"Bunga sekolah Fang, sudah cukup. Kau sudah cukup berulah, sekarang kita harus mengurus urusan penting kan?" Aku menatap Fang Ziyan dengan nada peringatan.
Fang Ziyan mendengus dingin tak puas setelah mendengar ucapanku, "Aku belum makan. Kamu traktir aku dulu..."
"Aduh! Fang Ziyan, jangan keterlaluan!" Kataku sambil menatapnya.
Fang Ziyan melototi aku:
"Zuo Shisan, kau traktir atau tidak?!"
"Ya, ya! Aku traktir. Asal jangan ganggu urusan malam ini. Mau makan apa saja terserah." Aku mengangguk pasrah.
Di bawah atap orang, tak bisa tidak menundukkan kepala. Apalagi di bawah atap seorang wanita...
Akhirnya aku dan si pria gemuk mengajak Fang Ziyan yang belum makan ke restoran terdekat. Kami memberinya menu dan menemaninya makan malam.
Setelah makan, sambil melihat Fang Ziyan mengusap mulut dengan tisu, aku bertanya: "Bunga sekolah Fang, sudah hampir pukul delapan. Di mana sih Xia Linxuan ini? Jangan-jangan sudah lewat waktu?"
Fang Ziyan tersenyum misterius: "Shisan, tenang saja. Malam ini aku pasti tidak akan membuat kalian sia-sia mentraktirku. Aku sudah kenyang, cepatlah bayar tagihannya."
……
Setelah keluar dari restoran, Fang Ziyan langsung membawa aku dan pria gemuk kembali ke mobil, menunggu di depan gerbang sekolah.
Sekitar pukul sembilan malam, aku melihat sebuah Audi A4 hitam model lama berhenti di pinggir jalan seberang gerbang sekolah, tidak langsung berhenti di depan gerbang. Tak lama kemudian, aku melihat Xia Linxuan sendirian berjalan keluar dari sekolah.
Pertama-tama dia melihat sekeliling, memastikan tidak ada kenalan, lalu cepat-cepat menyeberang jalan dan masuk ke Audi A4 hitam itu. Mobil itu menyala, mengeluarkan asap putih dan mulai melaju.
Melihat Audi A4 yang membawa Xia Linxuan pergi, pria gemuk segera mengejar dengan mobil. Di hatiku terasa agak sesak, karena selama ini aku tahu Leizi benar-benar menyukai Xia Linxuan, perasaannya tidak pernah berubah. Jika dia tahu hasilnya seperti ini, aku khawatir langitnya akan runtuh. Xia Linxuan bukan hanya cinta pertamanya, Leizi telah mencurahkan seluruh perasaannya padanya...
"Bunga sekolah Fang, mereka mau ke mana? Siapa yang menyetir tadi?" Pria gemuk bertanya pada Fang Ziyan sambil menyetir.
"Ke Xitang, aku tidak tahu siapa orang di mobil itu." Jawab Fang Ziyan.
Aku bingung melihat Fang Ziyan: "Bagaimana kamu tahu mereka mau ke Xitang?"
Fang Ziyan yang duduk di kursi belakang mobil menyandarkan tubuhnya ke arahku dan berkata, "Aku baru saja melihat Xia Linxuan pergi ke hotel di Xitang bersama pria yang jauh lebih tua darinya minggu lalu, saat aku jalan-jalan ke sana bersama sahabat dekatku."
"Kamu tidak salah lihat?" tanyaku.
"Sama sekali tidak salah, itu pasti Xia Linxuan." Jawaban Fang Ziyan sangat meyakinkan.
Pria gemuk itu mendengar ucapan Fang Ziyan, lalu menambahkan pertanyaan:
"Mungkin pria tua itu ayahnya Xia Linxuan?"
"Aku pernah bertemu ayah Xia Linxuan. Mana mungkin ayahnya bisa mengendarai Audi? Lagipula pria itu gemuk sepertimu." Fang Ziyang menatap pria gemuk itu sambil menjawab.
"Eh, eh, kubilang kamu ini cewek muda cantik, tapi kok mulutnya tajam banget sih??" Pria gemuk itu mengeluarkan sebatang rokok siap menyalakannya.
"Dilarang merokok di mobil." Fang Ziyan langsung merampas rokok dari mulut pria gemuk itu tanpa peduli setuju atau tidak.
Pria gemuk itu menoleh ke Qiu Shasha sambil berkata: "Hei Bunga Sekolah, ini mobilku!!"
Fang Ziyan melirik pria gemuk itu dan berkata dingin: "Mobilmu lagi?! Aku juga ada di sini. Dilarang merokok ya dilarang! Aku tidak mau menghirup asap rokok pasifmu."
Melihat situasi ini, aku khawatir mereka akan bertengkar. Segera kutahan pria gemuk itu dan bertanya pada Fang Ziyan: "Fang Ziyan, bagaimana kamu tahu kalau pria pengendara Audi itu akan menjemput Xia Linxuan di sekolah malam ini?"
Setelah mendengar perkataanku, Fang Ziyan menelan ludah lalu berkata padaku: "Zuo Shisan, aku haus. Beri aku air mineral dulu."
Aku menghela napas, lalu mengambil sebotol air mineral dari si pria gemuk dan memberikannya pada Fang Ziyan.
Setelah meneguk beberapa kali, Fang Ziyan akhirnya berbicara: "Sebenarnya ini kecelakaan. Kemarin aku tak sengaja mendengar Xia Linxuan sedang menelepon pria di koridor asrama. Dia menyuruh pria itu menjemputnya di gerbang sekolah pukul 9 malam ini."
Mendengar penjelasannya, aku langsung mengambil ponsel dan menghubungi Leizi melalui nomornya.
"Halo, San Ge. Ada apa?" Suara terengah-engah Leizi terdengar dari telepon.
"Lagi ngapain? Kok terengah-engah?" tanyaku.
Leizi terkekeh setelah mendengar pertanyaanku:
"Hehe... Aku lagi lari. Xia Linxuan bilang aku agak gendut, jadi harus diet..."
Aku menghela napas pelan dan bertanya lagi: "Leizi, mana pacarmu Xia Linxuan? Tidak bersamamu?"
"Tidak. Linxuan bilang pulang kampung malam ini, baru kembali Senin. San Ge, kenapa?" tanya Leizi lewat telepon.
"Ah, tidak... Tidak apa-apa. Lanjutkan larimu. Aku tutup telepon dulu." Aku menutup ponsel. Dari perkataan Leizi, semakin kuyakini hubungan gelap antara Xia Linxuan dengan pria pengemudi Audi A4. Kalau tidak, mengapa dia berbohong pada Leizi?
"Hanya saja yang membuatku bingung adalah, Xia Linxuan ini sudah memilih bersama Leizi, mengapa dia juga memilih bersama pria lain? Demi harta? Apakah uang yang dia tipu dari Leizi masih belum cukup?"
"Ataukah dia memiliki kesulitan lain yang tidak bisa diungkapkan?"
"Ah... Sebenarnya terkadang, masyarakat kita terlalu kejam, dan terlalu banyak godaan di dalamnya. Selain itu, kehidupan kita terlalu pendek..."
"Memang sangat realistis, tapi semua ini bukan alasan untuk kehilangan moral dan berkhianat!"
"Shixiong, menurutmu bagaimana tentang hal ini?" Tiba-tiba si pria gemuk bertanya padaku, memutus alur pikiranku.
Aku menatap mobil Audi A4 hitam di depan kami, berpikir sejenak sebelum menjawab: "Wanita miskin tidak menakutkan. Yang menakutkan adalah ketika mereka menghalalkan segala cara demi harta. Pria miskin juga tidak masalah, yang parah adalah jika mereka rela miskin selamanya."
Pria gemuk itu terdiam sejenak mendengar ucapanku, lalu mengangguk:
"Hmm... Aku setuju. Shixiong, baru kusadari pemikiranmu begitu mulia, hampir menyamai levelku..."
"Cih~! Dua pecinta diri!" Fang Ziyan menyeringai mencibir kami berdua.
Kami saling pandang dengan senyum getir, lalu fokus mengikuti mobil tersebut.
……
Sekitar satu jam lebih, ketiga kami mengikuti pantat Audi A4 itu memasuki Kota Xitang. Mobil itu berbelok-belok menuju pabrik tua yang sudah ditinggalkan.
Melihat ini, aku mulai tidak mengerti, apa yang dilakukan Xia Linxuan dan si pengemudi di pabrik terbengkalai sepi ini tengah malam? Apakah pria pengemudi itu ingin menyingkirkan Xia Linxuan dengan membawanya ke sini untuk membunuh dan menyembunyikan mayat?!
"Pria gemuk, jaga jarak dulu. Setelah melewati persimpangan depan, matikan lampu mobil agar tidak ketahuan penumpang mobil di depan," perintahku pada si pengemudi gemuk.
Pria gemuk itu mengangguk perlahan sambil mengurangi kecepatan mobil.
Melewati persimpangan dengan lampu dimatikan, kami hanya bisa mengikuti lampu belakang Audi A4 dari kejauhan. Setelah sekitar sepuluh menit, Audi A4 itu belok dan berhenti di sisi selatan pabrik terbengkalai.
Aku menyuruh pria gemuk berhenti di sini, lalu kami turun dan berjalan pelan mendekat.
Setelah turun, karena jaraknya terlalu jauh, meski bulan bersinar terang, pandanganku kabur. Hanya terlihat tiga orang turun dari mobil, salah satunya Xia Linxuan. Namun samar-samar kulihat aliran tipis Energi Yin hitam mengelilingi tubuhnya!!
Hatiku langsung berdebar kencang - bagaimana mungkin Xia Linxuan memiliki aura kematian yang hanya dimiliki mayat?!
