
“Aaa~!!!” Aku tak lagi bisa menahan rasa sakit yang menusuk ini, membuka mulut dan menjerit.
“Mau bicara, atau tidak?” Mayat itu terus bertanya dengan nada dingin.
“Tidak... tidak akan, mati pun takkan kukatakan.” Aku mengangkat kepala dengan susah payah, menatapnya dengan tekad.
Mendengar jawabanku, dia malah tertawa terbahak-bahak sambil menatapku: “Hahaha... An Rushuang adalah milikku, takkan ada yang merebutnya. Meski kau tak memberitahu, saat aku menghancurkan segel dan kembali ke dunia, pasti akan kutemukan dia kembali!!”
“An Rushuang bukan barang!! Batuk!~!……” Saat ini entah mengapa, begitu mendengar mayat pria itu menyebut An Rushuang sebagai "barang" miliknya, hati tiba-tiba mendidih. Menahan sakit perut yang menusuk, aku membentaknya. Tapi teriakan ini mengoyak perutku, membuatku batuk mengeluarkan beberapa semburan darah segar.
Darah menetes ke tubuh mayat pria itu, tapi tak ada reaksi sedikitpun. Apakah darah yangg-ku kehilangan efek di tempat seperti ini?
"Oh? Sepertinya ada hal-hal yang belum kau ketahui... Benarkah kau pikir An Rushuang dengan latihan spiritual ribuan tahun akan mencintai pria tak punya apa-apa sepertimu? Tanyakan pada dirimu sendiri, bagian mana darimu yang layak untuknya?! Sejujurnya, An Rushuang yang mendekatimu adalah arahan dariku. Masih kau kira dia tertarik padamu?!!" Mayat pria itu berbicara dengan tenang sambil menatapku.
Suaranya tidak keras, tapi di telingaku bergema seperti guntur. Seketika otakku kosong. Rasa sakit di perut seolah hilang saat ini. Sakit fisik mana bisa menandingi luka di hati?
"Tidak... tidak mungkin, ini mustahil. Kau pasti berbohong..." Aku menggelengkan kepala, menolak memikirkan ucapan mayat itu, melarang diriku mempercayainya.
"Tidak mungkin? Hidup dan matimu sekarang ada di tanganku. Untuk apa aku berbohong? Bahkan tanda lahir di punggung An Rushuang pun masih kuingat letaknya! Dia dan aku..." Mayat pria itu berkata dengan dingin sambil menatapku.
“Bajingan! Dasar kamu tutup mulut!!” Saat aku mendengar ucapan dari mayat pria itu, api kemarahan langsung menyala di kepalaku. Rasanya ingin merobek-robeknya hidup-hidup sekarang juga!
“Zuo Shisan, sejujurnya kamu harus berterima kasih padaku. Tanpa aku, kamu sudah lama mati. Aku yang menyuruh An Rushuang melindungimu sejak kecil, menjagamu seperti ternak, merawatmu baik-baik sampai aku keluar, lalu menyerap tubuh Tao bawaanmu untuk meningkatkan levelku. Masih saja kamu naif mengira seorang wanita yang hidup ribuan tahun bisa jatuh cinta pada anak kecil? Lucu! Sungguh menggelikan!!”
Setiap kata yang keluar dari mulut mayat itu seperti pisau menusuk jantung. Perasaan pilu yang menyentuh tulang sumsum perlahan menyebar dari dasar hatiku, bagaikan setetes tinta jatuh ke air murni, lalu perlahan... perlahan... mengubah seluruh air menjadi hitam pekat.
Hatiku seperti teriris pisau. Air mata tanpa kusadari mengaburkan pandanganku... Apakah ini yang disebut sakit? Rasanya bahkan kata "sakit" pun tak mampu menggambarkannya.
“Tidak... tidak mungkin, sama sekali tidak mungkin! An Rushuang tak pernah berbohong padaku, dia tidak pernah sekalipun menipuku!!” Sebagian logikaku masih bertahan. Pasti ada maksud tersembunyi di balik ucapan mayat itu. Dan aku yakin, An Rushuang tak mungkin berbohong.
Sama sekali tidak mungkin!!
"Jing ji er dong da jing sheng, chong guan qi zhuang guo ming men, qi fu long gong yi zhi huo, wai xing bu ju ding gong jian, huo zu zhi yin yuan qi quan, yang guang er xian lu dang qian! Jíjí rú lǜ lìng! She!!" Pada saat itu, teriakan Xiao Ran tiba-tiba terdengar dari samping.
Kemudian aku melihat semburan sinar kuning yang sangat terang menerjang ke arahku dan mayat pria itu.
"Honglong!!" Dentuman keras mengguncang, mataku silau dan tak bisa melihat apapun. Tubuhku terlempar ke belakang..."Braak!" Dengan suara keras, aku terjatuh ke tanah.
Rupanya Xiao Ran diam-diam menyiapkan ilmu Tao untuk menyergap. Segera kucoba bangkit, namun kepala langsung pusing. Kulihat perutku - darah menggenang di perut, paha, dan tanah. Kehilangan banyak darah!
"Zuo Shisan... Tubuh Tao Bawaan-mu seperti pedang tajam yang bisa menebas kejahatan dunia. Sayang kau belum tahu cara menggunakannya... Seharusnya kau pergi..." Setelah berkata demikian, tubuh Xiao Ran limbung dan jatuh tersungkur ke tanah.
Melihat ini, hatiku langsung deg-degan. Aku segera memperhatikan arahnya lebih seksama. Ternyata energi Yang putih di tubuh Xiao Ran sedang perlahan menghilang. Ini menandakan titik vitalnya telah rusak. Kecuali ada batu seperti yang pernah kujumpai di gua sebelumnya, nasibnya hanya tinggal menunggu jalan buntu!
Mayat pria itu meski terkena ilmu Tao yang dikeluarkan Xiao Ran dengan taruhan nyawa, hanya mengeluarkan asap putih dari tubuhnya. Setelah melirik Xiao Ran yang nyawanya sudah di ujung tanduk, mayat itu kehilangan minat dan kembali melangkah mendekatiku...
Dasar sialan!! Melihat ini, amarah tak terbendung membanjiri relung hatiku. Untuk pertama kalinya, keinginan membunuh begitu menggelegak dalam diriku!
Aura negatif seperti ini pernah kurasakan saat Kakek-Nenekku dibantai. Sambil menahan tubuh dengan tangan di tanah, baru saja hendak kubangkitkan sisa tenaga untuk melawan, jari-jariku menyentuh sesuatu.
Setelah kuperhatikan, ternyata 《Xuan Huang Di Jing》dalam tas ranselku terlempar keluar entah sejak kapan!
Bangsat! Kok bisa-bisanya aku lupa membawa kitab ini?! Kekuatannya sudah kusaksikan sendiri. Inilah satu-satunya harapan untuk mengalahkan mayat itu!
Memandang 《Xuan Huang Di Jing》di tanah, kulumurkan darah di mulut lalu kurebut kitab itu. Kubuka halaman pertama, mencari karakter yang pernah tertanam dalam ingatanku, lalu kuteriakkan dengan lantang:
“！（zhao）”
"Saat aku mengucapkannya, kitab 《Xuan Huang Di Jing》 itu perlahan melayang dari tanganku ke udara, kemudian tiba-tiba memancarkan sinar kuning yang menyinari tubuhku. Aku merasakan aliran hangat mengalir dari ubun-ubun ke seluruh tubuh, rasa sakit di sekujur badan pun lenyap...
"Xu... Xuan Huang Di Jing?!! Bukankah kitab ini sudah disita alam baka?! Dari mana kau... kau mendapatkannya?!!" Mayat pria itu terperanjat melihat 《Xuan Huang Di Jing》 yang melayang di atas kepalaku.
Aku mengabaikan ucapannya karena saat ini kurasakan kekuatan misterius bergolak dalam tubuhku, seolah ingin keluar dari pori-poriku!
Bersamaan dengan itu, gelang di tangan kiriku terus-menerus memancarkan rasa panas menyengat yang tak tertahankan!
"Aaaarrgghh!!!" Aku tak bisa menahan diri dan menjerit kencang. Seketika kekuatan misterius itu menyembur keluar dari tubuhku, menerbangkan pakaianku berkeping-keping.
Kini aku bertelanjang dada berdiri bingung di tempat. Tiba-tiba kurasakan panas membara di dada. Jantungku berdebar harap, mengira An Rushuang telah kembali ke dalam giok. Tapi saat kulihat ke bawah, kekecewaan yang muncul segera tergantikan oleh keterkejutan!
Di dadaku ternyata terdapat pola Taiji hitam-putih yang terus berputar!
Mayat pria yang tadinya menyunggingkan senyum sinis itu kini membeku di tempat. Matanya menyorot tajam penuh kewaspadaan, tak berkedip memandangiku.
Aku terus mengikuti formasi Taiji di depan dadaku ke bawah, kaget mendapati luka di perutku sudah tidak mengeluarkan darah lagi. Meski lukanya belum sembuh, darahnya sudah berhenti sendiri.
Ini... ini sebenarnya bagaimana?!
Mungkinkah karena《Xuan Huang Di Jing》dan gelang di tanganku? Apa hubungan di antara mereka?
"Ini... ini sama sekali bukan Tubuh Tao Bawaan?! Kamu... kamu siapa sebenarnya?!!" Mayat pria itu tiba-tiba mengeluarkan pertanyaan aneh sambil memandangiku. Aku bisa melihat keraguan jelas di matanya.
Kutatap dia dengan dingin, "Sudah kukatakan sebelumnya, aku adalah ayahmu!!"
