Tepat di saat genting itu, ketika telapak tangan Ma Wuyan hampir menghantam titik vital di dadaku, tiba-tiba angin hitam tak terduga berhembus. Sebuah siluet merah tiba-tiba muncul di belakang Ma Wuyan.
Hanya kulihat kilatan cahaya hitam, diikuti suara "Pshh!". Tangan Ma Wuyan yang nyaris menghantam dadaku tiba-tiba terhenti. Matanya terbelalak, energi Yin di tubuhnya dengan cepat menyebar...
Perubahan mendadak ini membuatku tak sempat bereaksi. Sebelum sadar, tubuh Ma Wuyan lunglai dan jatuh ke tanah kelabu di hadapanku.
Tubuh Ma Wuyan yang jatuh itu seketika berubah menjadi gumpalan-gumpalan kabut hitam, menghilang di udara kelabu - rohnya tercerai-berai. Kemudian kulihat sosok wanita berbaju merah muncul di belakangnya. Di jari-jari rampingnya tergenggam beberapa tali hitam tipis yang terhubung ke boneka kayu tersenyum di ujungnya.
Apakah tadi dia menggunakan boneka kayu ini untuk langsung membunuh Yin Si Ma Wuyan dalam sekali serangan?! Siapa sebenarnya wanita ini?! Musuh atau sekutu?
Memikirkan ini, aku segera mengangkat kepala dan mengalihkan pandangan dari boneka kayu itu. Mataku menatap wanita berbaju merah di hadapanku, tapi separuh wajahnya tertutup kain merah. Mata yang terlihat bagaikan air itu memancarkan kedinginan yang samar, seolah bisa menembus segala sesuatu.
Kulitnya sehalus mutiara, rambut hitamnya terjuntai hingga paha. Aromanya aneh tapi harum, pinggangnya ramping dengan anggota tubuh yang jenjang. Aura mistisnya bagaikan dewi, meski baju merah darahnya dihiasi motif ular dan kalajengking yang samar. Walau separuh wajah tertutup, kecantikannya tetap tak terbendung.
Ini adalah kecantikan yang bisa mengguncang jiwa!!
Tapi yang membuatku terkejut, kehadiran wanita cantik ini seolah hanya kulihat sendiri. Para petugas neraka yang mengikatku dengan rantai besi di belakang, serta yang mengelilingi kami, semua berlarian ke arah mayat Yin Si Ma Wuyan di tanah. Mereka benar-benar mengabaikan wanita berbaju merah yang berdiri di samping mayat itu...
"Wanita berbaju merah itu berpandangan denganku sejenak, sementara jari-jarinya yang ramping dan putih pucat bergerak halus. Garis-garis hitam di atas jemarinya memancarkan sinar redup, seketika memutus rantai besi yang mengikat tubuhku. Kemudian bayangannya mulai mengabur dan transparan, cepat menghilang dalam kabut kelabu, lenyap tanpa jejak seolah tak pernah ada..."
"Bocah keluarga Zuo! Beraninya kau!! Di hadapanku selaku Hakim Pengadilan, berani membunuh pejabat Yin Si dari alam baka! Sungguh tak tahu aturan, dosa tak terampuni! Jika hari ini aku tak menghancurkan roh kalian sampai tercerai-berai, di manakah wibawa Kesembilan Jurang Maut?!!" Teriakan Hakim Cui bergema, tubuh raksasanya gemetar akibat amarah yang meluap.
Saat berdiri di tempat dan mendengar teriakan Hakim Cui, hatiku langsung berdebar. Segalanya menjadi jelas—wanita berbaju merah yang tiba-tiba muncul lalu lenyap itu bukan datang untuk menyelamatkanku, melainkan menjebakku.
Memanfaatkan pisau orang lain untuk membunuh!!
Tiba-tiba, Rushuang yang berada di samping menghindar dari kejaran Hakim Cui, lalu terbang mendekatiku.
"Shisan, apakah kau yang membunuh Ma Wuyan tadi?" tanya An Rushuang padaku dengan panik.
Sebelum sempat kujawab, Hakim Cui bersama Sepuluh Yin Shuai sudah mendekat dengan aura pembunuhan mengerikan, terbang cepat ke arah kami.
Melihat ini, aku menahan rasa sakit yang luar biasa di tubuhku dan menghindar dengan gesit, lalu melesat cepat ke samping.
Tapi aku sama sekali tidak sempat lari beberapa langkah, sudah dikejar oleh Raja Hantu pemimpin sepuluh Yin Shuai. Dia pertama-tama menjerit kencang, lalu mengangkat palu besi hitam di tangannya dan menghantam keras ke arah kepalaku!
Menyaksikan ini, aku terpaksa berhenti dan mengerahkan seluruh tenaga untuk menyerang dada depan Raja Hantu dengan satu telapak tangan!
Persis di saat itu, bayangan wanita misterius berbaju merah itu muncul kembali di dekatku. Sebelum sempat bereaksi, kulihat kilatan redup pada tali hitam di tangan wanita itu yang langsung menyambar tubuh Raja Hantu.
Raja Hantu melihat tali-tali hitam berpendar sinar kelam itu, matanya berkedip tanda heran. Dengan cepat dia menarik kembali palunya untuk menghalangi di depan dada.
Tali-tali hitam yang menyerang Raja Hantu itu seolah punya nyawa sendiri. Mereka menghindari palu dan melilit tubuhnya. Aku mendengar suara "Pu! Pu! Pu!" berturut-turut. Mata jahat Raja Hantu tiba-tiba redup. Telapak tanganku yang belum sempat ditarik kembali tepat menghantam titik vital di dadanya. Tubuh besar Raja Hantu langsung ambruk ke tanah...
Bersamaan dengan itu, sosok wanita berbaju merah itu lenyap kembali dalam kabut kelabu...
Raja Hantu yang terbaring di tanah membuka mulut ingin mengatakan sesuatu, namun akhirnya hanya mengucapkan tiga karakter:
"Dia... dia..."
Aku menatap Raja Hantu Yin Shuai yang terbaring dengan energi Yin-nya menyusut cepat, hatiku langsung sesak. Energi Yin menghilang, tubuh hantu lenyap, tak ada bukti yang tersisa!!
Nyawa pejabat Yin lainnya telah dikorbankan, kembali wanita berbaju merah itu memfitnahku!
"Aaargh!! Membunuh pejabat Yin lagi, sebagai Hakim Aku pasti akan mencabik-cabikmu hidup-hidup untuk melampiaskan kebencianku!!" Tepat seperti dugaan, Hakim Cui dan para Yin Shuai tidak menyadari kemunculan wanita berbaju merah itu, kembali menganggapku sebagai "dalang utama"!
Dalam sekejap, Hakim Cui memimpin sisa Yin Shuai menyerbuku. Gelombang energi Yin hitam menyatu menyerangku.
Menghadapi serangan seganas ini, aku hanya bisa menghindari serangan utama dengan mundur cepat. Sambil menghindar, otakku berpikir keras mencari strategi - apa yang harus dilakukan selanjutnya?!
Di saat yang sama, telingaku mendengar suara gesekan udara sangat halus dari atas, disusul bunyi halaman buku yang menutup. Mendengar ini, hatiku berdesis waspada. Segera kuangkat kepala untuk melihat kitab 《Xuan Huang Di Jing》 di atas.
Tampak halaman 《Xuan Huang Di Jing》 telah tertutup rapat, cahaya kuning pucat yang sebelumnya memancar perlahan memudar...
Hanya beberapa detik kemudian, cahaya kuning redup pada 《Xuan Huang Di Jing》 di atas kepalaku perlahan memudar. Kekuatan luar biasa di dalam tubuhku juga surut seperti air pasang.
《Xuan Huang Di Jing》 kemudian jatuh ke tanah dari udara.
Tanpa kekuatan besar yang diberikan 《Xuan Huang Di Jing》, gerakan menghindarku melambat. Kedua lenganku kembali kehilangan kesadaran dan terkulai.
Cuī Pànguān yang berada di depan segera mengejar. Tanpa bicara, dia mengayunkan kepalan tangan besar ke arah dadaku.
Tanpa dukungan 《Xuan Huang Di Jing》, aku sama sekali tidak bisa menghindar. Pukulan itu membuatku mendengar suara "krak" tulang dada patah, tubuhku terlempar jauh.
Setelah mendarat, darah mengalir dari sudut bibirku. Terbaring di tanah, seluruh tubuhku terasa remuk tak bisa bergerak...
Sakit tulang dada, tulang pipa, dan racun Yin di bawah iga menyiksa tanpa henti. Saat ini, rasa sakitnya membuatku ingin mengakhiri nyawa sendiri.
“Shisan, Shisan…” Namun saat kudengar suara An Rushuang yang panik dan khawatir, pikiran untuk bunuh diri tadi langsung lenyap. Aku mengatupkan gigi, berusaha mengangkat kepala untuk melihat ke arah An Rushuang. Melalui pandangan yang kabur, kulihat dia sedang diikat dengan rantai besi hitam oleh dua Yin Shuai sekaligus, tak bisa bergerak sama sekali.
Melihat ini, hatiku hancur lebur. Semuanya sudah berakhir. Wanita berbaju merah tadi telah menggunakan tanganku untuk membunuh Yin Si Ma Wuyan dan Raja Hantu, pemimpin sepuluh Yin Shuai, lalu memfitnah semuanya padaku.
Tidak hanya itu, wanita itu bertindak sangat cepat, licik, dan terampil. Aksi jebakannya dilakukan tanpa diketahui siapa pun, bahkan Hakim Cui tidak bisa mendeteksi keberadaannya. Ini membuktikan tingkat kultivasi wanita berbaju merah itu jauh melampaui Hakim Cui. Mengapa wanita mengerikan ini harus memfitnahku?!
“Bai Wuchang dan Hei Wuchang, kibarkan bendera dan cabut rohnya! Aku akan membuat si brengsek ini hancur lebur di tempat ini!!!” Tiba-tiba Hakim Cui muncul di depanku, berteriak keras. Dua Yin Shuai itu mengangkat bendera ritual mereka, berdiri di samping Hakim Cui sambil menatapku dengan mata berapi-api!!
