Aku tidak tahu persis tempat apa yang kami masuki ini. Sekeliling gelap gulita, hanya area tempatku dan An Rushuang berdiri yang diterangi cahaya dari atas, memungkinkanku melihat jelas rupa An Rushuang.
Dengan masih menggendong Xiao Ran, aku berdiri memandangi An Rushuang. Setelah lama terdiam, akhirnya aku menelan ludah. Dengan tekad bulat, kubuka bibirku yang terasa kering: "Rushuang, kemana... kemana saja kamu selama ini?"
Mendengar pertanyaanku, An Rushuang mengangkat kepala: "Apa? Shisan, aku selalu berada di liontin giok di lehermu..."
"Kamu terus berada di liontin giokku?" Tanyaku semakin bingung mendengar penjelasannya.
An Rushuang mengangguk mantap sambil menatapku:
"Benar, aku terus berada di dalam Giok. Sejak kalian membawaku masuk ke wilayah enam Yin ini, gelang hitam di tangan kirimu mengeluarkan kekuatan yang sangat aneh. Saat itu, semua hubungan antara diriku dengan dunia luar terputus total. Aku hanya bisa tetap di dalam Giok, cemas memikirkanmu tapi tak bisa keluar. Bahkan tak bisa menghubungimu, ingin bicara pun tak mungkin. Hingga kalian jatuh ke sini, kekuatan penghalang aneh itu menghilang, barulah aku bisa keluar dari Giok." An Rushuang menjelaskan dengan detail sambil menatapku.
Mendengar penjelasan An Rushuang, batu yang menggantung di hatiku akhirnya jatuh. Duri yang selama ini menusuk hingga sakit perlahan lenyap. Langit yang hampir runtuh dalam diriku tiba-tiba terang benderang...
Sebenarnya aku memang harus mempercayai An Rushuang. Tapi dia adalah orang yang paling kupedulikan. Kepedulian yang berlebihan justru membuat kacau. Setiap kata yang berkaitan dengannya menyentuh relung hatiku, sehingga aku jadi terlalu banyak berpikir.
"Ternyata masalahnya ada di gelang ini?" Aku mengangkat lengan, memandang gelang hitam di pergelangan tangan kiri yang diberikan Pria Bertopi. Di bawah sorotan cahaya, gelang itu memancarkan cahaya samar-samar.
"Ya, itu dia." An Rushuang mengangguk sambil menatap gelang di pergelangan tanganku.
"Melihatnya, aku semakin bingung. Apa sebenarnya gelang ini? Mengapa tiba-tiba memutus hubungan antara Giok An Rushuang dengan dunia luar?"
"Apakah ini untuk menyelamatkan An Rushuang? Jika hubungan giok dengan luar tidak diputus, mungkin roh yin ribuan tahun itu akan langsung melihat tempat persembunyian An Rushuang, merebut giok, atau memaksa An Rushuang keluar dari giok dan menculiknya."
"Jika aku tidak punya 《Xuan Huang Di Jing》, pasti bukan lawan roh yin itu. Jadi An Rushuang mungkin akan diculik. Dari analisis ini, gelang ini punya fungsi proteksi cerdas untuk An Rushuang? Ini... ini benar-benar luar biasa?!"
Sambil berpikir, aku menatap gelang di pergelangan tanganku dengan bingung. An Rushuang di depannya melangkah mendekat dan bertanya, "Shisan, kamu... kamu memikirkan apa? Sudah lama diam."
"Tidak apa. Aku baru berpikir kenapa gelang di tanganku ini tiba-tiba memutus hubunganmu dengan dunia luar," jawabku jujur pada An Rushuang.
An Rushuang memandang gelang itu sambil berpikir, "Awalnya aku juga tak mengerti. Tapi sekarang, mungkin ini untuk melindungiku?" Meski tak tahu situasi luar, An Rushuang yang cerdas langsung menangkap inti masalah.
Aku mengangguk:
“Ya, tadi aku juga berpikir seperti itu. Kamu tidak tahu, di aula atas yang merupakan Tanah Enam Yin itu ada sebuah peti mati. Di dalamnya terdapat mayat pria yang dirasuki pecahan roh hantu yin yang telah hidup ribuan tahun. Pertama kali melihatku, dia langsung bertanya di mana kamu. Alasan dia tidak bisa menemukanmu karena gelang ini memutus hubungan antara giok dengan dunia luar. Tapi yang tidak kupahami, ini cuma sebuah gelang, kenapa bisa memiliki spiritualitas seperti ini dan tahu cara melindungimu sejak awal?” Aku masih penuh kebingungan sambil menatap gelang ini.
An Rushuang tertegun mendengar ucapanku. Matanya penuh kebingungan saat bertanya, “Shisan, apa yang kau katakan tadi? Hantu yin itu mencari aku?!”
“Ya, dia... dia juga bilang kenal kamu...” jawabku sambil menghindari inti masalah.
“Dia kenal aku? Siapa dia?” An Rushuang bertanya dengan ekspresi terkejut.
“Aku benar-benar tidak tahu identitas aslinya. Oh ya, itu hantu yin di belakang Xiangtian yang sudah hidup ribuan tahun. Hantu yang selalu ingin menerobos segel dan menguasai langit-bumi!” jelasku pada An Rushuang.
An Rushuang mendengar perkataanku, barulah tersadar, seolah tahu hantu yin siapa itu. Tapi dia segera bertanya dengan bingung, "Aku tahu ada hantu yin yang sangat angker dan mengerikan ini, tapi aku..." Sebelum An Rushuang selesai bicara, tiba-tiba kurasakan Xiao Ran di punggungku menggerakkan kepalanya yang bersandar di bahuku...
Merasakan itu, hatiku langsung dipenuhi sukacita. Tak sempat menanyakan detail pada An Rushuang, segera kuturunkan Xiao Ran dari punggung dan kubaringkan di tanah.
Pertama kuraba nafasnya. Begitu jemariku mendekati hidungnya, terasa hembusan lemah. Meski samar, setidaknya Xiao Ran sudah mulai bernafas!
Ini seperti suntikan adrenalin bagiku. Cepat kuperiksa detak jantungnya—masih ada! Kulihat tubuhnya mulai memancarkan semburat energi Yang putih.
Artinya, Xiao Ran hidup kembali! Apakah inti ular naga tadi bisa memperbaiki titik vital tubuh manusia secara otomatis?!
"Xiao Ran, Xiao Ran, Xiao Ran..." Kuguncang tubuhnya sambil memanggil namanya. Meski tanda kehidupan sudah pulih, tak ada reaksi bangun dari tubuhnya yang terbaring.
“Shisan, kamu jangan mendorongnya dulu sekarang. Kita cari tempat dulu untuk menenangkannya, biarkan dia pulih perlahan. Saat ini, jangan terburu-buru.” An Rushuang di sampingku mengingatkanku.
Setelah mendengar perkataan An Rushuang, aku mengangguk dan kembali mengangkat tubuh Xiao Ran dengan hati-hati dari tanah. Setelah melihat sekeliling, kusadari ini adalah gua bawah tanah alami yang lembap dan gelap, namun untungnya ada angin sepoi-sepoi yang sesekali berhembus - bukti bahwa gua ini terhubung dengan luar, bukan jalan buntu.
Memikirkan ini, kubawa Xiao Ran di punggungku dan bersama An Rushuang berjalan melawan arah angin, berniat mengeluarkan Xiao Ran dari tempat gelap ini secepatnya.
An Rushuang terus mengikutiku dari belakang. Sepanjang jalan kami berdua tidak berbicara, fokus pada perjalanan.
Entah seberapa panjang gua bawah tanah ini. Setelah berjalan lebih dari satu jam, pintu keluar masih belum terlihat. Perlahan rasa gelisah mulai menyergapku.
Semakin lama berada di lingkungan lembap, gelap, dan sirkulasi udara buruk seperti ini, semakin berbahaya bagi Xiao Ran. Kondisi tubuhnya sekarang terlalu lemah untuk menahan tekanan apapun.
An Rushuang sepertinya membaca kegelisahanku. Dia berbisik di sampingku: "Shisan, tenang. Gelisah sekarang tidak ada gunanya. Kendalikan hatimu. Tiap masalah harus dilihat dari sisi positif. Jalan sepanjang apapun harus ditempuh selangkah demi selangkah. Jangan biarkan hatimu terguncang."
“Ya!” Aku menatap An Rushuang sambil mengangguk kuat, menarik napas dalam beberapa kali, menenangkan hati, lalu kembali berjalan ke depan.
Meski hatiku agak ciut, langkah kaki tak sedikit pun melambat. Saat ini, waktu sama dengan nyawa. Xiao Ran di punggungku tak bisa menunggu lama, harus cepat-cepat kuhadapkan ke matahari agar menyerap energi Yang dari langit dan bumi, pasti akan membantunya.
Terus berjalan sekitar setengah jam, samar-samar kulihat sinar redup di depan. Meski kecil, cukup untuk dilihat. Melihat cahaya itu, hatiku berdegup kencang:
Akhirnya ketemu jalan keluar!
