Seiring kedipan talisman yang perlahan, cahaya kuning di tanah mulai memudar. Hanya tersisa tulisan-tulisan misterius yang menempel di permukaan tanah.
Jelas terlihat, "Formasi Sembilan Yang Mengurung Energi Yin" ini telah berhasil dipasang oleh Qiu Shasha saat ini.
"Aku mematikan lampu kepala di atas kepalaku, lalu menoleh ke arah Qiu Shasha. Kulihat keringat dingin mengucur di dahinya, wajahnya pucat, tubuhnya yang duduk di tanah mulai bergoyang-goyang, tampak sangat lemah."
"Melihat ini, aku segera berjalan mendekati Qiu Shasha. Kuraih tangannya untuk menahannya, lalu bertanya dengan ragu: 'Qiu Shasha, kamu... kenapa? Apa kamu baik-baik saja?'"
Qiu Shasha melihatku dan menggelengkan kepala:
"Aku baik-baik saja... Istirahat sebentar saja sudah cukup."
Aku tidak berkata apa-apa. Kukeluarkan sebotol air dari tas ransel dan menyerahkannya padanya. Setelah melihatnya minum dan wajah pucatnya mulai membaik, aku bangkit dari tanah dan kembali menatap peti mati kayu itu.
Saat ini, peti mati kayu itu masih terbuka sedikit. Jenazah perempuan di dalamnya tidak mengucapkan sepatah kata pun.
"Qiu Shasha, tunggu di sini. Aku akan periksa sendiri." Kataku sambil melangkah menuju peti mati kayu itu.
"Shisan, kau harus sangat berhati-hati!" Qiu Shasha mengingatkanku dari belakang.
"Baik!" Jawabku sambil mengusap keringat di telapak tangan ke celana. Kukeluarkan lagi selembar Fu Pengusir Enam Jia, lalu perlahan mendekati peti mati kayu itu.
Saat aku kembali mendekati peti mati kayu ini, aku menghela napas dan meletakkan tangan di tutup peti mati. Dengan sekuat tenaga, aku membuka tutup peti mati itu sepenuhnya.
Begitu tutup peti terbuka, terlihatlah jenazah perempuan tak membusuk berbaju panjang hijau gaya kuno yang wajahnya persis Bai Ruotong, dengan kedua mata terkatup rapat!
Melihat jenazah ini lagi, kenangan pilu langsung membanjiri hati. Karena... karena dia terlalu mirip Bai Ruotong! Bagai dicetak dari cetakan yang sama. Selain perbedaan pakaian, sama sekali tak kulihat perbedaan lain antara dia dan Bai Ruotong.
Tapi tepat di saat itu, tiba-tiba kurasakan daya hisap dahsyat dari dalam peti kayu itu menyedotku masuk ke dalam peti mati.
Meski daya hisap ini datang mendadak, untungnya aku sudah siaga. Segera kukencangkan langkah Pola Tujuh Bintang Surgawi (Tian Gang Qixing Bu) untuk menstabilkan postur tubuh.
"Shisan! Cepat lindungi titik vitalmu dengan energi Yang!" teriak Qiu Shasha dari belakangku.
Mendengar itu, segera kugunakan energi Yang dari dantian untuk melindungi tiga titik vital di tubuhku.
Tapi aku meremehkan kekuatan jenazah dalam peti ini. Dentuman "Hu~ hu~!" terdengar dari peti mati itu, daya hisapnya semakin kuat. Perlahan, tubuhku mulai sulit dikendalikan.
“Dasar p****n! Kalau berani, keluar dari peti mati ini dan hadapi aku langsung, jangan main trik kotor!!”
Saat ini aku memarahi jenazah perempuan di dalam peti mati itu.
Namun jenazah itu seolah tak mendengarku, masih memejamkan mata tanpa gerak atau sepatah kata, persis seperti mayat sungguhan...
Tapi daya hisap ini sama sekali tak berkurang, malah semakin kuat seiring waktu hingga kakiku mulai mati rasa dan hampir tak mampu berdiri.
Tiba-tiba! Kaki terpeleset dan seluruh tubuhku tersedot ke dalam peti kayu oleh kekuatan tak kasat mata itu.
Hanya dalam 1-2 detik, aku sudah terhisap masuk ke peti mati kayu itu, dada bertemu dada dengan jenazah perempuan dalam "kontak intim"!
“Zuo Shisan!!...” Suara Qiu Shasha bergema di belakangku saat aku terhisap ke dalam peti mati.
“Creek~!” Bunyi tutup peti mati menutup. Pandanganku gelap total dan teriakan Qiu Shasha tiba-tiba terputus...
Seolah dunia luar terisolasi saat peti mati itu tertutup rapat.
“Dasar kelinci semangka!!” Teriakku dalam peti sambil menghujamkan Pedang Koin Tembaga di tangan kanan ke tubuh jenazah perempuan itu.
"Braak!!" Suara benturan terdengar, pedang koin tembaga di tanganku yang menancap di tubuh jenazah perempuan itu seperti menusuk papan logam, sama sekali tidak bisa menembus dan tidak berefek.
"Ilmu picisan! Hanya dengan pedang koin tembaga ingin menghentikanku?!" Suara melengking dingin sang jenazah perempuan menggema di telingaku.
Mendengar suaranya lagi, segera kulekatkan Fu Pengusir Enam Jia di tangan kiri ke tubuhnya.
Tapi hasilnya di luar dugaan—kertas jimat yang menempel di jenazah itu tak memberi efek sedikitpun...
"Lupakan saja, Zuo Shisan. Anggap saja ini persembahan darah pertama saat aku keluar dari peti mati." Suara jenazah itu kembali terdengar.
"Dasar keparat!" Kutukku sambil berusaha mengumpulkan energi Yang di tangan kanan, tapi yang terjadi berikutnya membuat hatiku langsung ciut!
Di dalam peti mati hitam pekat ini, aku sama sekali tak bisa merasakan energi Yang diri sendiri! Seperti terblokir oleh kekuatan misterius!
Ini... apa yang sebenarnya terjadi?!
"Sekarang kembalikan apa yang menjadi milikku..." Saat jenazah itu bicara, kurasakan sesuatu melayang keluar dari tas ranselku.
Persis di saat itu, terdengar suara pecah keras. Peti mati kayu yang mengurungku langsung hancur berkeping. Cahaya menerangi sekeliling, tubuhku dan jenazah itu terlempar oleh kekuatan dahsyat.
"Zuo Shisan, energi Yangku sekarang sudah habis, kau harus hati-hati!" Suara Qiu Shasha terdengar dari belakangku. Aku terjatuh ke tanah, sementara jenazah perempuan di sampingku tiba-tiba melonjak bangkit dengan sebuah mutiara putih transparan di mulutnya!
Begitu melihat jelas mutiara di mulut jenazah itu, aku langsung mengenalinya. Mutiara putih itu adalah jelmaan Bai Ruotong sebelum kematiannya!
"Berani kau menelannya, dasar! Aku pukul sampai kau muntahkan!!" Aku berteriak marah sambil bangkit dari tanah. Pedang koin tembaga kugenggam di tangan kiri, sementara tangan kanan dengan cepat membentuk mudra jurus kedua Lóng Hŭ Qī Shè Yìn. Kumerapal mantra: "Hun tak terpecahkan, esensi terkumpul rapat. Dalam keseimbangan Yin-Yang yang murni. Lóng Hŭ Qī Shè Yìn! She!!" Sinar kuning segera memancar dari tangan kananku. Kaki melangkah gesit, kuterjang ke arah jenazah itu.
Meski kupercepat langkah, sudah terlambat. Jenazah perempuan itu menengadahkan lehernya, menelan bulat-bulat mutiara putih di mulutnya.
Dasar! Rupanya ini semua adalah jebakan!!
Melihat adegan ini, darahku langsung mendidih. Api kemarahan membara di dadaku. Setelah mendekati jenazah itu, kuhantamkan tangan kanan dengan jurus kedua Lóng Hŭ Qī Shè Yìn ke titik vital di dadanya dengan sekuat tenaga!!
"Jenazah perempuan itu melihatku mendekat, mundur menghindar, lalu berbalik dengan angin jahat, mengulurkan tangan untuk menerjangku."
Melihat itu, kugigit gigi dan langsung menggunakan jurus kedua Lóng Hŭ Qī Shè Yìn dari Aliran Longhu.
"Braak!!" Dentuman keras terdengar saat tangan kananku bertubrukan dengan tangan kanan jenazah itu. Tubuhku terpental dengan keras.
Jatuh ke tanah, aku segera bangkit dan saling bertatapan dengan jenazah perempuan itu.
"Ilmu Tao tertinggi Sekte Mao Shan, Lóng Hŭ Qī Shè Yìn?!!" Jenazah itu menatap tangan kanannya yang mulai menghitam, nada suaranya bergetar. Ia mengangkat pandangan padaku lagi, suaranya menusuk dingin:
"Masih muda sudah menguasai jurus kedua? Tidak boleh membiarkanmu hidup!!"
Kudengus dingin pada jenazah itu, kedua tangan menyusun mudra jurus ketiga Lóng Hŭ Qī Shè Yìn sambil berteriak: "Shén yuán zhào gōng zhōng jué, sān míng kāi wú cún niàn. Jíjí rú lǜ lìng. She!!" Sinar kuning di tangan kananku memudar, digantikan cahaya merah menyala!
"Jurus ketiga Lóng Hŭ Qī Shè Yìn?!!" Wajah jenazah itu berangsur gelap melihat tangan kananku...
"Membiarkanmu hidup akan jadi ancaman!" Ucapnya dingin sebelum tubuhnya melesat seperti panah menerjangku!!
