Begitu melihat peti kayu itu, aku langsung bergegas mendekat. Tapi tiba-tiba Qiu Shasha memegang lenganku erat-erat.
"Ada apa?" tanyaku sambil menoleh padanya dengan bingung.
Qiu Shasha tidak menjawab. Dari tas ranselnya, dia mengeluarkan beberapa koin tembaga dan menyusunnya di tanah. Lalu mengambil empat batang dupa hitam pekat dari tas, menyalakannya, dan menancapkannya di celah batu bata.
Setelah keempat dupa hitam itu menyala, Qiu Shasha berdiri perlahan. Kuas kaligrafi terpegang di tangannya, matanya waspada mengamati sekeliling.
Aku mengenali dupa hitam yang dia nyalakan ini. Dulu Master Qingfeng juga pernah menggunakannya - ini adalah dupa pemanggil arwah, bisa menarik hantu yin di sekitar.
Jika ada arwah jahat yang bersembunyi di makam kuno ini, dupa ini akan memancing mereka keluar. Dengan begitu kita bisa bersiap-siap lebih dulu.
"Dalam hal ini, aku memang tidak secermat gadis Qiu Shasha."
Seiring dupa pemanggil arwah yang terbakar perlahan, ruang makam utama yang luas ini tetap tak menunjukkan perubahan sama sekali. Aku terus mengamati dengan seksama menggunakan kedua mata, tak ada energi Yin hitam maupun hantu yin di dalam makam.
Hingga empat batang dupa hitam itu habis terbakar, tak terjadi apa-apa. Ruang makam masih senyap mencekam, sunyi hingga detak jantungku yang semakin kencang terdengar jelas di telingaku sendiri...
"Qiu Shasha, sekarang bisa lewat kan?" Aku menatap Qiu Shasha dan bertanya.
Qiu Shasha mengangguk padaku:
"Bisa, tapi tetap harus hati-hati. Tata letak feng shui makam ini bermasalah. Dirancang sesuai pola feng shui pemeliharaan mayat dan pengumpulan arwah. Jadi pasangan yang dikuburkan harus pria dan wanita untuk menyeimbangkan energi tanah dalam konfigurasi feng shui ini, mengurangi kekurangannya. Tata letak ini pasti menghasilkan mayat perkasa!"
Mendengar penjelasan Qiu Shasha, aku mengangguk sambil menenangkan pikiran. Tangan kanan menggenggam erat pedang koin tembaga, tangan kiri memegang Fu Pengusir Enam Jia, perlahan mendekati peti mati kayu yang berdiri di tengah ruangan.
"Saat jarak semakin dekat dengan peti mati kayu itu, tanda bahwa aku semakin mendekati kebenaran di balik Bai Ruotong dan mayat perempuan dalam peti mati. Aku merasa jantungku hampir melompat keluar, gelisah namun tak menemukan jalan keluar, hanya tahu akan menghadapi beban berat yang tak terelakkan. Tiba-tiba, perasaan tertekan yang luar biasa menyergap."
"Tak bisa menenangkan diri, hanya terus melangkah perlahan mendekati peti mati kayu itu..."
"Sesampainya di depan peti mati kayu, pertama-tama kuhirup napas panjang, lalu mengumpulkan energi Yang ke kedua mataku, memandang sekali lagi ke dalam peti mati itu."
"Hasilnya tetap sama: di dalam peti mati ini, sama sekali tak kudeteksi keberadaan energi Yin."
"Menarik napas dalam-dalam, kucoba tenangkan emosi. Pertama-tama tempelkan jimat Enam Jia Pengusir Roh Jahat di tangan kiri ke tutup peti mati, lalu perlahan kubuka tutupnya sedikit demi sedikit."
"Kreek!~" Suara berderit menyertai terbukanya celah sempit, semburan asap hitam pekat langsung menyembur deras dari celah itu!
"Melihat ini, segera kutarik Qiu Shasha di sampingku, menghindar ke belakang."
Saat kami berdua cepat-cepat mundur, energi Yin hitam pekat yang sangat kental itu dengan cepat mengalir keluar dari peti mati. Namun, energi itu tidak menyebar, melainkan perlahan melayang ke udara dan mulai memusat.
Melihat ini, muncul keraguan dalam hatiku: Jenazah perempuan di dalam peti mati itu sedang main teka-teki apa?!
"Shisan, tiba-tiba aku merasa sangat bahagia~!" Di tengah ketegangan ini, Qiu Shasha tiba-tiba mengucapkan kalimat yang membuatku bingung.
Aku memandangnya bingung dan bertanya, "Kamu bahagia??"
"Ya, setelah sekian lama kita kenal, ini pertama kalinya kamu aktif menggenggam tanganku..." Qiu Shasha menatapku dengan mata hitamnya yang berkilau.
Mendengar perkataannya, baru kusadari bahwa sejak menghindari energi Yin dari peti mati tadi, tanganku terus memegang tangannya.
Cepat-cepat kulepaskan genggaman itu sambil berkata, "Maaf, aku... tadi benar-benar tidak sadar..."
Tepat saat suaraku habis, tiba-tiba! Suara wanita yang sangat nyaring dan menusuk terdengar dari peti kayu itu:
"Hihihi... Zuo Shisan, kau memang setia pada perasaan, akhirnya datang juga..."
Mendengar suara itu, segera kupalingkan pandangan ke arah peti mati kayu tersebut:
"Siapa kau? Apa hubunganmu dengan Bai Ruotong?!"
"Hehe……Zuo Shisan, dasar lelaki tak setia, bahkan suara Bai Ruotong pun tak bisa kau kenali lagi?" Saat itu, suara Bai Ruotong tiba-tiba terdengar dari dalam peti mati kayu!
"Kau...kau bukan Bai Ruotong! Katakan, apakah rohnya ada padamu?! Apa yang kau lakukan padanya?!" Aku meneriakkan sambil menginjakkan langkah pertama Pola Tujuh Bintang Surgawi (Tian Gang Qixing Bu), siap bertarung kapan saja.
"Aku adalah Bai Ruotong, Bai Ruotong adalah aku. Zuo Shisan, demi kau aku rela mengorbankan segalanya, bahkan sampai tewas. Beginikah balasanmu? Benar saja, lelaki memang tak ada yang baik!!" Suara jenazah perempuan itu kembali terdengar dari peti mati. Separuh kalimat pertama menggunakan suara perempuan melengking, separuhnya lagi berubah menjadi suara Bai Ruotong.
Dua suara itu terus berganti-ganti, terdengar sangat seram dan menyeramkan di telingaku di ruang makam yang gelap ini...
"Kau bukan Bai Ruotong! Kutanya sekali lagi terakhir, di mana rohnya sekarang?!" Niat membunuh kembali menyembur dari hatiku, membuat darahku mendidih. Aku menjadi gusar, impulsif, dan haus darah.
"Hehehehe... Apakah aku Bai Ruotong atau bukan, mendekatlah dan bukalah tutup peti ini. Bukankah kau akan tahu segalanya?" Jenazah dalam peti itu tertawa mengejekku. Tawanya penuh dengan nada mengolok-olok yang jelas.
Mendengar perkataan jenazah perempuan itu, aku mendengus dingin, menggenggam Pedang Koin Tembaga di tangan dan berjalan menuju peti mati kayu itu.
"Shisan, jangan mendekat dulu!" Tiba-tiba Qiu Shasha yang selama ini diam di belakangku menyuruhku berhenti.
"Kenapa??" Aku menatap Qiu Shasha sambil bertanya.
Qiu Shasha menggelengkan kepala halus, memberi isyarat tangan, lalu mengeluarkan beberapa paku kuning dan bendera hitam-putih dari tasnya sebelum maju ke depan.
Setelah mendekat, Qiu Shasha mulai menancapkan puluhan paku kuning di sekitar Peti Perunggu dan peti kayu, sambil menancapkan bendera merah di tengah-tengahnya.
"Zuo Shisan, kemarilah sebentar." Qiu Shasha memanggilku setelah menancapkan bendera.
Aku segera bergegas mendekatinya.
"Julurkan tangan kirimu." Perintah Qiu Shasha.
Saat aku mengulurkan tangan kiri, dengan cepat dia menusuk jarum tembaga di jari telunjuk dan jari tengahku hingga berdarah, lalu menyuruhku meneteskan darah ke bendera itu.
Darah menetes di bendera, kulihat kilatan kuning redup menyala. Puluhan paku tembaga yang ditancapkan Qiu Shasha tiba-tiba memancarkan cahaya kuning pekat seperti meteor, lalu menghilang...
"Qiu Shasha, apakah ini yang disebut 'Formasi Sembilan Yang Mengurung Yin'?" Aku menatap Qiu Shasha dan bertanya.
Qiu Shasha tidak menjawab pertanyaanku, hanya memberikan anggukan halus. Kemudian dia duduk bersila di tengah formasi, tubuh tegak kepala lurus. Kedua tangannya cepat membentuk mudra aneh, matanya terpejam sambil melantunkan mantra dengan suara lembut: "Sembilan Yang menjunjung kebajikan, Ding Chou mengurung Yin, Kebajikan menaklukkan energi jahat, Ding You melindungi keutuhan, Kebajikan menerangi jiwa, Ding Si memelihara roh, Kanopi Bulan Agung, Pintu Bumi dan Gerbang Langit, Langkah Yu-ku kujalani, Zhenren Xuan Nü, Duduk di Mingtang, Tersembunyi dan tak terlihat, Segera patuhi perintah! Formasi Sembilan Yang Mengurung Yin Aliran Longhu. Buka!!" Saat mantra Qiu Shasha selesai, matanya tiba-tiba terbuka. Sejenak kulihat titik merah kecil muncul tepat di tengah dahinya!
Bersamaan dengan itu, bendera hitam-putih di pusat formasi memancarkan kilauan kuning. Seluruh permukaan tanah tiba-tiba diselimuti cahaya kekuningan pucat, di dalamnya terlihat talisman-talisman tak terbaca olehku yang terus berkedip...
