Si Bekas Luka dan rombongan yang mengikuti kami juga mencari tanah lapang untuk memarkir mobil. Kulihat Si Bekas Luka membawa 3-4 orang keluar dari mobil, sementara dari mobil lain turun Zhao Man yang sudah lama tidak kulihat.
Si Bekas Luka, Zhao Man, dan yang lain mendekati kami. Saat sudah dekat, Si Bekas Luka berkata padaku: "Shisan Lao Di, tunggu kami sebentar di sini. Serahkan sisanya padaku, biasanya tidak ada masalah."
Perkataan Si Bekas Luka membuatku agak lega. Tanpa banyak bicara, dia memasang kartu identitas di lehernya, lalu membawa rombongan menyusup ke kerumunan orang.
Tepat pada saat itu, Zhao Man menghampiriku, menatapku sambil menurunkan suaranya bertanya: "Shisan, benarkah kepala sekolah ini benar-benar kaubunuh? Aku agak sulit percaya, jangan-jangan kau sedang menanggung dosa orang lain??"
Aku menoleh memandang Zhao Man sejenak, lalu menggelengkan kepala dan berbisik: "Kakak Zhao Man, orangnya benar-benar kubunuh..."
"Dasar bodoh! Kenapa begitu impulsif? Sekalipun dia benar-benar brengsek, kau tak boleh langsung membunuhnya!" Zhao Man menarikku ke samping sambil berkata.
Mendengar perkataannya, aku menggeleng lagi dengan pasrah: "Sebenarnya, saat itu... Aku sendiri tak mengerti bagaimana bisa tiba-tiba muncul niat membunuh yang sangat kuat. Setelah semuanya terjadi, ketika niat itu mereda, baru aku menyesali tindakan impulsifku."
Zhao Man memelototiku dengan heran: "Shisan, tak kusangka kau bisa sebodoh ini! Kau sama sekali tak memikirkan konsekuensinya! Untung saja kau mengenal kami, bayangkan jika tidak? Kau bisa menghabiskan sisa hidupmu di penjara!"
"Ya sudahlah... Semuanya sudah terjadi, nyawa sudah terenggut, penyesalan pun tak berguna." Aku menghela napas memandangnya.
"Setelah mendengar ucapanku, Zhao Man menghela napas pasrah sambil menatapku: 'Sudah, anggap ini pelajaran. Lain kali ingat, jangan bertindak gegabah. Memang kepala sekolah itu pantas mati, tapi mengorbankan nyawamu sendiri untuk sampah seperti itu sungguh tak sepadan.'"
"'Ya, aku ingat. Ngomong-ngomong Kak Zhao, bagaimana rencana Kapten Yue membantuku? Lihat sekeliling penuh wartawan, pasti sulit ya?'" Tanyaku pada Zhao Man.
Zhao Man tersenyum tipis:
"'Mudah. Sangat mudah. Dalam satu hari di tempat yang sama ada dua kasus jatuh dari ketinggian - sebagai orang awam, ke mana pikiranmu langsung tertuju? Sedangkan wartawan yang haus klik, aspek apa yang akan mereka hubungkan untuk menarik perhatian publik?'"
Mendengar petunjuknya, aku berpikir sejenak lalu tersadar:
"'Maksudmu... peristiwa supranatural!'"
Zhao Man mengangguk:
"'Tepat. Kapten Yue memiliki wewenang jurisdiksi dari negara untuk kasus-kasus seperti ini. Berapapun korban jiwa, begitu Tim Penyelidik Fenomena Gaib turun tangan, kantor polisi setempat hanya boleh membantu, bukan mengintervensi. Jadi beliau menggunakan alasan 'fenomena gaib' ini untuk mengalihkan tanggung jawab ke makhluk halus sekaligus menghapus jejak kejahatanmu.'"
Uraian Zhao Man membuatku tersadar:
"'Terima kasih banyak. Tanpa kalian, aku benar-benar tidak tahu harus berbuat apa.'" Ucapku sambil menatapnya.
Zhao Man menggelengkan kepala sambil tersenyum padaku: "Tak perlu berterima kasih. Pertama, kita adalah sahabat. Sahabat sejati saling membantu. Kedua, kepala sekolah itu memang pantas mati. Jika yang kau bunuh adalah orang biasa, meski aku dan Kapten Yue adalah temanmu, kami takkan mau membantu."
Tiba-tiba seseorang menyelak dari kerumunan dan memanggil Zhao Man pergi. Pria gemuk itu menghampiriku: "Shixiong, kenapa si kaki jenjang itu juga datang?"
Ku tatap pria gemuk itu: "Jangan sembarangan memberi julukan. Pasti ada alasan kedatangannya."
Pria gemuk mencibir: "Ah, kau berlebihan. Banyak wanita yang ingin kujuluki begitu..."
Kutinggalkan dia dan duduk di sudut. Kukeluarkan Bendera Lima Unsur merah milik Gui Dian dari tas, menatapnya lekat-lekat di genggaman.
Bagaimanapun kupikir, tak bisa kuhubungkan Gelar Zhenren Gui dengan kata "pengkhianat". Dalam ingatanku, tak ada secuil pun sifat pengkhianat padanya.
Jika benar dia pengkhianat Aliran Longhu, pasti telah bekerjasama diam-diam dengan Xiangtian dkk. Artinya Aliran Longhu kini dalam bahaya besar karena sebagian besar anggotanya masih tertutup kabut.
Kurenungkan kembali sejak pertemuan pertamaku dengan Zhenren Gui, mengingat setiap detil secara bertahap.
Pertama kali aku bertemu Master Gui, adalah di dalam makam kuno di tengah Hutan Primir Karst Maolan. Saat itu dia datang bersama Master Lu. Bahkan belum sempat kulihat bagaimana dia bertindak, dia sudah pingsan. Sebagai salah satu dari Tiga Zhenren Aliran Longhu, tindakan Master Gui ini agak sulit diterima. Mungkinkah saat itu dia sengaja memberi kelonggaran?!
Dengan begitu memaksa Master Lu dan hantu yin Xiangtian menggunakan teknik terlarang untuk bertaruh nyawa!!
Melanjutkan pemikiran ini, sebelum kami semua keluar dari makam kuno itu, Master Gui telah pergi lebih dulu. Setelah kami keluar, di penginapan dia mencariku dan memperpanjang jiwa pertama Master Lu.
Saat itu aku ingat jelas, ketika dia memperpanjang jiwa Master Lu, dia menepuk bahuku dengan lembut. Setelah kembali dari penginapan, aku mulai terkena bujukan suara hantu yin berumur ribuan tahun itu, lalu menyalahpahami istriku An Rushuang. Mungkinkah saat itu dia yang memasang Kutukan Hantu Yin padaku?!
Memikirkan ini, tiba-tiba seluruh tubuhku terasa seperti disiram air es dari kepala hingga ujung kaki. Aku linglung. Jika semua ini benar, maka Gui Dian jelas orang yang sangat licik, berhati dalam, dan jenis orang seperti ini paling sulit dihadapi!
Tidak boleh. Aku harus mencari cara untuk menyelidiki apakah Master Gui benar-benar pengkhianat Aliran Longhu. Tapi bagaimana caranya? Aku benar-benar buntu...
Saat aku sedang kebingungan sendiri, pria gemuk dan Zhao Man berjalan mendekat ke arahku.
“Shixiong, Kapten Yue bilang urusan sudah hampir selesai, suruh kita balik ke Dongdian duluan pake mobil.” Suara pria gemuk sudah terdengar sebelum kami mendekat.
Mendengar ucapan pria gemuk, kususun kesadaranku yang berantakan. Bangkit dari tanah, kuarahkan langkah ke arah mereka untuk memulai perjalanan pulang.
……
Mesin mobil menyala. Aku dan pria gemuk mengikuti mobil Zhao Man, perlahan keluar dari area sekolah.
Setelah meninggalkan gerbang sekolah, dua mobil itu meluncur di jalan raya menuju Dongdian dengan kecepatan penuh.
Sepanjang perjalanan sunyi. Saat tiba di Dongdian, Zhao Man yang tadinya memimpin sengaja mengurangi kecepatan, memposisikan mobilnya di belakang kami.
Melihat situasi ini, pria gemuk sambil menatap kaca spion bertanya, “Shixiong, ada apa sih si wanita berkaki jenjang itu? Kayaknya dia mau ikut sampai rumah kita.”
Kulempar tatapan sinis ke arahnya:
“Dasar gemuk, kapan kamu bisa serius?! Fokusin aja ke stir mobilmu.”
Mobil terus melaju ke perumahan pria gemuk. Zhao Man tetap membuntuti kami hingga masuk kompleks, lalu parkir di bawah apartemennya.
Hatiku mulai dihantam pertanyaan: Untuk apa Zhao Man mengikuti kami sampai ke rumah pria gemuk?
Setelah turun, Zhao Man juga keluar dari mobilnya. Kutemui dia dan bertanya, “Kak Zhao Man, kenapa ikut kami ke sini?”
Dia menatapku sebentar lalu menjawab, “Hari ini aku libur. Cuma mau berkunjung. Apa tidak diterima?”
“Bukan, selamat datang, aku akan mengantarmu naik lantai.” Aku berkata sambil bersama pria gemuk mengantar Zhao Man menuju rumah pria gemuk.
Setelah naik ke lantai, masuk rumah, dan mengunci pintu, Zhao Man sendiri mencari tempat duduk di sofa lalu menatapku dengan serius bertanya: "Shisan, tadi di luar banyak orang jadi aku tidak sempat bertanya. Tapi sekarang, sudah saatnya kau memberitahu semua hal yang kausembunyikan dariku kan?"
