Darah dan Qi di hatiku menjadi semakin buas, niat membunuh perlahan merayap keluar. Sekarang hanya ada satu pikiran di benakku:
“BUNUH!!”
Mengerahkan seluruh tenaga, langsung kuhayunkan tangan ke arah Gan Shijiang itu!
Tangan kananku bertabrakan dengan kedua tangan Gan Shijiang itu. Gelombang energi Yang kuat memancar dari tangan kananku, menghantam kedua tangannya. Seketika tubuhnya terhuyung mundur ke belakang.
Saat Gan Shijiang mundur, aku segera menyergapnya. Kukibaskan lagi tangan kanan dengan mudra Lóng Hŭ Qī Shè Yìn ke arah dadanya. Dengan gesit dia menghindar sambil menyebarkan bubuk merah darah ke arahku.
Melihat ini, aku segera menangkis dan mundur cepat ke belakang.
Saat bubuk merah itu perlahan menghilang di udara, kulihat sekeliling - Gan Shijiang itu sudah kabur.
Geram, kuhantamkan tinjuku ke udara untuk meluapkan amarah dan kekecewaan. Benar-benar berhasil kabur si brengsek itu!
Menghela napas, baru ingin kembali ke tenda di belakang, tiba-tiba rasa sakit menusuk yang dingin menyebar serentak di paha kanan dan bahu kiriku, membuat seluruh tubuhku kejang-kejang, langsung berjongkok di tanah...
Aku berjongkok sambil terengah-engah beberapa kali, baru perlahan pulih. Membuka baju, melihat ke bahu kiri—kulit kepalaku langsung merinding. Di bahu kiri itu ada noda hitam sebesar bola pingpong. Sentuhan ringan saja sudah menyiksa.
Yang lebih mengerikan, noda hitam ini perlahan melebar dengan sendirinya...
Sambil gemetar, aku sadar: inilah Energi Yin dalam tubuhku. Jika dibiarkan menyebar, ini benar-benar jalan buntu.
"Sialan!" Kutukku dalam hati. Cepat kukeluarkan Fu Yang dari saku dan tempelkan di noda hitam itu.
"Braak!" Fu Yang itu meledak seketika setelah menempel!
Dadaku berdebar kencang:
"Energi terkutuk macam apa ini? Kok sakti sekali?!"
Kukeluarkan Kotak Sinabar, mengambil segenggam serbuk merah, lalu tekan ke noda hitam itu.
Yang terjadi berikutnya di luar dugaan: serbuk merah itu perlahan berubah menjadi hitam seperti ditelan kegelapan!
Hanya dalam hitungan detik yang singkat, serbuk cinabar merah di bahu kiriku telah berubah sepenuhnya menjadi warna tinta hitam pekat, bahkan mengeluarkan asap hitam yang mengepul!
Dengan cepat aku menyapu serbuk cinabar itu dari bahuku, bercak hitam itu tetap tidak memudar atau mengecil sama sekali. Melihat ini, aku kembali mengambil segenggam besar cinabar dan menekannya ke bahu.
Hasilnya tetap sama seperti sebelumnya, serbuk cinabar merah perlahan-lahan terkikis oleh Energi Yin, berubah menjadi warna tinta hitam...
Tiba-tiba, firasat buruk menyergap hatiku. Rupanya sebelumnya aku meremehkan Energi Yin ini. Jika cinabar dan Fu Yang tidak bisa menarik seluruh Energi Yin dari tubuhku, maka di tengah hutan purba yang sepi ini, jelas-jelas ini adalah jalan buntu.
Aku menyapu serbuk cinabar yang telah menghitam dari bahu kiriku. Melihat bercak hitam yang semakin melebar, rasa putus asa mulai menyergap...
Tidak! Aku tidak boleh putus asa. Orangtua dan Shifu masih menungguku untuk membalas jasa mereka, Istriku An Rushuang masih menanti untuk diselamatkan dari alam baka, dilahirkan kembali sebagai manusia, dan dinikahkan ke rumah.
Tentu saja, masih ada balas dendam yang belum kutuntaskan.
Karena itu, aku sama sekali tidak boleh mati sekarang. Aku harus mencari cara. Segala masalah pasti ada solusinya, asalkan mau berpikir.
"Meskipun ucapan ini benar, sekuat apapun aku memikirkan, hanya satu cara buruk yang terlintas: menggunakan pisau belati untuk mengorek energi Yin hitam pekat beserta daging yang menempel di bahu kiri dan paha kanan dari tubuhku."
"Hanya dengan cara ini penyebaran energi Yin hitam dalam tubuhku bisa dihentikan. Untuk saat ini, tak ada cara lain jika ingin tetap hidup."
"Mana yang lebih penting antara beberapa tahil daging dengan nyawa? Jelas tak bisa dibandingkan. Setelah memutuskan, aku segera berjalan menuju tumpukan api unggun yang telah padam."
"Setelah menyalakan api unggun, kuambil Pisau Naga Lilin dan Burung Feniks lalu memanaskannya di kobaran api di atas api unggun untuk membunuh bakteri dengan suhu tinggi."
"Sepuluh menit kemudian, kusimpan Pisau Naga Lilin dan Burung Feniks lalu membuka kotak P3K. Setelah menarik napas dalam-dalam, dengan hati membatu dan gigi terkunci, pisau itu kuhunuskan ke bahu kiriku."
"Tepat di detik itu, suara seorang wanita tiba-tiba memanggilku:"
"Zuo Shisan, berhenti!!"
"Di tempat terpencil ini, suara wanita itu membuatku kaget. Kulihat ke arah sumber suara - Qiu Shasha sedang bergegas berlari mendekat."
"Melihat sosok Qiu Shasha, aku langsung terduduk bingung. Bagaimana dia bisa sampai di sini? Bagaimana dia menemukanku?"
“Qiu Shasha, kamu... bagaimana kamu bisa datang ke sini?” Aku memandang Qiu Shasha dengan ekspresi terkejut. Gadis ini selalu muncul dan menghilang secara misterius, seolah memasang pelacak di tubuhku. Ke mana pun aku pergi, pasti bertemu dengannya.
Qiu Shasha mendekat lalu bertanya, “Kenapa? Zuo Shisan, dari raut wajahmu, sepertinya kamu tidak senang melihatku?”
Aku menggelengkan kepala:
“Tidak, aku hanya heran mengapa kamu tiba-tiba muncul di hutan purba ini, dan bagaimana caramu menemukanku?”
Qiu Shasha tidak menjawab. Ia berjongkok di sampingku, memeriksa bahu kiriku, lalu mengeluarkan botol kecil berisi bubuk putih dari sakunya. Ia menaburkan bubuk itu di area bahuku yang terkontaminasi energi Yin.
Seketika, bahuku terasa hangat. Rasa dingin menusuk dan nyeri tulang yang sebelumnya perlahan mereda...
“Qiu Shasha, ini apa?” tanyaku penasaran sambil melihat bercak hitam di bahuku yang mulai menyusut.
Qiu Shasha melirikku, “Kamu ingin tahu?”
Aku mengangguk.
“Aku sengaja tidak akan memberitahumu...” ujarnya sambil berusaha menyimpan botol tersebut.
“Eh... Qiu Shasha, tunggu dulu...” Aku segera menghalanginya.
Ia memandangku bingung, “Ada apa?”
Dengan agak malu, aku menggaruk kepala lalu menunjuk kaki kananku, “Di... di sini juga ada yang kena.”
Qiu Shasha melihat bintik hitam di kaki kananku, tanpa ragu sedikit pun, menuangkan lagi serbuk putih dari botol ke lukanya.
Melihat dua bintik hitam di tubuhku perlahan mengecil, aku menarik napas lega dan berterima kasih: "Qiu Shasha, terima kasih. Apakah bubuk obatmu ini mahal?"
Qiu Shasha menggeleng sambil tersenyum, menyimpan botol kecil itu kembali ke saku. "Shisan, sebenarnya aku tahu keberadaanmu dari pria gemuk itu. Jejak perjalananmu sangat jelas terbaca, mudah bagiku melacakmu."
Mengangguk mendengar penjelasannya, aku berpikir: Pasti dua orang dari Sekte Gan Shi juga melacakku dengan cara sama. Saat hendak berdiri, teringat kasus Master Gui: "Shasha, tahukah kamu kemungkinan Master Gui Dian dari Aliran Longhu kita adalah pengkhianat?"
Qiu Shasha mengangguk, "Aku sudah dengar dari pria gemuk itu. Tanpa bukti kuat, kita tak bisa sembarangan menuduh. Tapi tenang, Aliran Longhu sudah mengutus orang untuk mengawasinya. Kebenaran pasti segera terungkap."
Mendengar perkataan Qiu Shasha, aku mengangguk, akhirnya menyelesaikan satu beban pikiran. Masalah Master Gui diserahkan ke Aliran Longhu untuk diselidiki, pasti bisa menemukan kebenaran.
"Ngomong-ngomong Shisan, kenapa kamu sampai berkelahi dengan orang Aliran Gan Shi di sini?" tanya Qiu Shasha di sampingku sambil menatap beberapa zombi yang terbaring di kejauhan dengan Energi Yin yang telah menghilang.
