"Zhao Man yang berdiri di sampingku langsung bertanya alasanku setelah mendengar perkataanku, lalu penasaran, \"Ngomong-ngomong Shisan, tadi kamu bicara dengan siapa? Bukankah istri hantumu masih di alam baka?\""
Aku terpaksa mengarang alasan bahwa di dalam liontin giok yang kubawa ada hantu kecil yang menungguku untuk bereinkarnasi, dan tadi sedang berbicara dengannya. Aku tidak memberitahu Zhao Man tentang masalah Taotie.
"Shisan, aku tidak setuju kamu pergi sendiri." Zhao Man tidak memperdalam pertanyaan tentang dengan siapa aku berbicara tadi, justru sangat menentang rencanaku untuk pergi sendirian ke Sekte Gan Shi di Gunung Qingyuan.
"Apa kamu tidak mau aku ikut karena akan merepotkan?" tanya Zhao Man lagi padaku.
"Bukan begitu. Aku lebih leluasa bergerak sendiri. Lagipula jika terjadi masalah, kita berdua tidak bisa kabur. Jika mereka menangkapmu, seorang wanita, apa akibatnya nanti?" jelasku pada Zhao Man.
Zhao Man menyunggingkan bibirnya, sorot matanya penuh tekad, "Shisan, kukatakan jelas padamu. Malam ini kamu jangan harap bisa bertindak sendirian. Aku harus ikut. Lagipula Gunung Qingyuan ini menyambung beberapa bukit. Tanpa pemandu, kamu bisa tersesat semalaman mencari markas Sekte Gan Shi."
Setelah mendengar perkataan Zhao Man, aku terdiam, sama sekali tidak tahu harus berbuat apa. Sebelumnya Taotie telah memperingatkanku untuk tidak membawa Zhao Man, tapi dia bersikeras harus ikut tanpa ada ruang kompromi.
"Sudahlah, cewek ini memang keras kepala. Kalau dia mau ikut, biarkan dia jadi pemandu kita. Lumayan bisa menghemat waktu." Suara berat Taotie kembali terdengar saat aku berada dalam dilema.
"Baik." Aku menyetujui.
"Baik? Maksudmu apa?" Zhao Man menatapku penuh tanda tanya.
"Artinya malam ini kita berdua akan pergi ke Sekte Gan Shi bersama." Jawabku padanya.
"Nah gitu dong. Aku kira kau sudah besar kepala dan meremehkan kami." Zhao Man mengangguk puas. "Oke Shisan, aku pulang dulu untuk persiapan. Kita berangkat tepat pukul delapan malam dari sini ke Gunung Qingyuan, setuju?"
Kubalas, "Oke, pukul delapan."
Setelah Zhao Man pergi, kesepian di kamar membuat amarahku memuncak. Prinsipku: jangan ganggu aku, aku tak akan ganggu kalian. Tapi sejak Sekte Gan Shi berani menyentuh orangtuaku, tak akan ada belas kasihan lagi. Aku harus menemukan dalang di balik semua ini dan menghabisi mereka dengan tanganku sendiri.
Kakek-nenek sudah tiada. Kini orangtua adalah harta terbesarku. Siapapun yang berani menyakiti mereka, akan kubuat menyesal seumur hidup!
……
“Pukul delapan seperempat, aku dan Zhao Man sudah keluar dari penginapan kecil tadi, lalu bergegas menuju Gunung Qingyuan di depan.”
“Di utara, malam musim dingin adalah cuaca yang bisa membekukan orang sampai mati tanpa konsekuensi.”
“Jika ada angin, ini jelas bukan cuaca yang baik untuk keluar rumah.”
“Baru saja keluar dari penginapan berpenghangat bersama Zhao Man, belum jauh berjalan, angin dingin yang menusuk tulang langsung berhembus. Kulit yang terbuka terasa seperti dicukur pisau, dingin yang menggigit hingga sakit.”
“Kucoba mengalirkan energi Yang dari Dantian ke seluruh tubuh. Kehangatan mulai muncul dari dalam, angin dingin yang menerpa pun perlahan tak terasa sedahsyat sebelumnya.”
“Kutolehkan kepala melihat Zhao Man di samping. Hidungnya sudah memerah terbakar angin dingin, tubuhnya sesekali masih gemetar halus...”
“Melihat ini, kulepas mantel tebal terluarku dan kuserahkan padanya.”
“Zhao Man memandang mantel yang kujulurkan dengan heran: "Shisan, kenapa kau lepas mantelmu? Kau tidak kedinginan? Cepat pakai lagi, jangan sampai sakit."”
“Kugelengkan kepala sambil tersenyum:”
“"Kak Zhao, aku baik-baik saja. Ada energi Yang dari latihan ilmu Tao yang melindungiku. Aku tak merasa dingin. Kau saja yang pakai."”
“"Kau benar-benar tidak kedinginan?" Zhao Man menatapku dengan ragu.”
“Sungguh, apa perlunya aku berbohong padamu?” Zhao Man mendengar ucapanku, melihat aku memang tidak terlihat kedinginan, baru menerima jaket dari tanganku dan memakainya.
“Shisan, musim semi hampir tiba, kenapa tiba-tiba malam ini jadi sedingin ini? Sepertinya akan terjadi embun beku. Andai saja aku tahu daerah sekitar Gunung Qingyuan sedingin ini, pasti kubawa lebih banyak baju hangat.” Zhao Merapatkan bajunya sambil berkata.
“Tak akan lama lagi dinginnya...” Kalimat ini kusampaikan seolah untuk Zhao Man, juga untuk diriku sendiri.
Meski dinginnya malam musim dingin bisa merenggut nyawa, pemandangan malamnya justru lebih indah. Cahaya bulan putih memancar ke tanah, membuat kami berdua tak perlu menyalakan senter yang kami bawa.
Kabut tipis bergoyang-goyang ditiup angin dingin, bagai bayangan hantu yang menari-nari diiringi desau angin. Aku mengikuti di belakang Zhao Man, menatap beberapa bintang kecil di langit yang terlihat semakin sepi di bawah terang bulan.
Saat ini, aku teringat Rushuang. Dulu dia sering menemaniku duduk di hamparan rumput memandang bintang. Pasti sekarang dia menungguku di alam baka. Aku tak akan membuatnya menunggu lama. Setelah urusan dengan Sekte Gan Shi selesai, aku akan segera berangkat ke Sungai Kuning mencari "Pulau Yin-Yang".
Setelah melewati jalan setapak ini bersama Zhao Man, melewati sebuah bukit tanah di depan, kami akan tiba di Gunung Qingyuan.
Saat memasuki Gunung Qingyuan, lingkungan yang awalnya terbuka tiba-tiba menjadi padat. Berbagai jenis pepohonan tak terhitung jumlahnya bermunculan di sekeliling. Angin dingin berhembus dari belakang menggoyangkan daun-daun cemara hingga berdesir.
Bayangan pohon yang diterangi cahaya bulan di tanah bergerak tertiup angin, menambah nuansa seram di pegunungan yang sudah sunyi ini.
Sepanjang perjalanan setelah mulai mendaki, aku dan Zhao Man hampir tidak berbicara. Kami terus berjalan dengan fokus. Setelah berjalan lebih dari setengah jam, tiba-tiba cahaya bulan tertutup awan kelam, membuat pencahayaan sekitar meredup.
Kami terpaksa mengeluarkan senter dari tas ransel dan melanjutkan perjalanan ke depan.
Setelah melewati hutan cemara yang lebat, terlihat sebuah bukit yang tidak terlalu tinggi dengan lereng landai di depan kami.
Zhao Man menunjuk bukit itu sambil menoleh padaku, "Shisan, melewati bukit depan itu adalah wilayah sekte Gan Shijiang."
"Baik!" jawabku singkat sambil hati-hati melangkahi bebatuan, tetap mengikuti di belakang Zhao Man menuju bukit tersebut.
"Kukuruyuk..." Tiba-tiba suara aneh terdengar dari belakang kami. Mirip suara merpati tapi lebih parau.
Segera kukumpulkan energi Yang di kedua mata dan memindai sekeliling. Meski udara pegunungan dingin, tak terdeteksi energi Yin di sekitar.
“Shisan, teriakan binatang apa itu tadi?” Zhao Man menoleh ke arah belakang kami sambil menyorotkan senter ke arah tersebut.
Kugelengkan kepala sambil berkata: "Aku juga belum pernah mendengar suara seperti itu."
Setelah beberapa saat menyorotkan senter tanpa hasil, Zhao Man berbalik dan mengajakku melanjutkan perjalanan sambil berpesan: "Kita semakin dekat dengan Sekte Gan Shi, harus ekstra waspada."
"Ya, ngomong-ngomong Kak Zhao Man, aku masih bingung. Kalau Sekte Gan Shi memang menargetku, kenapa mereka tidak langsung menyerangku? Mengapa harus terus-terusan menyakiti orang tak bersalah?"
Zhao Man menatapku: "Mereka ingin kau merasa bersalah."
"Membuatku merasa bersalah?" tanyaku.
"Benar. Dengan cara ini, mereka menanamkan rasa bersalah dalam hatimu, menciptakan tekanan mental berat. Bahkan tanpa pertempuran, mereka bisa menghancurkanmu. Sekaligus mempermalukan Tim Penyelidik Fenomena Gaib kami!" suara Zhao Man penuh amarah.
"Begitu rupanya. Demi tujuan mereka, nyawa orang tak berdosa pun dikorbankan. Benar-benar sekelompok sialan yang menghalalkan segala cara!"
"Makanya aku harus ikut. Kita harus cari bukti kuat kejahatan Sekte Gan Shi. Dengan bukti cukup, aku akan laporkan ke atasan dan musnahkan sekte terkutuk ini dari muka bumi!" Zhao Man mengatupkan gigi berkata.
Aku baru saja ingin bicara, tapi tiba-tiba aku merasakan udara di sekitar semakin dingin dengan tajam, dan muncul kabut putih yang menyelimuti...
"Kak Zhao Man, hati-hati, ada Energi Yin di sekitar sini!!" Merasakan adanya Energi Yin di belakang kami, aku segera mengingatkan Zhao Man.
