Meskipun kedua mata merah hantu yin itu dipenuhi ekspresi keterkejutan, keadaan ini tidak berlangsung lama. Tak lama kemudian, keterkejutan di kedalaman sorot matanya dengan cepat berubah menjadi kejahatan dan kesialan yang menyengat.
Ia perlahan mengangkat kepala, sepasang mata merah darah menatapku sambil berkata dengan dingin: "Anak muda marga Zuo, hari ini kau melukai Yang Mulia Yatim, Yang Mulia akan membuatmu membayar dengan nyawa. Mulai hari ini, tubuhmu adalah milik Yang Mulia!!" Hantu yin itu bergerak cepat dengan bayangan hitamnya, menerjang ke arahku dengan kecepatan yang hampir tak bisa kulihat dengan mata telanjang.
Melihat ini, aku sama sekali tak sempat berpikir lagi. Cepat-cepat mengumpulkan energi Yang di telapak kakiku, sekaligus dengan bantuan momentum di tanah melompat ke belakang untuk menghindar. Tapi aku terlalu meremehkan kecepatan gerak hantu yin itu. Begitu tubuhku baru saja terangkat dari tanah, ia sudah menyusul di depanku, menyerang dengan telak telapak tangan ke arah bawah tubuhku.
Kecepatannya begitu tinggi sampai aku tak sempat menghindar. Ditambah tubuhku sedang melayang di udara, ingin memutar badan tapi tak cukup tenaga. Hanya terasa kram tajam di perutku, sekujur tubuhku terpental jauh.
Setelah jatuh ke tanah, seluruh organ-organ dalam terasa seperti diaduk-aduk, darah segar mengalir dari sudut bibirku.
Menahan sakit yang luar biasa, aku berusaha bangkit dari tanah. Tapi persis di saat kritis itu, hantu yin itu sudah menyusul ke sampingku. Dengan gerakan cepat, ia menendang keras ke arah tubuhku.
Sebuah gaya dahsyat menyentak seluruh tubuhku hingga terguling-guling di tanah sejauh beberapa li. Baru berhenti setelah tubuhku membentur keras tebing batu di belakang.
Belum sempat bangun, suara umpatan pria gemuk dan tembakan Zhao Man sudah bergema bersamaan.
"Shixiong, kau baik-baik saja?!?" Teriak pria gemuk dari kejauhan ke arahku.
Menanggapi teriakannya, kutahan rasa sakit dan bangkit perlahan. Saat hendak membuka mulut, semburan darah segar mendahului keluar dari bibirku.
Melihat ke atas, hantu yin itu ternyata tidak mengejar melainkan melesat ke arah Zhao Man dan pria gemuk.
Pemandangan ini membuat dadaku sesak. Jangan sampai mendekati mereka! Kukumpulkan energi Zhen di dantian ke tangan kanan, lalu kutujukkan telapak tangan penuh kekuatan ke arah hantu itu.
Energi Zhen ungu melesat keluar dari tubuhku, meluncur cepat melalui udara menuju target.
Hantu yin itu seakan merasakan bahaya. Ia menghentikan gerak tiba-tiba dan menoleh tajam ke arahku. Saat melihat energi ungu yang mendekat, dengan sigap menghindar ke samping. Namun energi itu masih menyambar lengannya.
"Saat energi Zhen menyapu, seluruh tubuh hitam hantu yin itu menggigil, energi Yin di tubuhnya langsung berkurang satu bagian!"
Melihat ini, aku segera menyadari. Ternyata, menggunakan energi Zhen lebih efektif daripada energi Yang untuk melawannya. Dengan pemikiran ini, aku kembali mengumpulkan energi Zhen di tangan kanan, sekaligus mengayunkan telapak tangan lagi. Energi Zhen ungu kembali menembus keluar dari tubuh, melesat cepat ke arah hantu yin itu.
Hantu yin itu melihat serangan ini, tidak berani lengah sedikitpun. Tanpa jeda, ia langsung menghindar dengan gesit, mengelak dari seranganku.
Tepat saat aku hendak menyerang lagi selagi hantu yin itu belum mantap posisinya, tiba-tiba kusadari energi Zhen di Dantianku tidak bisa terkumpul, seolah habis terpakai semua.
Di momen krusial seperti ini energi Zhen malah habis, dalam hati aku berteriak: "Sial!"
"Shisan, awas belakang! Braak!!" Bersamaan dengan teriakan peringatan Zhao Man, suara tembakan pun menggema. Kulihat jelas Zhao Man menembak ke arahku.
Peluru itu menyambar bahuku dan melesat ke belakang. Dentuman berat segera terdengar di belakang tubuhku. Aku cepat-cepat menoleh dan melihat Xiangtian si keparat tua itu telah menyelinap di belakangku saat aku fokus melawan hantu yin, siap menusukku dari belakang!
Andai saja tadi Zhao Man tidak memperingatkanku dan menembak tepat waktu, mungkin aku sudah menjadi korban kebuasaannya. Amarah langsung menyala-nyala dalam dadaku.
"Dasar p****n!!" Aku menatap Xiangtian sambil mengumpat, sambil merogoh Pisau Naga Lilin dan Burung Feniks dari tas ranselku lalu menyayat telapak tanganku. Cahaya merah berkilat, segel terlepas. Segera kuhunuskan Pisau Naga Lilin ke arah si keparat tua Xiangtian sambil bergegas menerjang.
Melihatku menyerbu seperti orang tak kenal takut, bayangan ketakutan melintas di wajah Xiangtian. Bahkan tak berani menghadapi, langsung memutar badan kabur.
Kupercepat langkah, melompat gesit berturut-turut menyusul punggung Xiangtian. Kutujamkan pisau ke punggungnya dengan keras. Begitu Pisau Naga Lilin menancap, terdengar suara "Creek... creek..." sementara asap putih mengepul tiba-tiba. Tubuh Xiangtian gemetar beberapa kali lalu ambruk ke tanah.
Sebelum sempat kuperiksa apakah rohnya sudah tercerai-berai, tiba-tiba sensasi jijik menyergap dari belakang. Kupalingkan kepala - hantu yin itu telah menyusul.
Tak peduli Xiangtian lagi, kugeser kaki memutar tubuh dengan cepat. Menghadapi hantu yin itu, kutusukkan Pisau Naga Lilin yang kugenggam.
Namun sosok hitamnya menghindar secara mistis. Tusukanku meleset. Ia malah memanfaatkan celah itu, mengarahkan tinju ke wajahku.
Cepat kuhindarkan badan ke belakang, tapi tinjunya masih menyambar daguku. Pukulan itu membuat tubuhku terpental terbang dari tanah.
"Setelah jatuh ke tanah sekali lagi, aku mengatupkan gigi berusaha bangkit dari lantai, tapi menyadari tubuhku seperti terlepas sendi-sendinya, sama sekali tak bisa berdiri."
"Terbaring di lantai dingin, kupalingkan kepala ke arah hantu yin itu. Kulihatnya melangkah selangkah demi selangkah mendekat, sepasang mata merah darahnya penuh sorotan jahat dan keserakahan..."
"Anak keluarga Zuo, serahkan《Xuan Huang Di Jing》padaku, akan kuberi kematian cepat. Jika tidak, kubiarkan kau hidup tak bisa mati pun tak boleh! Bahkan jika mati, rohmu akan kukunci abadi di sini, takkan bisa reinkarnasi!!" Hantu yin itu berbicara dengan suara dingin.
"Cih! Mimpi di siang bolong dasar!!" Saat benar-benar menghadapi maut, tak ada rasa takut sama sekali. Yang ada di hati hanyalah kegeraman dan amarah yang membara.
"Tidak setuju ya? Kalau begitu akan kuulai dari teman-temanmu..." Ujar hantu itu sambil berbalik menuju Zhao Man dan si pria gemuk.
Ucapannya bagai pisau berkait yang tiba-tiba menghunjam dadaku. Napasku tersengal-sengal. Saat ini, si gemuk dan Zhao Man adalah titik lemahku!
"Si Gemuk! Zhao Man! Larilah cepat!!" Teriakku dari lantai ke arah mereka.
"Mereka tidak hanya tidak mendengarkan perkataanku, malah berlari cepat ke arahku, berusaha menghindari hantu yin itu."
Pada saat yang sama, hantu yin itu bertindak. Dengan lincahnya ia menyergap Zhao Man yang langsung bereaksi cepat dengan berguling di tanah untuk menghindar, lalu bangkit dan berlari ke arahku.
Namun hantu yin itu lebih cepat. Bayangannya menyambar, tangan hantunya mencekik leher Zhao Man. Pria gemuk di sampingnya berusaha menolong tapi ditendang hingga terpelanting tak bergerak, pingsan di tanah...
"Ini pertanyaan terakhir Sang Gu Wang - maukah kau menyerahkan 《Xuan Huang Di Jing》?!!" hantu yin itu bertanya dingin padaku.
Sekarang aku merasakan dorongan kuat untuk menggunakan kekuatan misterius dari 《Xuan Huang Di Jing》 lagi. Meski risiko pengaruhnya terhadap sifatku mengerikan, ini satu-satunya jalan untuk selamat!
"Bagaimana jika kusodorkan kitab itu dari tas ranselku sebagai umpan? Saat ia melepas Zhao Man, langsung kugunakan kekuatan kitab untuk membasminya!"
Apapun yang terjadi, 《Xuan Huang Di Jing》 yang bisa mengendalikan hantu yin ini sama sekali tidak boleh jatuh ke tangannya.
Setelah mengambil keputusan dalam hati, aku segera menopang tubuh dengan lengan dan perlahan bangkit dari tanah. Memandangi hantu yin itu, aku berkata: "Berhenti!! Asalkan kau melepaskan sahabatku sekarang, aku akan menyerahkan《Xuan Huang Di Jing》padamu!!" Sambil bicara, aku mengeluarkan kitab《Xuan Huang Di Jing》dari tas ransel...
