Saat zombie liar itu terbang ke arahku, aku mengayunkan tangan kanan dan menghantam keras ke wajahnya. Zombie itu memutar kepala menghindar, telapak tanganku mendarat di bahunya. Sinar kuning di tangan kananku menyentuhnya, seketika bahunya mengeluarkan Asap Putih.
Zombie liar itu tak menghindar, malah mengulurkan cakar berkulit kayu ke dadaku. Bersamaan itu, Qiu Shasha menggenggam kuas kaligrafi berlari mendekat, berteriak pendek lalu menusuk ujung kuas ke kepala zombie itu.
Melihat serangan Qiu Shasha yang ganas, zombie itu membatalkan serangan padaku. Cakar kayunya ditarik, postur tubuhnya berputar di udara sehingga tusukan Qiu Shasha meleset.
Setelah berputar di udara, zombie itu mengubah arah dengan cepat. Dengan cakar terkembang, ia menerjang ke arah Qiu Shasha. Gadis pemberani ini tak gentar, menggigit gigi lalu menyambut zombie itu langsung.
Kuas kaligrafi terlepas dari tangan dan melesat cepat ke arah dada mayat hidup liar itu. Qiu Shasha mengambil kesempatan ini untuk mengeluarkan dua lembar kertas jimat merah dari tubuhnya. Kedua tangannya dengan cepat membentuk mudra, menyatukan dua lembar kertas jimat merah di telapak tangan sambil berseru: "Waktu menyinasi istana atas, energi dalam terkunci membeku, penyucian shen dalam ketenangan, bentuk ilmu Tao, Tiga Kemurnian pinjam kekuatan, pedang jimat!!" Begitu mantra selesai, dia segera melemparkan kertas jimat merah ke udara. Aku menyaksikan kedua kertas itu berubah menjadi dua belati pendek transparan berwarna merah yang melesat "suu, suu" mengejar mayat hidup liar yang baru saja menghindar dari serangan kuas!
Di bawah cahaya bulan purnama yang jernih, dua belati merah hasil transformasi kertas jimat itu memancarkan kilau samar namun tajam menusuk. Mereka menyergap wajah mayat hidup liar itu, menikam tepat ke arah kedua matanya.
Tampaknya Qiu Shasha juga menyadari bahwa mayat hidup liar ini menggunakan penglihatan untuk menentukan target serangan. Karena itu, dalam situasi dimana kami belum yakin bisa mengalahkannya, ini satu-satunya taktik yang bisa kami lakukan.
Namun si mayat hidup liar itu bukanlah target latihan yang diam saja menerima pukulan. Begitu dua belati merah yang dikendalikan Qiu Shasha mendekat, dia segera menghindar dengan gesit.
Melihat situasi ini, aku tahu ini saatnya Bung kita bertindak. Maka aku menguatkan hati dan memberanikan diri, menerjang ke arah zombie liar itu. Begitu sampai di dekatnya, tanpa basa-basi aku langsung menerkam seperti harimau turun gunung!
Kukira serangan ini pasti berhasil. Tapi zombie liar itu malah melompat beberapa meter ke depan dengan menginjak tanah, membuatku terjatuh dan "berkontak intim" dengan tanah. Perutku hampir terpelanting keluar!
Menahan sakit, aku bangkit dari tanah. Tak peduli debu di badan, mataku kembali menatap zombie liar itu. Kulihat dia terus menghindar dari dua pedang pendek merah yang dikendalikan Qiu Shasha.
Dari sini terlihat jelas zombie liar itu sangat takut pada pedang kertas jimat buatan Qiu Shasha.
Aku memalingkan muka ke arah Qiu Shasha. Jantungku langsung berdebar kencang! Wajahnya tiba-tiba pucat seperti kertas, keringat mengucur di dahinya, tubuhnya gemetar halus. Seketika aku paham - ini pertanda Shasha kekurangan energi Yang!
Meskipun dua belati merah itu sangat mematikan, mereka terlalu menguras energi Yang dalam tubuhnya. Melihat ini, aku segera berlari ke arah zombie liar itu sambil berteriak kepada Qiu Shasha: "Qiu Shasha, cepat tarik kembali kedua pedangmu! Jika kamu pingsan, kita akan punya beban tambahan. Kita semua bisa mati di sini!!" Karakter gadis ini sangat keras kepala dan gigih. Jika tidak kusebut seperti itu, mungkin dia tidak mau menarik pedangnya.
Benar saja, Qiu Shasha masih ragu sejenak setelah mendengar teriakanku. Dengan gigi terkatup, dia terus menyerang zombie liar itu beberapa kali dengan kedua belati sebelum akhirnya menarik kembali dua belati merah yang melayang di udara. Lalu dia berteriak padaku: "Shisan! Jangan mendekat! Cepat mundur!!"
Begitu mendengar teriakan Qiu Shasha, tanpa pikir panjang aku langsung menghentikan langkah majuku. Kedua kaki menginjak tanah, tubuhku melompat mundur dengan bantuan momentum sebelum berlari kembali ke arah Qiu Shasha.
Tepat saat aku mundur, Xiao Ran yang selama ini diam di samping tiba-tiba mengeluarkan jarum panjang. Dengan kasar dia menusukkannya ke telapak tangan kirinya hingga menembus punggung tangan. Darah merah mengalir deras dari luka itu, tapi tak ada sedikitpun ekspresi kesakitan di wajahnya. Dengan jari yang dilumuri darah, dia cepat-cepat menggambar Fu darah di punggung tangan kirinya.
Aku mengikuti tubuh Xiao Ran ke bawah kakinya, dan seketika menemukan sebuah kertas jimat yang tergambar di tanah tepat di bawahnya.
Melihat ini, aku menarik napas tajam. Xiao Ran benar-benar mulai mempertaruhkan nyawanya sekarang. Tak tahan, aku bertanya pada Qiu Shasha di samping: "Qiu Shasha, apa yang sedang dilakukan Xiao Ran?"
Qiu Shasha tampak kelelahan setelah mengendalikan dua pedang pendek merah tadi, terengah-engah beberapa kali sebelum menjawab: "Meminjam kekuatan dengan nyawa, menggunakan energi Yang sendiri untuk mengaktifkan jimat darah. Ini cara untuk meningkatkan... meningkatkan energi Yang secara instan. Pertarungan terakhir, mempertaruhkan nyawa melawan nyawa..."
Mendengar penjelasannya, aku segera menatap kembali ke arah Xiao Ran. Setelah menggambar jimat darah di lengan, dia mulai melantunkan mantra. Kulitnya tiba-tiba memancarkan cahaya redup kuning yang perlahan memudar.
Tiba-tiba, energi Yang putih Xiao Ran melonjak drastis. Zombie liar yang berhadapan dengannya menyadari perubahan ini, hanya berdiri sambil menggeram rendah tanpa menerjang.
Khawatir, aku bertanya pada Qiu Shasha: "Shasha, kalau Xiao Ran meminjam kekuatan dengan nyawanya, berapa tahun umurnya akan berkurang?" Pikiranku melayang pada diriku sendiri. Baru bergabung dengan Aliran Longhu sebentar, umur Yangku sudah hilang 30-40 tahun. Jika begini terus, bagaimana nasibku nanti?
“Setelah mendengar perkataanku, Qiu Shasha berkata dengan nada mendesah, “Ini tergantung pada keberuntungan Xiao Ran sendiri. Dalam Wu Bi San Que yang dia miliki, kekurangan nyawa, melanggar kesepian, sebentar tiga lima tahun, lama sepuluh tahun bahkan lebih.”
Mendengar perkataan Qiu Shasha, aku langsung terdiam. Konsep Wu Bi San Que dalam Taoisme ini, sudah berapa banyak orang yang meniti jalan benar menjadi korban? Mengapa mempelajari ilmu Tao yang sah justru terkena dampak Wu Bi San Que, sedangkan mereka yang menempuh jalan sesat malah lancar tanpa hambatan, hasil berlipat dengan usaha sedikit?
Mengapa semua ini bisa terjadi?
Memikirkan hal ini, aku pun menyampaikan isi hatiku yang tadi kepada Qiu Shasha.
Qiu Shasha mendengar ucapanku lalu menatap Xiao Ran dan zombie liar itu sambil berkata, “Jalan lurus manusia berliku dan sulit, tapi bisa menempa sifat hati. Meski jalan pintas memberi kepuasan sesaat atas keserakahan, tapi itu menghalangi jalan hidup orang lain. Bukan soal hukum karma atau sulitnya jalan benar, yang penting hati tak merasa bersalah.”
“Hati tak merasa bersalah?” Ini kedua kalinya aku mendengar kalimat ini, pertama kali diucapkan An Rushuang padaku...
Persis di momen ini, zombie liar itu tak lagi bisa menahan diri. Dengan lolongan mengerikan, badannya melompat menerjang Xiao Ran.
Melihat ini, sorot mata Xiao Ran memancarkan sinar dingin. Dengan suara mengguntur dia berseru:
“Yang Shen miao hua li tian gu, Ji zhao wu hun chu bian hui. Jíjí rú lǜ lìng！！” Bersamaan dengan itu tubuhnya melompat, langsung menghadang mayat liar itu. Kecepatan dan kelincahan gerakannya sama sekali berbeda dengan sebelumnya.
Begitu Xiao Ran sampai di depan mayat liar itu, tanpa banyak bicara dia seketika menghantamkan pukulan keras ke wajah mayat tersebut. Serangan ini cepat, tepat, dan mematikan!
Mayat liar itu baru hendak menghindar ke samping, tapi pukulan Xiao Ran sudah lebih dulu mendarat di tubuhnya.
Dentuman berat terdengar. Mayat liar itu terpental jauh akibat pukulan Xiao Ran!!
