Si janggut pendek itu gemetar seluruh tubuhnya mendengar raungan Ma Wuyan, segera mengeluarkan bendera hitam-putih dari tubuhnya. Begitu bendera itu menyentuh kabut abu-abu di udara, ia mulai membesar dengan cepat hingga mencapai tinggi lebih dari satu meter sebelum berhenti.
Saat bendera hitam-putih ini muncul di hadapanku, meski terbaring di tanah, aku bisa merasakan gelombang Energi Dendam yang kuat dari bendera tersebut! Energi Dendam itu bagaikan ratapan arwah penasaran, terus berputar-putar mengelilingi bendera.
Dari ini saja sudah terlihat jelas bahwa bendera ini pasti memerangkap tak terhitung hantu yin, sehingga terkumpul begitu banyak dendam dan Energi Dendam.
"Tuan Ma, apakah sekarang saatnya mempersembahkan bendera dan menyedot hun??" Si janggut pendek berbaju hitam itu erat memegang bendera hitam-putih, bertanya pada Ma Wuyan.
Ma Wuyan menggelengkan kepala dengan senyum dingin mendengar pertanyaan si janggut pendek:
"Jangan terburu-buru... Aku tidak boleh membunuhnya saat masih di sini. Teknik menyedot hun dan meramunya sudah kau kuasai. Tunggu setengah shichen setelah kepergianku, baru kau bertindak. Agar waktu di sel tidak tumpang tindih dengan keberadaanku, sehingga Rushuang tidak curiga kalau sampah ini kubunuh."
Wajah si janggut pendek berkedut mendengar ini, "T-Tuan Ma, kalau hamba yang bertindak, lalu..."
“Apa? Kamu tidak berani?! Kalau ada masalah aku yang tanggung, takut apa!!” Ma Wuyang menatap Siung Kumis dengan dingin.
“Xiao... xiao ren patuh perintah...” Siung Kumis terpaksa mengangguk menyerah di bawah tatapan membunuh Ma Wuyang.
“Bagus, kalau begitu aku pulang dulu, tunggu kabar baikmu.” Setelah berkata demikian, Ma Wuyang kembali menunduk memandangi mayat yang tergeletak.
“Dasar sampah tak tahu diri, kubakar kau sampai jadi abu!”
Aku terbaring di tanah, amarah dan kebencian bergolak di hati namun tak bisa kuluapkan. Ingin kutendang si sialan bermarga Ma itu sampai mati, tapi tubuhku terasa seperti remuk tak bisa bergerak.
Ingin kumaki si sialan Ma Wuyang, tapi darah kembali muncrat dari mulutku.
“Hmph... Cacat begini, sampah tak berguna. Apa yang Rushuang lihat dari dia?! Bereskan pekerjaanmu sampai bersih, jangan tinggalkan jejak. Aku pulang dulu.” Sebelum pergi, Ma Wuyang menyepak dadaku dengan keras sambil menggerutu.
Setelah Ma Wuyang pergi, hanya tersisa Siung Kumis berbaju hitam dan petugas neraka penjaga penjara.
Siung Kumis menunggu sampai Ma Wuyang jauh, lalu menoleh ke petugas neraka:
“Kau tunggu di luar. Awasi baik-baik, yang tak bawa plakat komando dilarang masuk.”
Petugas neraka itu mengangguk setuju, lalu buru-buru keluar dari sel.
Setelah petugas neraka itu pergi, pria berjanggut pendek baru menoleh dan menatapku yang terbaring di lantai cukup lama. "Zuo Shisan ya? Apa yang akan kulakukan padamu sudah kaudengar tadi. Aku terpaksa, jangan salahkan aku. Salahkan nasibmu yang buruk, dan kau menikahi istri hantu yang tidak seharusnya kau nikahi..."
Aku terbaring di lantai, menjilat darah di sudut bibir. Setelah beberapa saat, baru berkata terengah-engah: "Aku tidak menyalahkanmu..." Meski terkadang sifatku agak impulsif, aku masih bisa membedakan benar salah.
Pria berjanggut pendek itu mendekatiku, berjongkok di depanku. Matanya waspada menyisir sekeliling sebelum berbisik: "Omong-omong, ada yang ingin kutanyakan. Apa hubunganmu dengan Bi Qiuyan?"
Aku tersenyum kecut: "Jujur saja, aku tidak kenal Bi Qiuyan."
"Tidak kenal?!" Ekspresinya berubah kaget. "Kau tidak mengelabuiku? Kalau tidak kenal, kenapa kau membawa teknik rahasianya 'Energi Zhen Wuji'?!"
Aku menggeleng:
"Aku benar-benar tidak kenal. Energi Zhen Wuji ini juga tak sengaja kupelajari."
“Oh, rupanya begitu. ‘Energi Zhen Wuji’ ini hanya bisa dipelajari oleh Tubuh Tao Bawaan. Karena kamu memiliki Tubuh Tao Bawaan dan sudah menguasai Energi Zhen Wuji, pantas saja berani masuk ke alam baka tanpa izin. Tapi kamu meremehkan kami di dunia bawah ini. Hukum metafisik Jiu-you yang tak kasatmata bukanlah sesuatu yang bisa ditembus dengan paksa atau dilawan oleh manusia biasa seperti kamu. Jangankan kamu, bahkan Bi Qiuyan dan Tang Yanlan pun takkan bisa masuk dengan paksa.” Si janggut pendek menatapku.
Mendengar perkataannya, aku batuk sambil diam-diam mengalirkan energi Yang untuk menghentikan pendarahan dan menyembuhkan luka. Dalam hati kuhitung: setengah shichen ini setara satu jam. Nasib hidup matiku tergantung apakah aku bisa menyembuhkan luka di tulang pipa dengan energi Zhen dalam waktu satu jam ini. Jika gagal, tinggal Jalan Buntu yang menanti.
Memikirkan ini, aku harus mengulur waktu. Kutatap si janggut pendek dan bertanya: “Sebenarnya Bi Qiuyan itu siapa?”
“Dia adalah seorang wanita...” Jawabannya membuatku hampir muntah darah lagi.
“Tapi wanita ini sangat spesial...”
“Spesial bagaimana?” Tarik nafas dalam-dalam kurajakan aliran energi Yang dalam tubuh.
“Dia sangat cantik...”
Aku: “......”
“Tentu saja, keistimewaannya tidak hanya terletak pada wajahnya. Dia juga seorang ahli ilmu Tao. ‘Energi Zhen Wuji’ yang kini kau pelajari di tubuhmu diciptakan olehnya, setara dengan ‘Lóng Hŭ Qī Shè Yìn’ karya Tang Yanlan, keduanya termasuk tiga besar ilmu Tao. Namun dia telah meninggal sejak seratus tahun lalu. Seandainya Bi Qiuyan dan Tang Yanlan masih hidup sekarang, saat kau bertarung dengan Yin Si, mereka takkan berani memperlakukanmu seperti itu meski menangkapmu. Tapi sekarang...” Pria berjanggut pendek menggelengkan kepala, memandangiku dengan penuh kekecewaan melanjutkan, “Aku yakin kau sudah paham maksudku? Lalu, tahukah kau mengapa Ma Wuyan dari Yin Si begitu terburu-buru ingin membunuhmu?” Pria ini seolah sudah akrab, mirip si pria gemuk, sekali mulai bicara sulit berhenti, semua diumbar.
Mendengar itu, aku buru-buru bertanya, “Mengapa?”
“Jujur, istri hantumu An Rushuang adalah salah satu alasannya, tapi yang terpenting adalah... DIA TAKUT PADAMU!” Pria berjanggut pendek menatapku.
“Takut padaku?”
“Ya! Takut padamu. Karena di tubuhmu bukan hanya ada ‘Lóng Hŭ Qī Shè Yìn’ Tang Yanlan, tapi juga ‘Energi Zhen Wuji’ Bi Qiuyan. Bagi Ma Wuyan, kau adalah ancaman potensial. Terhadap ancaman, si pengecut itu selalu bertindak mencabut sampai ke akar-akarnya!” Pria itu berkata dengan waspada.
Ketika aku mendengar si janggut pendek ini menyebut atasannya Ma Wuyan sebagai orang hina, hatiku langsung paham. Jelas-jelas pria ini sudah lama menyimpan ketidakpuasan terhadap atasannya, dipendam dalam hati, dan hari ini baru berani mengungkapkannya padaku yang hampir mati.
Dari kejadian hari ini juga terlihat jelas, Ma Wuyan hanya menganggapnya sebagai pion belaka. Dengan meninggalkannya disini untuk membunuhku, jika nanti ada masalah, Ma Wuyan bisa langsung mengalihkan seluruh tanggung jawab ke pundak si janggut pendek ini sementara dirinya tetap bersih.
Tentu saja alasan si janggut pendek berani mengungkapkan isi hatinya padaku adalah karena dia menganggapku sudah seperti mayat berjalan. Setelah kematianku, rohku akan disuling dan dimurnikan hingga hancur berkeping-keping, memastikanku takkan bisa bicara selamanya.
Terbaring di tanah, perlahan kugunakan energi Yang untuk menghentikan darah yang mengalir dari lukaku. Kukumpulkan energi Zhen dari Dantian menuju tulang pipa sambil terus mendengarkan omong kosong si janggut pendek yang berusaha mengulur waktu.
……
Waktu terus berlalu, kira-kira sudah lebih dari setengah jam berlalu. Energi Zhen tetap tak bisa memperbaiki tulang pipa yang tertusuk. Kedua lenganku masih mati rasa sama sekali. Rupanya kerusakan pada tulang pipa ini tak bisa dipulihkan meski dengan energi Zhen sekalipun.
"Ya... Sudah berapa tahun aku tidak berbicara sebanyak ini tentang isi hati kepada orang lain. Terima kasih, tapi waktu sudah hampir habis. Aku harus bertindak sekarang. Maaf, Saudara Zuo." Si janggut pendek sambil berkata demikian bangkit dari tanah, perlahan mencabut bendera hitam-putih yang tertancap di tanah dan menggenggamnya di tangan.
