“Mati sepuluh ribu kali? Bagus! Sungguh heroik! Hari ini aku akan mengabulkan permintaanmu!!” Mendengar ucapanku, Hakim Cui menggeram. Tubuhnya berbalik, lalu menghantamkan satu pukulan ke arah dadaku. Sebelum tinju itu sampai, angin dingin dari pukulannya sudah menerjangku.
Melihat serangan mendadak Hakim Cui, aku segera melompat mundur menghindar.
Sambil mengumpulkan kembali Energi Zhen dan energi Yang di tangan kanan, aku menghentikan langkah mundurku lalu menerjang ke arah Hakim Cui.
"Sombong!! Kau benar-benar mengira bisa melawan kami, seperti belalang menghentikan roda kereta! Mencari mati!!" Setelah Hakim Cui selesai bicara, energi Yin yang mengelilingi tubuhnya dengan cepat mengkristal. Gelombang energi Yin tak terduga yang sangat kuat tiba-tiba meledak dari tubuhnya, lalu ia menghantamkan satu pukulan ke arah wajahku.
Aku sudah tidak sempat menghindar. Terpaksa harus menahan pukulan Hakim Cui itu. Mengatupkan gigi, kukumpulkan seluruh energi Zhen dan energi Yang di tubuhku, lalu kuhadapkan telapak tanganku ke arah kepalan Hakim Cui.
"Braak!" Telapak tangan kananku bertabrakan dengan kepalan Hakim Cui. Gaya tak kasat mata langsung melemparku terbang dari posisiku. Saat tubuhku jatuh ke tanah, baru ingin bangun tiba-tiba dadaku sesak, kemudian terasa sakit, diikuti dengan muntahan darah dari mulutku.
Ini... apa yang terjadi?! Energi Yin di tubuh Hakim Cui tiba-tiba meningkat drastis dalam sekejap! Selain itu, di sekelilingnya kini berputar gas hitam yang terasa seperti Yin tapi bukan Yin.
Sambil memegangi dada, aku berjongkok di tanah dan menatap ke arah Hakim Cui. Kulihat ia tidak mengejarku, melainkan berdiri di tempat sambil terus menghirup udara. Setiap kali ia membuka mulut, kabut kelabu tebal di udara tersedot masuk ke dalam mulutnya.
Perlahan, sepasang matanya yang awalnya hijau berkilau berubah menjadi warna keemasan pucat. Ia menoleh ke arahku lagi, tatapannya luar biasa dingin, dipenuhi energi negatif yang sangat kuat!
Saat ini seluruh udara kelabu terlihat samar-samar, dengan insting tajam aku merasakan adanya ancaman pembunuhan yang dahsyat.
Apakah Hakim Cui saat ini benar-benar berniat membunuhku?!
Penampilan Hakim Cui sekarang membuat bulu kudukku merinding hanya dengan melihatnya. Tubuh raksasanya, energi Yin yang luar biasa kuat - dari segala aspek, aku tak ada apa-apanya dibanding dia!
Sialan! Ternyata Hakim alam baka ini memang bukan lawan main-main!
"Pemuda, matilah!!" Setelah menarik nafas panjang, Hakim Cui menggerakkan kakinya, postur tubuhnya melesat cepat ke arahku.
Wujud Hakim Cui sekarang seperti pembantai jutaan nyawa. Saat mendekat, bau anyir darah menusuk hidung. Sekilas bayangan gunung mayat dan lautan darah muncul di pikiranku, mengerikan dan mistis.
"Lóng Hŭ Qī Shè Yìn! She!!" Mantra terucap, energi Yang dari jurus ketiga Lóng Hŭ Qī Shè Yìn menyatu dengan energi Zhen yang keluar dari tubuhku. Dengan bantuan momentum, aku mengayunkan tangan kanan ke titik vital di dada Hakim Cui.
Dalam pertarungan kali ini, Hakim Cui yang melihat seranganku ke titik vital dadanya tidak menghindar. Dengan tangan besar, ia langsung menghalang di depan dadanya.
Dihalangi oleh lengan Hakim Cui itu, tangan kananku langsung menghantam lengannya. Hanya menghancurkan energi Yin di lengannya, tidak menyebabkan kerusakan fisik apa pun.
"Huu~!" Desau angin terdengar, kepalan Hakim Cui langsung menghantam dengan keras dari atas kepalaku.
Melihat serangan ini begitu ganas, aku cepat-cepat mundur. Hakim Cui yang gagal memukul itu tidak mengejar, malah mengeluarkan kuas kaligrafi dari tubuhnya dan melemparkannya ke arahku!
Kuas runcing itu terbang cepat ke arahku. Hatiku berdebar kencang - jika tertusuk benda ini, pasti akan menembus tubuhku sampai tembus.
"Boom!" Setelah aku menghindar, kuas itu menancap di tanah di sampingku.
Sebelum sempat bereaksi, kuas yang tertancap itu tiba-tiba tercabut sendiri dari tanah, berbalik arah dan kembali menusuk ke arahku.
Kali ini lebih cepat dan jaraknya semakin dekat, membuatku berkeringat dingin. Cepat-cepat aku memutar tubuh dan menghindar ke samping.
"Kuas kaligrafi menusuk, aku nyaris tak sempat menghindar. Senjata kelabu tempatku berpijak sebelumnya meledak, serpihannya menerjangku dengan dahsyat hingga tubuhku terlempar. Kabut yang bercampur Energi Yin menyelimuti, mustahil bagiku menghindar. Energi Yin menyusup ke dalam tubuhku seketika, membuat seluruh badan menggigil dingin. Rasa sakit tak tertahankan menjalar ke sekujur tubuh!"
"Kesakitan luar biasa ini membuatku limbung. Tubuhku oleng dan terjatuh ke tanah, darah segar mengalir dari sudut bibir."
"Hmph! Walau Umur Yang-mu belum habis, tapi karena melanggar peraturan alam baka, nekat masuk ke dunia baka, berani menyerang Jabatan ini, melepas hantu yin ke jalur manusia, mengabaikan hukum dua dunia, mengacaukan tatanan dunia Yin-Yang! Hari ini di sini, Jabatan ini akan mengait rohmu dan mengirimmu ke siklus reinkarnasi jalur hewan!!"
"Hehe... Kalau mau BUNUH ya BUNUH saja, ngapain cari-cari alasan?" Kukatakan sambil mengusap darah di bibir. Perlahan aku berdiri. Meski tak mampu mengalahkan Jabatan ini, semangat juangku sama sekali tak surut.
"Sekarat masih keras kepala!!" Setelah berkata demikian, Jabatan Cui langsung menerjang ke arahku. Tangannya mengayunkan pukulan keras.
Melihat Hakim Cui melepaskan pukulan ini, aku tahu saat ini sama sekali tak bisa menghindar. Segera kukumpulkan seluruh energi Yang ke kedua lengan, menyilangkannya di depan dada untuk menahan serangannya.
Hakim Cui tiba-tiba muncul di depanku. Saat tinjunya melesat, seketika rasa sakit tajam menjalar di kedua lenganku. Seluruh tubuhku terpental oleh kekuatan pukulan itu.
"Tok!" Tubuhku menghantam tanah. Darah segar memancur dari mulutku. Saat kumencoba bangun dengan gigi terkunci, nyeri dada yang menusuk membuatku muntahkan darah lagi.
Kedua lenganku mati rasa, seolah tulangnya remuk!
Genangan darah merah di tanah perlahan dikikis kabut abu-abu yang melayang di udara. Dalam sekejap, bekas darah di bawahku lenyap tanpa sisa...
Seketika aku tersadar! Kabut abu-abu di alam baka ini ternyata mampu menyerap energi Yang!!
Sekarang aku paham mengapa jurus Lóng Hŭ Qī Shè Yìn semakin tak mempan melawan Hakim Cui. Rupanya kabut kelabu ini yang menetralisir kekuatannya!
"Hakim Cui, hentikan!" Tiba-tiba suara hakim yang mengaku kenal Bi Qiuyan menggema, menghentikan serangan itu.
Hakim Cui berhenti melangkah ke arahku setelah mendengar perkataan hakim itu, menoleh dan memandangnya dengan tidak senang: "Hakim Lu, ada apa? Apakah kau ingin membela anak ini karena hubungan lama? Jangan bilang aku tidak mengingatkanmu, dia telah melanggar banyak peraturan alam baka kita!!"
Hakim Lu menggelengkan kepala mendengar perkataan Hakim Cui: "Bagaimana mungkin aku membelanya? Aku hanya berpikir membunuhnya langsung juga akan melanggar peraturan dua dunia Yin-Yang. Jangan lupa, meski kini dia berada di alam baka, statusnya tetap manusia dunia fana. Selama orang Yang belum mati, kita tak berhak mencabut nyawanya. Jika melanggar peraturan, cukup tangkap dan bawa ke Kota Kematian Tidak Wajar sesuai hukum Raja Neraka. Hakim Cui, mengapa harus mempertaruhkan jabatanmu untuk seorang pemuda dunia fana? Kita sama-sama tahu Raja Neraka tak kenal kompromi dengan pelanggar hukum!"
Perkataan Hakim Lu membuat Hakim Cui terdiam. Matanya yang penuh kebencian menatapku lama sebelum akhirnya berteriak ke arah petugas neraka yang mengerumuni: "Kemari! Cepat ikat anak ini dan bawa ke Kota Kematian Tidak Wazar untuk dihukum!!"
Melihat para petugas neraka mendekat, kuputuskan tak melawan. Tujuanku sudah tercapai. Kota Kematian Tidak Wazar tempat Hakim Cui ingin memenjarakanku - siapa tahu An Rushuang juga ada di sana!
