Setelah mendengar pertanyaan Qiu Shasha, aku pertama-tama menghela napas, lalu menjelaskan padanya: "Dua orang dari Aliran Gan Shi itu mengincar 《Xuan Huang Di Jing》 dan metode latihan 'Energi Zhen Wuji' yang ada padaku."
Ekspresi Qiu Shasha langsung berubah blank mendengar penjelasanku:
"Bagaimana... Bagaimana mungkin orang Aliran Gan Shi tahu kamu membawa 《Xuan Huang Di Jing》 dan metode latihan 'Energi Zhen Wuji'?"
Aku menggeleng:
"Justru itu yang masih belum kupahami sampai sekarang. Siapa yang membocorkan rahasia tentang diriku?"
Qiu Shasha terdiam sambil menunduk sejenak, lalu mengangkat kepala dan bertanya: "Maaf kalau terlalu blak-blakan... Jangan-jangan si pria gemuk itu?"
Mendengar tebakannya, aku segera menggelengkan kepala:
"Tidak mungkin, pasti bukan dia."
Qiu Shasha menyeringai:
"Shisan, jangan terlalu yakin. Meski si pria gemuk itu tidak punya niat jahat, tapi mulutnya terlalu ceplas-ceplos. Bisa saja dia tidak sengaja membocorkan saat sedang asik bercerita, ingatlah tembok punya telinga."
“Setelah mendengar perkataan Qiu Shasha, di hati, aku berpikir dengan seksama. Mengingat sifat pria gemuk yang tidak pernah lupa untuk membual terlebih dahulu di mana pun, ini benar-benar mungkin! Hanya saja, hubungan antara 《Xuan Huang Di Jing》 dan 'Energi Zhen Wuji' sangat penting. Bahkan bisa dikatakan jika rahasia ini bocor, mungkin akan membuatku binasa selamanya. Meski pria gemuk itu tidak punya otak, dia pasti bisa membedakan mana yang penting dan tidak.
Meski dia suka membual, tapi tidak bodoh.
Jika bukan pria gemuk yang membocorkan, siapa lagi? Yang tahu rahasia-rahasia di tubuhku hanya Master Qingfeng, pria gemuk, Master Lu, Qiu Shasha, Xiao Ran, dan Zhao Man. Setelah kupikirkan bolak-balik, sama sekali tidak tahu siapa yang membocorkan rahasia ini ke Sekte Gan Shi.
"Shisan, tadi aku hanya bicara sembarangan, itu cuma tebakanku sendiri. Kamu jangan terlalu dianggap serius..." kata Qiu Shasha sambil menatapku.
Aku mengangguk:
"Ya, aku tahu..."
"Omong-omong, bagaimana luka di tubuhmu?" tanya Qiu Shasha dengan wajah khawatir.
Melihat bahu kiri, serbuk putih itu telah menyerap sebagian besar bercak hitam di pundakku. Rasa sakit yang sebelumnya menusuk tulang pun sudah jauh berkurang. Kujawab, "Sepertinya sudah tidak masalah. Ngomong-ngomong Qiu Shasha, apakah Aliran Longhu kita sudah menemukan rencana selanjutnya Xiangtian dan kelompoknya?"
"Ketemu, tapi waktu aksi mereka bukan baru-baru ini. Jadi untuk Aliran Longhu kita, kita harus tetap diam dulu, menunggu momentum tepat baru bertindak supaya nggak bikin ular kabur. Shisan, dari tadi aku nggak nanya, kamu dateng ke sini sendirian apakah buat si rubah kecil Bai Ruotong itu?" Qiu Shasha menjawab pertanyaanku dulu sebelum balik bertanya.
Kuakui: "Iya, aku pengen selidikin hubungan antara jenazah perempuan di makam kuno yang mirip banget sama Bai Ruotong itu. Lagian akhir-akhir ini aku terus mimpi aneh."
"Mimpi apa?" Qiu Shasha mengernyit.
"Aku sering mimpi ketemu Bai Ruotong di tempat putih kabur, terus disiksa sama jenazah perempuan dari peti mati kayu itu." Kataku sambil menatap Shasha.
Qiu Shasha menatapku, bibir merahnya bergetar:
"Jadi kamu mau balik lagi ke makam kuno itu buat cari jenazah perempuan itu dan ungkap kebenaran?"
Kuhela napas panjang, lalu mengangguk: "Bener."
"Menurutku ini jebakan. Pasti ada yang mengurung jenazah itu di makam. Dia sengaja memancingmu kesana biar bisa kabur pakai bantuanmu." Qiu Shasha mencurahkan isi hatinya.
“Sebenarnya hal ini juga sudah kupikirkan sendiri. Bahkan jika 90% yang menantiku di dalam makam kuno itu adalah perangkap dan konspirasi, aku tetap harus pergi. Karena masih ada 10% kemungkinan Bai Ruotong sedang menderita.” Aku menatap Qiu Shasha dengan keteguhan baja.
“Hm, kalau kamu sudah bulat tekad pergi ke makam itu, Shisan, aku temani saja?” Qiu Shasha bertanya padaku.
“Tidak usah. Kali ini aku keluar sendirian, dan berniat masuk ke makam itu seorang diri. Kamu kan putri bangsawan, buat apa ikut aku menyelami makam yang kotor, bau, lembab, dan gelap itu??” Tanpa pikir panjang, aku langsung menolak permintaannya.
Karena aku tak ingin ada lagi orang yang terlibat dalam urusanku sendiri dan terjebak dalam bahaya.
“Zuo Shisan, kulihat kamu berubah.” Qiu Shasha berkata sambil menatapku.
Aku terkejut:
“Aku berubah?” Ini kedua kalinya orang di sekitarku mengatakan aku berubah, pertama kali dari Zhao Man.
“Ya, semakin mandiri. Semakin tegas dalam tindakan. Semakin membuatku..." Qiu Shasha menatapku dengan mata hitam berkilau, serius berkata.
“Tegas dalam tindakan? Tapi aku tidak suka membunuh...”
Tatapan mata Qiu Shasha membuatku segera mengalihkan pandangan ke samping:
“Selain itu, Qiu Shasha, aku tidak tahu alasan apa yang membuatmu menyukaiku, tapi ada beberapa hal yang lebih baik kita bicarakan secara jelas.” Meskipun saat ini An Rushuang tidak berada di sisiku, aku tetap tidak menyukai perasaan ini. Bahkan jika tidak ada apa-apa antara aku dan Qiu Shasha, ini tetap menimbulkan rasa bersalah dalam hatiku.
“Aku mengerti, kau menyukai istri hantumu itu, sama sekali tidak mungkin menyukaiku, ingin membuatku patah hati ya? Shisan, jangan overthinking. Aku hanya menyukaimu, bukan mencintaimu.” Qiu Shasha menatapku sambil berkata.
Setelah mendengar perkataan Qiu Shasha, aku mengangguk dan diam seribu bahasa. Duduk di tanah sambil memandangi api unggun di depan, menunggu Energi Yin hitam di tubuhku menghilang perlahan.
Tapi tepat di saat ini, Qiu Shasha mendekatiku dan bertanya: “Zuo Shisan, apa yang sedang kaupikirkan sekarang?”
Aku tersenyum tipis:
“Tidak ada...”
“Biar kutebak? ... Kau sedang memikirkan An Rushuang?!”
Aku: “......”
“Sudahlah, tidak usah dipermainkan. Tapi kali ini apapun yang kaukatakan, aku pasti akan menemanimu memasuki makam kuno itu.” Suara Qiu Shasha tiba-tiba berubah serius. Dia berdiri dari sampingku dan menatapku dengan ekspresi tegas.
“Mengapa kau bersikeras harus ikut?” Tanyaku dengan raut wajah penuh keheranan.
“Aliran Longhu mengirimku ke sini untuk menancapkan benda-benda ini di sekitar peti mati perunggu raksasa, menyusun Formasi Sembilan Yang Mengurung Yin, demi mengunci arwah yin di dalam peti perunggu itu.” Qiu Shasha mengeluarkan paku-paku panjang merah dari sakunya.
“Bukankah peti perunggu super besar itu berisi Xiangtian? Apakah di dalamnya ada hantu yin lain?!” Aku bertanya pada Qiu Shasha dengan terkejut.
“Belum tentu. Ini semua masih dugaan kami. Tapi karena peti perunggu itu terlalu menyeramkan, kita harus waspada. Jangan sampai lengah. Jika terjadi sesuatu, sudah terlambat.” Jawab Qiu Shasha.
“Oh begitu rupanya.” Aku menanggapi Qiu Shasha yang berdiri di sampingku, lalu menengadah ke langit malam.
Qiu Shasha benar. Aku mulai merindukan Rushuang lagi. Entah bagaimana keadaannya di alam baka. Apakah petugas neraka Yin Si menyusahkannya?
Tiba-tiba Qiu Shasha berkata padaku: "Dua hari ini terus mengejarmu, hampir tidak istirahat. Sangat lelah~! Shisan, aku tidur di tendamu dulu. Kamu jaga malam di luar ya." Tanpa menunggu jawabanku, dia langsung masuk ke tendaku.
Melihat bayangan punggung Qiu Shasha, aku menggelengkan kepala dengan pasrah, dalam hati mengeluh: "Ah... Sepanjang perjalanan ke makam kuno ini ditemani seorang putri seperti dia, sulit rasanya aku bisa tenang..."
Semalaman tak ada kejadian. Keesokan paginya, pertama-tama aku memadamkan api unggun, lalu membangunkan Qiu Shasha yang masih terlelap dalam sleeping bag di dalam tenda. Setelah merapikan semua perlengkapan, kami berdua kembali berjalan menyusuri denyut nadi bumi menuju makam kuno itu.
Setelah berjalan lagi lebih dari dua jam di tengah hutan purba yang lembap ini, akhirnya kami sampai di satu-satunya lokasi feng shui denyut nadi bumi di tengah hutan perawan ini.
Setelah menemukan denyut nadi bumi feng shui, sisanya lebih mudah. Kami hanya perlu menyusuri aliran energi ini untuk menemukan pintu masuk makam kuno yang pernah kami kunjungi sebelumnya.
Semangatku pun membara. Aku mengajak Shasha mempercepat langkah, menyusuri denyut nadi bumi menuju selatan.
Sambil berjalan, kami mengunyah biskuit kompresi dan dendeng sapi untuk mengganjal perut. Menjelang siang, melalui teropong kulihat bangunan kuno di kejauhan.
Bangunan itu kemungkinan besar adalah kuil kuno yang pernah kami temui saat pertama kali datang ke sini - yang juga merupakan pintu masuk menuju makam kuno tersebut...
