Tapi yang membuatku panik dan gelisah adalah, tepat saat aku hendak menelepon balik ibuku, ponsel tiba-tiba menunjukkan sinyal tidak terjangkau.
Situasi ini langsung membuatku panik. Cepat kumatikan panggilan dan mencoba lagi, tetap tidak tersambung.
Telapak tanganku mulai berkeringat. Segera kucari nomor ponsel ayahku dan menghubunginya, namun suara yang terdengar tetap sama:
"Maaf, nomor yang Anda tuju sedang tidak dapat dihubungi..."
"Sial!!" Tak kuasa menahan diri, kubanting ponsel itu ke kasur! Ini menyangkut keselamatan orangtuaku, bahkan nyawa mereka. Dadaku sesak dibuatnya, cepat-cepat kuturun dari tempat tidur dan mempersiapkan barang untuk segera pulang ke Dongdian malam ini juga.
Persis di saat itu, pintu kamar kembali diketuk. Emosiku yang sudah memuncak mengira ini lagi-lagi pelacur yang menawarkan diri. Tanpa melihat, kuteriakkan ke arah pintu: "Pergi jauh-jauh dari sini!!!"
"Shisan, k-kamu kenapa??" Suara Zhao Man yang terkejut dan bingung terdengar dari balik pintu.
Mendengar suara Zhao Man, kuhantamkan telapak tangan ke dahaku sendiri. Dalam hati kubergumam: Belakangan ini kenapa sifatku jadi semakin meledak-ledak seperti tong mesiu, sedikit saja langsung meledak?
"Shisan, apa sebenarnya yang terjadi padamu tadi?" Zhao Man langsung bertanya begitu melihatku setelah aku membuka pintu kamar.
"Kak Zhao, orangtuaku... orangtuaku baru saja menerima baju kematian yang dikirim oleh Sekte Gan Shi!" Aku menatap Zhao Man dan langsung bercerita.
"Apa?!!" Zhao Man yang berdiri di depanku gemetar seluruh tubuhnya, wajahnya langsung berubah pucat mendengar kabar ini.
"Bagaimana kamu tahu?" tanya Zhao Man sambil menatapku.
Aku menarik napas dalam-dalam, berusaha menenangkan diri sebelum menjawab, "Aku baru saja telepon ibuku dan mendengarnya langsung dari telepon."
Zhao Man kemudian berkata, "Shisan, apapun yang terjadi, kamu tidak boleh panik. Sekalipun kita berangkat sekarang juga, mustahil sampai sebelum subuh. Jalan ini terlalu jauh, bahkan jika aku ngebut sepanjang malam sekalipun."
Otakku mendadak kosong. Dia benar - kita memang terlambat! Aku baru sadar diri ini seperti sampah yang hanya membawa sial. Bahkan orangtuaku sendiri tak bisa kulindungi.
Kesadaran ini membuatku merasa seolah ada aliran dingin menyusuri setiap bagian tubuhku, di dalam pikiran bagaikan mendengar suara lonceng yang bergema, Braaak! Pandangan mataku sekaligus tertutup kabut, limbung, aku hampir terjatuh dan pingsan di tempat.
"Shisan, kamu tidak apa-apa?!" Zhao Man melihatku hampir terjatuh, segera meraih dan menyangga tubuhku.
Aku menggelengkan kepala, tiba-tiba terdengar suara dalam pikiranku yang seakan menuduhku, apakah makna keberadaanku di dunia ini hanyalah terus-menerus menyakiti orang-orang yang kusayangi dan menyayangiku?
Jika benar demikian, lebih baik aku mati saja! Perasaan ini membuatku ingin sekarat!
"Shisan, jangan berpikir macam-macam. Segera telepon Shifumu dan Kapten Yue tanyakan posisi mereka, suruh segera ke rumah orangtuamu untuk menyelamatkan mereka." Zhao Man mengingatkanku di saat genting ini.
Mendengar perkataan Zhao Man, bagai menggenggam jerami penyelamat, dengan harapan tipis ini aku bergegas ke kasur, meraih ponsel dengan tangan gemetar, mencari nomor telepon Master Qingfeng lalu meneleponnya.
Harap tersambung, harap tersambung...
Dalam hati aku terus mendoakan, beberapa detik kemudian terdengar suara "duduk" dari ponsel, tersambung.
"Halo, Shisan." Suara Master Qingfeng segera terdengar dari ponsel.
Segera kutanya: "Shifu, sekarang Shifu di mana?!"
"Setelah mendengar ucapanku, Master Qingfeng tersenyum dan berkata, 'Aku sedang mengobrol dengan orangtuamu di rumahmu. Di mana lagi aku bisa berada?'"
Saat kudengar perkataan Master Qingfeng barusan, aku sempat tidak bereaksi:
"Shifu, kamu... kamu bilang sedang di mana sekarang?!"
"Di rumahmu! Shisan, gurumu ini telah merenung panjang. Karena aksi-aksi Sekte Gan Shi ini menyasar dirimu, pasti mereka akan mengganggu orangtuamu. Makanya aku datang lebih dulu. Nyatanya, benar saja mereka mengirim dua set baju kematian untuk orangtuamu baru saja. Untung gurumu punya ramalan sakti dan persiapan matang. Kalau tidak, dasar bajingan-bajingan itu pasti sudah berhasil..."
Tanganku yang memegang ponsel gemetar tak terkendali. Air mata mengalir tanpa kusadari... Rupanya alasan Shifu buru-buru pergi dari rumah sakit sebelumnya adalah untuk menjaga orangtuaku.
Masalah ini telah diantisipasi Master Qingfeng, tapi aku sebagai anak durhaka malah mengabaikannya. Kelalaianku hampir menelan nyawa orangtuaku sendiri!
"Shifu, terima kasih..." Ucapan syukur ini keluar dari lubuk hatiku yang paling dalam, sungguh tulus ingin berterima kasih. Rasa terima kasih ini tak hanya terucap, tapi juga terpatri dalam sanubari.
"Ngapain bilang terima kasih? Terlalu klise dan nggak tulus?! Uangkan saja rasa terima kasihmu, transfer ke rekeningku." Ujar Master Qingfeng.
"Oke! Ngomong-ngomong Shifu, apakah orangtuaku sekarang baik-baik saja?" Tanyaku.
“Kau hanya perlu tenang, mereka semua baik-baik saja. Ngomong-ngomong, apa kau sekarang sedang bersiap pergi ke Sekte Gan Shi bersama Zhao Man?” Master Qingfeng menanyakan padaku melalui telepon.
“Shifu, kau sudah tahu semuanya?” tanyaku.
“Aku menebaknya sendiri. Dengan sifat anehmu, nasihatku yang banyak pun tak berguna. Tapi karena kau pergi, ingatlah satu kalimat dariku.” Suara Master Qingfeng menjadi sangat serius di sini.
“Shifu katakanlah, pasti kuingat erat-erat!” janjiku.
“Kau adalah anggota Sekte Naga Harimau Maoshan, sekaligus murid Master Qingfeng. Jadi kemana pun kau pergi, apapun yang kau lakukan, jangan mempermalukan Sekte Longhu atau aku! Tegakkan tulang punggungmu! Lebih baik jangan cari masalah dengan mereka. Tapi jika hari ini kau pergi, GONCANGKAN mereka sampai langit terbalik! Biarpun langit runtuh, Sekte Longhu akan menopangmu!! Syaratnya: kau harus pulang hidup-hidup. Ingat?!” Master Qingfeng menggelegar di ujung telepon.
“Ingat! Shifu, tenang saja, aku pasti pulang hidup-hidup.”
“Bagus. Urusan di sini jangan dikhawatirkan. Aku dan Xiao Ran ada di rumahmu. Kalau tak ada hal lain, kita tutup telepon dulu. Ingat, pulang hidup-hidup lalu transfer ‘Ucapan Terima Kasih’ ke rekeningku.” Setelah berkata demikian, Master Qingfeng langsung mematikan telepon.
“Shisan, bagaimana?” Zhao Man yang telah menungguku dengan wajahnya tampak cemas segera bertanya setelah melihatku menutup telepon.
Aku menggelengkan kepala:
“Orangtuaku sekarang baik-baik saja. Shifu dan Xiao Ran - salah satu ahli Sekte Longhu - sedang di rumahku.”
Zhao Man mendengar sampai di sini, juga menghela napas panjang, menepuk-nepuk dadanya dengan lembut sambil berkata: "Mereka baik-baik saja sudah cukup, Shifu dan timmu benar-benar memikirkan semuanya dengan matang, aku benar-benar sampai lupa..."
"Shisan?" Tepat di saat itu, suara Taotie dari giok kuno yang selalu berada di dalam tas ranselku tiba-tiba terdengar dari dalam liontin giok.
"Ada apa?" tanyaku.
"Malam ini, aku akan mengorbankan nyawa menemani Junzi, pergi bersamamu ke Sekte Gan Shi untuk mengobrak-abrik seluruh sekte mereka."
"Baik." Setelah menyetujui, keyakinan dalam hatiku langsung bertambah tak terhingga. Dengan bantuan makhluk buas Taotie ini, bukan hanya jenazah perempuan itu, bahkan seluruh Sekte Gan Shi mungkin bukan lawannya.
"Selain itu, sebaiknya jangan biarkan wanita ini ikut denganmu. Wanita selalu merepotkan, meskipun sifat gadis ini agak mirip pria, tapi dia tetaplah wanita." Taotie melanjutkan nasihatnya padaku.
"Baik." Meski tak sepenuhnya setuju dengan pernyataan Taotie tentang wanita yang merepotkan, aku tetap menyetujuinya.
Alasannya sederhana, karena permusuhanku dengan Sekte Gan Shi adalah urusan pribadi, tak ingin melibatkan Zhao Man dan Tim Penyelidik Fenomena Gaib Nasional.
"Kak Zhao Man, malam ini aku akan pergi ke Sekte Gan Shi sendirian. Tunggulah di sini sampai aku kembali." Kataku menatap Zhao Man.
