Sosok hitam yang muncul tak lain adalah hantu yin yang selama ini tersegel di balik Xiangtian!!
Tapi kenapa dia memilih muncul di sini dan saat ini? Apakah segelnya telah terlepas? Atau mungkin ini cuma pecahan rohnya lagi?
Saat hantu yin perkasa itu muncul di atas kepalaku, Xiangtian di depanku mengambil keuntungan dari kebingunganku. Tubuhnya berbalik cepat ke belakang dan lolos dari cengkramanku.
Dalam situasi seperti ini, aku sama sekali tak bisa mengurus si keparat tua Xiangtian lagi. Memandang hantu yin di atas, kugeser tubuhku cepat ke belakang untuk menjaga jarak.
“Pemuda marga Zuo, apakah kau ingat Sang Raja Yatim?” Suara sangat berwibawa namun familiar terdengar dari hantu yin itu. Seluruh tubuhku gemetar mendengarnya. Melihat bayangan hitam itu melayang di udara, detak jantungku tiba-tiba berdegup kencang. Suara inilah yang selama ini menghasut hubunganku dengan An Rushuang di dalam pikiranku!
Semua kejadian ini, dialah dalang di balik layar.
“Shixiong, bayangan hitam itu... apakah itu hantu yin yang ingin menguasai langit dan bumi kembali?? Ia... ia sudah melepas segelnya?!” Pria gemuk itu tanpa kusadari sudah berada di belakangku, menatap hantu yin itu sambil bertanya.
Mendengar ucapan pria gemuk, aku tak menjawab. Kuhela nafas dalam-dalam, berusaha tenang. Menghadapi hantu yin sekuat ini, panik dan lengah sama sekali tak boleh. Entah ini wujud aslinya atau roh pecahan, harus kuhadapi dengan 120% konsentrasi.
Hanya saja, beberapa hal masih membuatku bingung. Saat pertama kali bertemu hantu yin ini, ia menyebut diri "Zhen". Kali ini berganti sebutan "Sang Raja Yatim". Ada apa ini? Ja... jangan-jangan ia mengganti gelarnya? Atau ada dua hantu yin yang terkunci ribuan tahun?!!
Jika alasan pertama masih bisa dimengerti, tapi jika yang kedua, berarti yang kuhadapi sekarang hanya satu dari mereka. Pikiranku langsung membuat bulu kuduk meremang.
Selain itu, mengapa dia tiba-tiba muncul di Kastil Kerajaan Inggris di bagian selatan Kota Zhennan, Guideng Barat Daya ini? Apakah mungkin hantu yin yang telah bertahan selama ribuan tahun ini selalu tersegel di tempat ini??
"Raja, dialah Zuo Shisan. Dia membawa harta karun tertinggi, memiliki 'Tubuh Tao Bawaan', dan juga membawa Kitab Kuno 《Xuan Huang Di Jing》 yang khusus mengendalikanmu. Orang ini sama sekali tidak boleh dibiarkan hidup." Saat itu, Xiangtian yang sebelumnya berhasil kabur dari tanganku menatap hantu yin hitam yang melayang di udara sambil berkata.
Ketika hantu yin itu mendengar empat karakter "《Xuan Huang Di Jing》" dari mulut Xiangtian, seberkas energi Yin tiba-tiba memancar dari tubuhnya. Sepasang mata raksasa berwarna merah darah seketika muncul, menatapku dengan tajam.
Sepasang mata merah darah ini pernah kulihat sebelumnya. Ketika aku bersama Qiu Shasha, Xiao Ran, dan lainnya pergi ke Lembah Kematian di Gunung Kunlun, kami pernah beberapa kali melihatnya.
Tapi kali ini, akhirnya aku bertemu dengannya di sini, akhirnya bisa berhadapan langsung dan bertarung dengannya. Hantu yin yang selama ini menjadi dalang di balik layar takdirku, akhirnya menampakkan diri!
Keinginan untuk membalas dendam yang belum pernah terasa sebelumnya tiba-tiba membuncah dari dasar hati hingga ke ubun-ubunku. Kini hanya ada satu pikiran di benakku:
"Bergeraklah dan musnahkan dia! Balas dendam untuk Kakek-Nenekku! Balas dendam untuk semua orang yang tewas karena dirinya!"
"Bocah bermarga Zuo, serahkan kitab 《Xuan Huang Di Jing》 itu kepada Raja Yatim! Hari ini Raja Yatim akan memberimu akhir yang cepat!!" Hantu Yin itu menatapku dengan suara sedingin es, tanpa meninggalkan celah kompromi.
Mendengar perkataan hantu Yin itu, aku mendengus dingin dan berkata: "Kalau mau, ambil sendiri!"
Begitu mendengar jawabanku, sepasang mata merah besar milik hantu itu tiba-tiba memancarkan cahaya merah darah. Kabut hitam Yin Qi yang membawa angin menusuk tulang langsung menerjang ke arahku dengan kecepatan luar biasa!
Kabut hitam pekat itu belum sampai menyentuhku, namun dari kejauhan sudah kurasakan hawa dingin yang membuat jantung berdebar. Merasakan hal itu, aku segera berteriak memperingatkan pria gemuk dan Zhao Man: "Hati-hati dengan Yin Qi itu!" Sambil mengucapkan itu, tubuhku melesat cepat ke belakang untuk menghindar.
Yin Qi itu menghantam lantai. Setelah menghindar, aku menoleh ke arah hantu Yin dan terkejut melihat kabut Yin di sekujur tubuhnya justru sedikit demi sedikit bertambah pekat. Tekanan tak kasat mata memenuhi seluruh ruangan.
“Gōng zhōng sì jué shén yuán zhào, niàn yǐ wú cún sān míng kāi. Lóng Hŭ Qī Shè Yìn! Shè!!” Saat mantra ketiga Lóng Hŭ Qī Shè Yìn teraktifkan, energi Yang murni langsung memancar deras dari tangan kananku. Berkat latihan keras ala "neraka" dari Pria Bertopi selama setengah tahun terakhir, kekuatan energi Yang yang kuhasilkan kini jauh lebih dahsyat dibanding sebelumnya.
Hantu yin di atas kepalaku hanya terdiam sejenak merasakan energi Yang di tanganku, lalu mendengus dingin penuh penghinaan. Perlahan ia turun dari udara dan mendarat di tengah ruangan.
Wujudnya masih samar - hanya berupa bayangan hitam pekat tanpa bentuk jelas. Tapi dari siluet itu, kurasakan aura perkasa yang tak biasa.
Sebuah aura penguasa yang tak mungkin dimiliki manusia biasa!!
Jangan-jangan... hantu yin perkasa ini benar-benar seorang raja penguasa kerajaan di masa lalu, seperti klaimnya selama ini?!
“Tak tahu diri! Jika kau tak mau menyerahkannya, Sang Raja Yatim ini akan merebutnya sendiri!!” Bayangan hitam itu melangkah maju. Hanya satu langkah, tapi angin dingin menyayat langsung menyebar dari tubuhnya.
“Goblog, Shixiong, kamu... kamu bisa nggak? Kalau memang nggak bisa menang, cepatlah kita mundur! Selama gunung hijau masih ada, tak perlu khawatir tak ada kayu bakar!” Saat itu, suara pria gemuk dari kejauhan berteriak memanggilku.
Mendengar perkataan si pria gemuk, seketika garis hitam muncul di wajahku. Dasar anak ini pemikirannya terlalu naif! Saat ini mustahil bagi kami untuk kabur!
Pria Bertopi pernah berkata padaku: "Ketika menghadapi lawan yang lebih kuat, jangan pernah mencoba lari. Kecuali kamu 100% yakin bisa lolos, lari hanya akan mempercepat kematianmu."
Sedangkan sekarang, menghadapi hantu yin yang tak diketahui kedalaman levelnya ini, peluang lolosku bahkan tidak mencapai 10% atau 5%, apalagi 100%!
Hantu yin itu melangkah mendekatiku perlahan. Semakin dekat jaraknya, semakin kacau detak jantungku. Perasaan ini bahkan membuatku mulai diliputi ketakutan dan keinginan untuk menyerah.
Tidak boleh! Aku tidak boleh takut! Sekalipun hari ini nyawaku melayang di sini, harus tetap seperti pria sejati! Sekali pun kepala terpenggal, hanya akan meninggalkan bekas sebesar kue kering! Buat apa aku takut sama kelinci semangka bolanya!!
Begitu pikiranku melintas, segera kusiapkan strategi serangan duluan. Dengan suara mengguntur kuteriakkan mantra:
“Jíjí rú lǜ lìng!!” Bersamaan dengan itu kukumpulkan seluruh energi Yang di tubuhku ke tangan kanan, lalu kuhujamkan ke arah hantu yin yang sedang mendekat itu.
Saat aku sudah berada dalam jangkauannya, dia sama sekali tidak menghindar. Dengan tatapan dingin dari sepasang mata merah darahnya, dia tetap berdiri kokoh di tempat.
Pandanganku dipenuhi penghinaan tak berujung, seolah sedang melihat seekor semut kecil yang tak mampu mengancamnya sedikit pun!
Harga diri terluka, amarahku semakin membara. Dengan mengerahkan seluruh tenaga, kupukul sekuat mungkin ke titik vital di dadanya.
Namun hantu yin itu justru membalas seranganku. Segumpal energi Yin terkonsentrasi di tangan kanannya, menghantam tangan kananku dengan kecepatan luar biasa.
Detik berikutnya, energi Yang dari Lóng Hŭ Qī Shè Yìn bertabrakan dengan energi Yin di tangan hantu yin. Setelah suara bergemuruh yang sangat mencekam, aku terpental mundur berkali-kali akibat gaya balik dahsyat. Saat berhasil menghentikan langkah, kusadari cahaya redup merah di tangan kananku tiba-tiba menghilang.
Kuangkat pandangan ke arah hantu yin itu. Ia masih berdiri di tempatnya, menatap tangan kanannya yang energinya Yin telah dibubarkan oleh Lóng Hŭ Qī Shè Yìn. Sepasang bola mata merah darahnya dipenuhi keterkejutan dan keraguan!!
Sorot mata meremehkannya yang sebelumnya, kini telah berganti menjadi keheranan yang tak tertahan...
