Ternyata dugaan Si Bekas Luka sebelumnya benar, dalang di balik "ekspedisi" ke kastil kuno kali ini adalah Xiangtian hantu yin sang jenderal Jepang yang selama ini kucari!
"Hei anak Keluarga Zuo, masih sehat-sehat saja? Masih ingat aku?" "Xiangtian" di dalam lentera kertas putih itu menatapku dengan wajah kehijauan yang diterangi cahaya hijau sambil menyeringai dingin.
Begitu melihat wajahnya di dalam lentera, seketika itu juga aku menyadari konspirasi jahat mereka. Pasti mereka menggunakan darah kehidupan para korban yang ditipu ke sini untuk mempercepat pelepasan segel arwah jahat yang telah terkurung ribuan tahun.
"Bahkan jadi debu pun aku takkan lupa wajahmu!!" Kataku pada Xiangtian dengan suara dingin.
"Aaaa—aaaah~!!!" Tiba-tiba dari belakang kami terdengar jeritan perempuan bernada tinggi yang memekakkan telinga. Seorang gadis yang wajahnya pucat ketakutan langsung berbalik dan berlari pontang-panting.
Meski "Formasi Perangkap Akupuntur Yang" di aula utama sudah kuhancurkan, tapi masih mungkin ada sisa racun yang mengikuti. Jika dia lari ke belakang sekarang, berarti memilih Jalan Buntu!
Melihat kejadian itu, aku segera berteriak memanggilnya tapi sudah terlambat. Entah menginjak mekanisme apa saat berlari, hanya terdengar suara krak, sebuah tombak besi melesat dari bawah tanah dan menembus tubuhnya dari bawah ke atas!
Percikan darah merah berhamburan ke segala penjuru!
Semuanya terjadi terlalu cepat dan tiba-tiba. Sampai gadis itu tewas mengenaskan di bawah tombak besi, aku masih belum bereaksi. Mengapa jalan yang baru saja kami lewati saat datang, tiba-tiba ada perangkap saat kembali?!
Bersamaan dengan itu, jeritan dan tangisan menderita menggema di sekeliling. Meski yang tersisa ketakutan setengah mati, mereka lebih takut untuk kabur. Beberapa gadis bahkan langsung berjongkok di tanah, memeluk tubuh gemetar sambil menangis...
Darah yang mengalir dari tubuh gadis tertusuk tombak besi itu diserap oleh energi Yin misterius. Seketika, tubuhnya berubah menjadi mumi berkerangka!
Saat itu juga, hantu yin sang gadis keluar dari mayatnya. Tapi langsung diserap oleh energi Yin misterius itu, berakhir dengan roh tercerai-berai!!
Energi Yin misterius ini bisa kurasakan tapi tak kulihat wujudnya. Apakah energi ini berasal dari hantu yin berumur ribuan tahun itu?!
Meski perhatianku terus tertarik pada energi Yin tadi, menyaksikan gadis itu mati di hadapanku seakan ada sesuatu menghantam hatiku. Sebuah kehidupan segar yang sama sepertiku, berakhir begitu saja. Perasaan tak terkatakan ini, tak kalah mencekam dibanding menghadapi maut sendiri.
“Ya, aroma amis darah ini memang sangat menggoda, terutama darah kalian anak muda yang penuh vitalitas dan semangat, hehehehe... Permainan baru saja dimulai!!” Suara dingin dan aneh dari Xiangtian di depan kembali bergema.
Mendengar ucapan Xiangtian, darahku langsung mendidih. Tangan kananku langsung membentuk mudra kedua dari jurus Lóng Hŭ Qī Shè Yìn. Sebelum sempat mengucapkan mantra, si pria gemuk di sampingku sudah lebih dulu berteriak: "Ganyang kamu penjajah Jepang sisa Perang Dunia II brengsek!!" Sambil menggenggam Fu Pengusir Enam Jia yang kuberikan, dia berlari menyerang lentera kertas itu.
Saat Fu Pengusir Enam Jia di tangan si pria gemuk menempel pada lentera kertas putih bercahaya hijau itu, semburan api kuning tiba-tiba berhamburan. Lentera kertas itu langsung hancur berkeping-keping oleh Kertas Jimat tersebut.
Wajah menjijikkan Xiangtian di dalamnya ikut terpecah belah.
Meski lentera kertas telah dihancurkan, kulihat jelas kabut hitam energi Yin masih melayang-layang di sekitar, belum sepenuhnya terbasmi.
"Kekekeke..." Suara tawa dingin tiba-tiba terdengar dari belakangku. Saat kuberbalik cepat, kulihat gumpalan kabut hitam energi Yin itu menyelinap masuk ke kegelapan lorong dan menghilang tanpa jejak.
“Shisan, kamu hati-hati. Aku merasa di dalam terowongan ini bukan hanya Xiangtian, mungkin ada hantu yin lain.” Zhao Man yang menggenggam pistol erat mengingatkanku saat itu.
Setelah mendengar perkataan Zhao Man, aku mengangguk perlahan, memusatkan energi Yang ke kedua mata, lalu mulai memindai terowongan ini dengan cermat.
Tiba-tiba, aku merasakan sesuatu yang lengket dan dingin menyentuh leher belakangku... Bahaya! Ada sesuatu di belakang!
Setelah berpikir sampai di sini, aku cepat-cepat berbalik sambil mengeluarkan selembar Fu Pengusir Enam Jia dari tas ransel, lalu menghantamkannya ke belakang. Pukulanku langsung mengenai benda lengket yang mengeluarkan suara "Creek... creek" saat kertas jimat menempel, disertai kepulan asap putih.
Benda kental itu langsung mundur terkena Fu Pengusir Enam Jia. Zhao Man segera mengarahkan senter kuatnya ke situ. Dengan bantuan cahaya senternya, kulihat benda lengket yang kukenai tadi ternyata adalah lidah merah raksasa berlincur air liur!!
Setelah diperiksa lebih dekat, aku langsung tenang. Ini hanya hantu yin dengan level kemampuan spiritual yang rendah.
Di atas lidah itu masih menempel Fu Pengusir Enam Jia, dengan asap putih terus mengepul di sekitar kertas jimat.
"Goblog! Itu apaan sih?!" teriak pria gemuk yang sudah berlari ke sampingku, matanya melotot melihat lidah sebesar ular sanca itu.
“Zhao Man, tolong sorotkan sentermu ke sini.” Setelah berkata demikian, aku cepat-cepat membentuk mudra Lóng Hŭ Qī Shè Yìn, lalu berseru pelan: “Qi tak tercerai, shen tak redup, dalam keheningan Yang Satu terlahir. Lóng Hŭ Qī Shè Yìn! She!!” Saat mantra terucap, sinar kuning segera menyala di tangan kananku. Aku langsung menerjang lidah besar di depan itu.
Saat aku mendekat, lidah raksasa itu malah maju menyerangku. Melihat ini, senyum dingin mengembang di bibirku. Aku langsung menyambut serangannya.
Di jarak dekat, serangan kilat dengan Lóng Hŭ Qī Shè Yìn menghantam lidah besar itu. Hantu yin itu bahkan tak sempat berteriak sebelum langsung lenyap dari lorong gelap gulita ini.
Pada saat yang sama, Energi Yin di sekitar juga menyusut cepat seperti kabut pagi.
Kukembalikan mudra untuk menghemat energi Yang dalam tubuhku, sambil berjalan mendekati Zhao Man dan pria gemuk.
Saat ini Zhao Man menatapku dengan ekspresi tak percaya. Dia bertanya: “Shisan, pelatihan apa yang kau jalani selama setengah tahun menghilang dulu? Tingkat kultivasimu sekarang benar-benar seperti orang yang berbeda! Lonjakan drastis!”
Mendengar pertanyaannya, aku hanya tersenyum dan menghindar. Kuperiksa seluruh lorong ini. Setelah memastikan tak ada lagi Energi Yin, barulah hatiku tenang. Kutatap beberapa orang yang tadi mengikuti kami.
"Ditemukan ada dua gadis, semuanya terjatuh di tanah, pingsan, sementara dua pria yang tersisa juga berjongkok gemetaran di tanah, kedua mata membelalak penuh ketakutan menatap ke belakang pintu lorong."
"Melihat kondisi mereka sekarang, aku mulai khawatir. Dengan ketahanan mental seperti ini, bukan hanya tidak bisa menghadapi kejadian tak terduga berikutnya, tampaknya rasa takut saja sudah cukup membuat mereka mati ketakutan."
"Shisan, bagaimana dengannya?" Zhao Man mendekat sambil menatapku bertanya. Aku paham "dia" yang dimaksud Zhao Man adalah gadis yang sudah berubah menjadi mumi setelah tertusuk tombak besi tadi.
"Biarkan dia di sini. Situasi kita sekarang terlalu pasif. Masih belum pasti apakah bisa membawa keluar beberapa orang itu, apalagi mengurus mayat." Aku menekan suara berbisik pada Zhao Man.
"Mendengar ucapanku, Zhao Man mengangguk lalu berjalan mendekati jenazah gadis yang telah menjadi mumi itu."
"Kak Zhao Man, jangan mendekat! Hati-hati perangkap!!" Kulihat Zhao Man berbalik jalan, segera kuhadangnya.
"Zhao Man menoleh memandangiku, dengan ekspresi pasrah berkata: 'Tidak mungkin terus membiarkannya terbaring di sini kan?'"
Mendengar perkataan Zhao Man, aku segera bergegas mendekat dan berkata padanya: "Biarkan aku." Sambil mengerahkan Energi Zhen dari Dantian, energi itu mengalir melalui titik vital dan terkonsentrasi di tangan kanan. Seketika aku menyerang dengan cepat, Energi Zhen ungu melesat menuju tombak besi yang menembus jenazah perempuan itu. Saat energi menghantam tombak, terdengar suara dentingan jelas. Tombak itu pun patah, dan jenazah tersebut langsung terjatuh ke tanah.
