Melihat mereka masuk ke toko, aku segera berlari kembali ke kamar mandi umum.
Setelah menunggu sekitar sepuluh menit di dalam, suara Fang Ziyan terdengar dari luar:
"Shisan, kamu masih di situ?"
“Aku di sini.” Setelah mendengar, aku segera menyahut.
“Kemarilah ke pintu, akan kuberikan pakaianmu.” kata Fang Ziyan kepadaku.
Setelah mendengar, aku bergegas menuju pintu dan menerima setelan pakaian hitam yang disodorkan Fang Ziyan. Setelah memegangnya, kulihat ini adalah trackset musim dingin yang tebal.
Setelah berganti pakaian, aku keluar dari kamar mandi. Fang Ziyan dan Xia Linxuan sedang menungguku di luar. Kuperhatikan kerumunan sebelumnya telah bubar, akhirnya kuhirup napas lega.
“Shisan, tadi sebenarnya apa yang terjadi? Kenapa kau keluar ke jalan hanya pakai baju dalam? Pakaianmu mana?” tanya Fang Ziyan dihadapanku dengan tatapan penuh kecurigaan.
“Shisan, ada bekas abu hitam di tubuhmu. Apa kau dirampok? Sampai pakaianmu diambil? Sekarang ada perampokan seperti itu?” Xia Linxuan di samping juga bertanya.
Kutungging melihat mereka berdua, lalu menggeleng: “Sekarang sulit kujelaskan. Aku harus pulang dulu. Nanti akan kuberitahu kalau ada waktu. Ngomong-ngomong Fang Ziyan, berapa harga pakaian ini? Akan kubayar.” tanyaku pada Fang Ziyan.
Fang Ziyan menggelengkan kepala setelah mendengarku:
“Sudahlah, anggap ini hadiah dariku.”
“Tidak boleh, sama sekali tidak boleh, sudah lah…” Saat berkata sampai sini, aku buru-buru mengeluarkan dompet dari tas ransel, mengambil semua uang tunai di dalamnya. Menyisakan seratus yuan untuk naik taksi, sisa lebih dari seribu yuan kumasukkan ke dalam tas kecil yang digantung di lengan Fang Ziyan, lalu berbalik badan dan pergi.
Tepat saat aku berbalik, kulihat sebuah taksi tanpa penumpang sedang mendekat di jalan. Melihat itu, aku segera berpamitan pada Fang Ziyan dan Xia Linxuan, bergegas ke pinggir jalan menghentikan taksi tersebut, membuka pintu mobil dan langsung masuk.
“Adik, mau ke mana?” Sopir taksi itu mematikan musik sambil tersenyum menanyakan tujuanku.
Aku sebutkan alamat perumahan pria gemuk itu pada supir. Tak lama, mobil pun meluncur menuju perumahan tersebut...
Perjalanan ke alam baka ini tidak hanya mempertemukanku dengan Rushuang, tapi juga memberiku kesempatan untuk mengetahui lokasi bahan terakhir yang dibutuhkan untuk menghidupkannya kembali - “Air Suci Sungai Luo”. Hatiku dipenuhi kebahagiaan.
Sepanjang perjalanan, setelah kegembiraan awal, kekhawatiran mulai menyelimuti hatiku. Beberapa pertanyaan besar terus menghantui pikiranku:
Pertama, di mana sebenarnya lokasi “Pulau Yin-Yang” di aliran Sungai Kuning itu? Sungai sepanjang lebih dari 5.000 kilometer ini membentang dari Provinsi Qinghai hingga Shandong, melintasi sembilan provinsi. Mencari sebuah pulau di sungai sebesar ini bukanlah hal mudah!
“Masalah lain adalah identitas sebenarnya dari wanita berbaju merah yang tiba-tiba muncul di alam baka untuk membunuh Yin Si Ma Wuyan dan Yin Shuai Gui Wang - apakah dia manusia atau hantu?”
“Hal terakhir adalah jenazah perempuan yang kabur dari makam kuno dan mirip dengan Bai Ruotong, di mana dia bersembunyi sekarang? Di mana pula bersembunyi roh kaisar berusia ribuan tahun itu?”
“Kedua hantu yin ini di dunia manusia bagai dua bom waktu yang bisa meledak kapan saja. Selama mereka belum disingkirkan, hatiku takkan pernah tenang.”
“Saat aku masih terus memikirkan masalah-masalah ini, sopir taksi sudah membawaku kembali ke gerbang kompleks tempat rumah si pria gemuk.”
“Setelah membayar dan turun dari mobil, aku langsung bergegas ke rumahnya. Rencananya, aku akan mengisi daya ponsel dulu, lalu menggunakan komputernya untuk mencari informasi tentang pulau bernama 'Pulau Yin-Yang' di Sungai Kuning. Jika tidak ketemu di internet, aku berniat menelepon Shifu Master Qingfeng untuk menanyakan apakah beliau tahu.”
……
“Naik tangga menuju rumah pria gemuk itu, aku segera mengetuk pintu. Setelah menunggu beberapa saat, terdengar suara dari dalam rumah diikuti suara si pria gemuk:”
“Siapa itu?”
“Aku, pamanmu!” teriakku dari balik pintu.
Baru saja aku selesai bicara, pintu tiba-tiba dibuka paksa oleh pria gemuk itu. Melihat yang berdiri di balik pintu adalah aku, dia langsung berseru: "Shixiong, akhirnya kau pulang! Kukira kau sudah jadi mayat di alam baka. Aku bahkan sudah merencanakan buat bikin nisan dan bakar uang kertas untukmu... Syukurlah kau kembali. Ayo kita berpelukan merayakan kemenangan!" Usai berkata demikian, dia membentangkan kedua lengannya hendak memelukku.
Melihat ini, aku buru-buru mundur dua langkah menghindar.
"Pangzi, jangan macam-macam. Aku tidak suka adegan mesra sesama jenis."
Pria gemuk itu menarik kembali lengannya sambil mencibir: "Shixiong, jangan berprasangka buruk! Apakah Hu Pangzi sehina itu? Segera buang pikiran kotormu yang bisa mencemari pelukan suci ini."
"Sudahlah, jangan banyak omong kosong. Aku baru pulang dan sangat lelah." Kataku sambil masuk ke dalam. Meletakkan tas ransel di sofa ruang tamu, aku duduk sambil menuangkan air panas untuk diri sendiri.
Pangzi menghampiriku sambil menyalakan rokok: "Shixiong, selama perjalanan ke alam baka ini, apakah kau berhasil membawa pulang Shao Rushuang?"
Mendengar pertanyaannya, kuletakkan gelas di meja sambil menggelengkan kepala:
"Tidak... Aku tidak berhasil membawanya kembali..."
Pria gemuk mendengar perkataanku, wajahnya terlihat blank sejenak, lalu bertanya: "Kamu tidak membawa Mbak pulang? Lalu... buat apa kamu kembali sendiri?"
"Kukatakan, pria gemuk, maksudmu aku seharusnya tidak pulang ya?" Aku menatap pria gemuk itu sambil bertanya.
"Shixiong, bukan itu maksudku. Maksudku perjalananmu ke alam baka kali ini tidak membawa Mbak pulang, bukankah jadi sia-sia? Apa penyebabnya? Tidak menemukannya di sana? Atau mungkin Bai Wuchang-Hei Wuchang, Niu Tou-Ma Mian, atau Raja Yama yang menghalangi?" Pria gemuk itu melontarkan pertanyaan bertubi-tubi padaku.
Mendengar pertanyaannya, kuceritakan secara detail semua kejadian yang kualami di alam baka.
Setelah menyimak seluruh kisahku, wajah pria gemuk itu penuh kebingungan: "Shixiong, jangan-jangan Raja Yama sengaja mempersulitmu? Sudah 30 tahun lebih aku hidup, belum pernah dengar ada 'Pulau Yin-Yang' di Sungai Kuning. Bukankah hanya ada Pulau Mingzhu di sepanjang aliran sungai? Mana ada pulau lain."
"Bukan sengaja mempersulit. Mungkin pulau misterius 'Yin-Yang' itu memang belum kita ketahui. Bukankah masih banyak hal di dunia ini yang belum kita pahami?" Kataku pada pria gemuk itu.
Mendengar penjelasanku, pria gemuk itu membuang puntung rokok ke asbak di atas meja sambil mengangguk, menyetujui perkataanku.
"Ngomong-ngomong pria gemuk, tolong bukakan komputerku. Nanti aku akan cek 'Pulau Yin-Yang' di internet. Aku mau mandi dulu, sekarang seluruh tubuhku masih penuh debu wajan, rasanya menyiksa sekali." Aku langsung bangkit dari sofa dan berjalan menuju kamar mandi.
Saat mandi separuh jalan, tiba-tiba suara pria gemuk terdengar dari luar:
"Shixiong, cepat keluar lihat! Ada masalah!!"
"Jangan lebay, pria gemuk! Masalah apa sebenarnya?!" Aku mematikan shower di atas kepala dan bertanya ke arah luar kamar mandi.
"Ada video viral di internet! Seorang streamer wanita main permainan memanggil hantu tengah malam, dan beneran ketemu hantu! Shixiong, cepat lihat! Video hantu ini sudah menggila di dunia maya!!" Terdengar lagi teriakan pria gemuk.
"Mungkin cuma akal-akalan biar tenar?" Kataku sambil membuka kembali keran air dan melanjutkan mandi.
Pria gemuk berteriak: "Bukan! Ini pasti bukan rekayasa! Sekarang sudah mulai banyak video yang diblokir dan dihapus, tidak bisa diunduh lagi! Barusan aku rekam pakai ponsel, nanti kamu lihat ya!"
