Menggambar jimat adalah urusan yang membutuhkan kesabaran dan ketelitian. Awalnya saya perkirakan dengan sifat temperamentalnya, pria gemuk itu pasti tidak akan bertahan tiga menit sebelum menyerah.
Namun kenyataannya di luar dugaan. Saat mempelajari dasar menggambar jimat Yin-Yang, dia menunjukkan kesungguhan luar biasa. Gagal sekali, dicoba lagi, dan lagi, tanpa sedikitpun menunjukkan kejemuan...
Melihat ini, saya mulai yakin bahwa pria gemuk itu telah membuat tekad besar. Keinginannya belajar ilmu Tao kali ini bukan sekadar gurauan atau semangat sesaat, tapi benar-benar niat bulat seperti yang diucapkannya.
Karena niatnya tulus, saya pun mengajar dengan sungguh-sungguh. Sambil membimbingnya mempelajari dasar-dasar memegang kuas, mencelup tinta, hingga menggores, saya menyampaikan wejangan Master Qingfeng yang dulu diberikan padaku:
"Yin Fu dan Fu Yang adalah dasar utama ilmu menggambar jimat bagi praktisi Tao. Mulai dari atas: pertama goreskan Tianyun, lalu Zixiao, disusul Zhenghun, terakhir Gongfeng dan Qianju. Seluruh rangkaian harus dibuat dalam satu tarikan tanpa terputus! Saat menggambar, hati harus tulus, pikiran tenang, postur tegap - maka jimat ini akan sempurna!"
Pria gemuk mengulurkan tangannya mengusap keringat dingin di dahinya, lalu melanjutkan menggambar dengan sungguh-sungguh sesuai petunjukku...
Waktu pun berlalu detik demi detik di saat itu. Meski berusaha keras, seni menggambar jimat bukanlah keterampilan yang bisa dikuasai dalam semalam. Hingga pagi, belum satu pun jimat berhasil diselesaikannya.
Melihat pria gemuk masih perlu berlatih untuk menggambar Fu Yang, aku memutuskan mandi dulu lalu duduk bersila berlatih "Energi Zhen Wuji" di sofa ruang tamu.
Setelah mengalirkan energi Zhen dan energi Yang mengelilingi titik-titik akupuntur tubuhku empat putaran penuh, tiba-tiba terdengar suara berisik dari dalam rumah. Suara pria gemuk pun menggema:
"Shixiong! Shixiong! Cepat lihat! Aku berhasil menggambarnya!!" Terkejut mendengarnya, tak kusangka ia bisa menyelesaikan Fu Yang dalam waktu sesingkat ini. Jika benar, waktu belajarnya jauh lebih cepat dariku!
Ini tidak masuk akal, mustahil...
Sambil merenung, kuberanjak dari sofa menuju kamarnya. Di atas meja latihannya, tergolek sebuah Fu Yang yang telah selesai.
Kuraih jimat itu dari meja, mengamatinya dengan seksama.
Tianyun benar! Zixiao benar! Bahkan Zhenghun pun tergambar sempurna! Satu tarikan tanpa putus, energi Yang mengalir lincah - Fu Yang ini benar-benar berhasil!
“Pri...pria gemuk, Fu Yang ini benar-benar kamu yang menggambar?” Aku menoleh dan memandang pria gemuk itu dengan rasa tidak percaya.
Mendengar pertanyaan meragukanku, pria gemuk langsung bersungut, “Shixiong, di rumah ini cuma ada kita berdua. Kalau bukan aku, apa hantu yang menggambar?!” Perkataannya membuatku terpana. Jika dia benar-benar bisa menggambar Fu Yang dalam waktu singkat, berarti dia adalah ahli alami atau seperti kucing buta yang menabrak tikus mati!
“Pria gemuk, coba...coba kamu gambar lagi satu sekarang,” perintahku sambil menatapnya.
Pria gemuk mengangguk, lalu berjalan kembali ke meja di depannya. Aku mengikuti dari belakang, mengamatinya tanpa bersuara.
Dengan kuas kaligrafi yang sudah dicelup tinta, dia menarik napas panjang. Kuasnya mulai menari di atas kertas jimat kuning: menggambar Tianyun, lalu Zixiao, kemudian Zhenghun. Semua gerakan mengalir lancar tanpa terputus.
Melihat Fu Yang tercipta di depan mataku, keraguan berubah menjadi kebingungan. “Bagaimana bisa kamu belajar secepat ini?!” tanyaku.
Pria gemuk tertegun. Meletakkan kuasnya, dia menjawab, “Cepat? Jangan bercanda, Shixiong. Aku malah merasa lambat, butuh waktu lama baru bisa satu jimat.” Tangannya menggaruk-garuk tengkuknya.
Aku hampir muntah darah mendengarnya:
“Kamu bukan cuma cepat, tapi kecepatannya benar-benar di luar nalar, jauh lebih cepat dibanding saat aku belajar menggambar jimat dulu.”
“Benar nggak? ... Jangan bilang, sebenarnya aku sendiri juga berpikir begitu, IQ-ku memang bukan level kalian. Gimana Shixiong, Pangye punya bakat belajar ilmu Tao, kan?” Setelah dipuji beberapa kali, si pria gemuk mulai kehilangan arah. Orang tipe ini memang tidak boleh dipuji. Saat tidak dipuji saja, dia sudah merasa hebat, apalagi setelah dipuji.
“Pria Gemuk, coba kamu pelajari lagi menggambar 'Fu Pengusir Hantu Zichen Wujia'.” Aku mengambil kuas kaligrafi di meja, menggambar sebuah Fu Pengusir Hantu Zichen Wujia lalu menyerahkannya ke pria gemuk. Setelah mempelajarinya sebentar, dia segera mengangguk dan mulai menirunya dengan serius.
Melihat keseriusan pria gemuk yang berbeda 180 derajat dari biasanya, ternyata selama ini aku memang meremehkannya. Sebenarnya setiap orang punya bakat dan bidang keahlian masing-masing, asalkan mau digali dan ditemukan.
Dan bakat pria gemuk itu, sebagian besar terletak pada seni menggambar jimat!
Fu Pengusir Hantu Zichen Wujia ini terus digambar oleh pria gemuk di depan meja hingga tengah malam. Setelah menyelesaikan latihan "Energi Zhen Wuji", kudapati dia masih asyik menggambar. Akupun memanggilnya:
“Pria Gemuk, berhenti dulu. Tidur lebih awal, besok pagi harus bangun cepat.”
Mendengar perkataanku, dia segera meletakkan kuasnya dan menoleh bertanya: “Shixiong, maksudmu apa? Besok aku boleh ikut kamu dan si Kaki Jenjang ke kastil kuno itu??”
Melihat tatapan penuh harap pria gemuk itu, aku benar-benar tidak tega menolaknya. Apalagi sekarang dia sudah mulai memasuki jalan Tao sepertiku, tak ada salahnya membiarkannya ikut. Sekalian bisa melatih kemampuannya. Aku mengangguk, "Baik, besok kau ikut aku dan Zhao Man ke Kastil Kerajaan Inggris itu." Sambil berkata begitu, aku berjalan kembali ke kamar tidurku, melepas baju dan naik ke kasur. Lalu mengambil ponsel, membuka QQ, membuka grup ekspedisi "Kastil Kerajaan Inggris". Aku mulai membaca pesan-pesan dalam grup.
Meski sekarang sudah lewat tengah malam pukul dua belas, grup masih ramai. Semua anggota sedang mendiskusikan rencana makan bersama di titik kumpul besok, lokasi eksplorasi di Kastil Kerajaan Inggris, berbagai rumor menyeramkan tentang kastil itu, dan lain sebagainya...
Setelah membaca sebentar, tak ada hal penting yang kudapati di grup. Aku meletakkan ponsel, mematikan lampu dan terlelap.
……
Tak ada kejadian sepanjang malam. Keesokan pagi pukul 6.30, saat aku dan pria gemuk baru saja selesai sarapan, ponsel berdering. Kuambil dan lihat—panggilan dari Zhao Man.
Lewat telepon, dia memberitahu sudah sampai di gerbang perumahan dengan mobil. Menyuruhku cepat turun.
Saat kami berlari keluar perumahan, dari jauh sudah terlihat mobil Zhao Man di seberang gerbang. Entah keluarga perempuan ini bergerak di bidang apa, setahuku ini sudah mobil kedua yang dia ganti.
Setelah naik, Zhao Man melirikku bertanya, "Pria gemuk itu juga ikut?"
Aku belum sempat bicara, pria gemuk di kursi belakang sudah lebih dulu membuka mulut: "Nona Zhao, bukan Hu Pangzi yang sombong, tapi kalian pergi ke Kastil Kerajaan Inggris untuk misi ini, tanpa Pangye aku..."
"Air mata hangat bercampur hujan dingin, warna di depan mata tiba-tiba tertutupi, bayanganmu kejam berkeliaran di samping..." Zhao Man tak menunggu pria gemuk menyelesaikan omong kosongnya, langsung memutar musik mobil dan memotong pembicaraannya. Bersamaan dengan itu mobil melaju kencang ke arah barat.
"Kak Zhao Man, itu... setelah keluar kota, tolong pelankan kecepatan." Kataku sambil memasang sabuk pengaman.
"Tenang, dengan 'berat badan' yang duduk di belakang, mau ngebut pun tidak mungkin..." Zhao Man secara mengejutkan membuat lelucon.
Mobil terus melaju meninggalkan Kota Dongdian, menuju Kota Guide Barat Daya di sebelah barat.
Kami bertiga tidak memilih berkumpul di lokasi yang dilaporkan di grup, melainkan langsung menuju tujuan akhir.
Meskipun Kota Guide Barat Daya ini berada di Shandong, jaraknya dari Dongdian minimal 300-400 kilometer, dan lokasinya sangat terpencil sehingga sulit ditemukan.
Berkat kemampuan mengemudi Zhao Man, tepat siang hari kami tiba di Kota Guide Barat Daya. Setelah bertanya kepada warga sekitar, akhirnya kami mengetahui posisi pasti Kastil Kerajaan Inggris. Kami melanjutkan perjalanan menyusuri jalan kecil di barat daya...
